Pembuat Kalung Masker Banjir Pensanan
Tangkap Peluang Usaha di Masa Pandemi
GIANYAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 masih memberikan banyak peluang kepada warga untuk berkreasi.
Misalnya, Desak Made Yunitaningsih,30, ibu dua anak ini menjadikan pandemi sebagai peluang. Dia membuat aksesoris kalung masker.
Sekitar awal-awal, Oktober 2020, kalung masker tidak begitu diminati masyarakat. Tapi, kini Yunita kebanjiran pesanan, bahkan pemasarannya sudah sampai ke luar Bali.
Ditemui di kediamannya, Jalan Raden Wijaya, Lingkungan Candi Baru, Kelurahan/Kecamatan Gianyar, Gianyar,
Sabtu (23/1), Desak Yunita mengaku berupaya menangkap peluang bisnis di masa pandemi covid-19. "Saya sempat membuat kue, tapi kurang hoki. Akhirnya sejak Oktober 2020 lalu kepikiran membuat kalung masker," jelas istri dari Dewa Gede Candra Dharma ini.
Pertama kali, Yunita tertarik saat melihat kalung masker yang dipakai youtuber ternama di Indonesia. "Saya lihat kok bagus, akhirnya coba bikin. Saya cari bahan-bahannya. Seperti tali, manik-manik, kristal dan pernak pernik lain," jelas alumni SMAN 1 Blahbatuh ini.
Awalnya, Yunita sebatas membuat kalung polos tanpa motif. Itu pun hanya sebatas pemakaian pribadi. "Saya coba tawarkan ke publik dengan memakai sendiri. Terutama saat sembahyang ke pura. Karena dikombinasikan dengan kebaya sangat cantik," ungkap ibu rumah tangga asal Banjar Sawagunung, Desa Pejeng Kelod, Kecamatan Tampaksiring ini.
Di awal pembuatan, Yunita menanam modal hanya Rp 200.000 untuk membeli perlengkapan. Yunita pun mengaku permintaan awal tidak selaris saat ini. Bahkan banyak kalangan yang menganggap terlalu berlebihan. "Saya awal pakai justru dipelototin sama masyarakat. Dianggap terlalu menor. Tapi sekarang sudah menjadi kebutuhan, jadi tren," jelasnya.
Perlahan namun pasti, permintaan motif lain datang dari konsumen. Yunita pun kembali berkreasi. "Saya dan suami coba coba kreasi lain. Sengaja membuat kalung masker yang mewah, bahan kristal kerlap-kerlip," ujarnya. Dalam hal pemasaran, Yunita memanfaatkan akun media sosial dan memiliki sejumlah reseller. "Bisa cek di ig @callmeyunita. Reseller kami juga cukup banyak," ujarnya.
Saat sudah menjadi tren, kini Yunita kebanjiran order. Bahkan satu reseller berhasil menjual puluhan kalung masker per hari. "Memenuhi orderan mereka saja sudah kewalahan. Sampai gak sempat membuat stok," ungkapnya. Harga setiap kalung masker berbeda tergantung motif. "Kisaran Rp 15.000 sampai Rp 25.000," ujarnya. Peminatnya kini dari berbagai kalangan. Mulai anak-anak, dewasa perempuan maupun pria. "Juga punya langganan istri anggota dewan. Ordernya cukup banyak dan bervariasi, sesuai warna kebaya. Sukanya yang mewah-mewah," jelasnya. Pemasaran luar Bali seperti Malang, Lombok dan Batam. "Kalau pemesanan sekitar Gianyar masih bisa saya langsung hantarkan. Tapi kalau luar Gianyar biasanya pakai jasa pengiriman," ujarnya.
Bisnis kalung masker inipun menjadi penopang kebutuhan sehari-hari nya. "Ya cukuplah untuk sehari-hari," ungkapnya. Per hari, pasutri Yunita-Candra mengaku maksimal bisa membuat 35 pcs masker. Namun jika ramai permintaan, bisa lebih dari itu. "Kadang sampai bergadang semalaman memenuhi order," ujarnya. *nvi
Komentar