Misteri Pura Prajapati Berbentuk Candi di Nusa Penida
Pura Prajapati di areal Pura Dalem, Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, memiliki sebuah palinggih unik berbentuk candi setinggi sekitar 17 meter.
SEMARAPURA, NusaBali
Dikisahkan palinggih berbentuk candi itu, dibangun oleh seorang seniman tersohor di Nusa Penida, bernama I Dewa Gede Pura (almarhum). ”Proses pembangunan sendiri diilhami dari sebuah wahyu,” ujar Bendesa Pakraman Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Tayanegara, Rabu (16/11).
Hanya saja hingga saat ini krama setempat belum mengetui kenapa palinggih di Pura Prajapati berbentuk Candi, termasuk tahun pembuatannya. Yang jelas, Bendesa Tayanegara menyebut pura tersebut sudah menjadi warisan dari generasi ke generasi. Dia mengakui banyak kalangan yang bertanya tentang Pura Prajapati berbentuk candi ala di Jawa, termasuk sempat turun dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Klungkung. Tapi pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail silsilah palinggih tersebut. “Pegawai Disbudpar sempat berkunjung ke sini (Pura Prajapati), dan mengambil beberapa foto,” terang Tayanegara.
Kata dia, piodalan di Pura Dalem dan Parajapati Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul, jatuh pada rahina Buda Kliwon Matal. Pura ini diempon oleh 5 Banjar di desa pakraman setempat, yakni Banjar Mentigi, Banjar Sampalan, Banjar Geria Tengah, Banjar Batununggul dan Banjar Tainbesi. Sehingga ketika pujawali krama yang tangkil cukup membludak. “Ida Bhtara nyejer selama 3 hari, tepatnya mesineb pada Saniscara Pon Wuku Matal, Sabtu (19/11),” ujar Tayanegara.
Sementara, prosesi saat piodalan diawali dengan pelastian diiringi tari wali seperti Baris Gede, Tejang Dewa, Tari Topeng, serta Tari Wali Pendet Pasupan yang dibawakan oleh ibu-ibu PKK. *wa
Dikisahkan palinggih berbentuk candi itu, dibangun oleh seorang seniman tersohor di Nusa Penida, bernama I Dewa Gede Pura (almarhum). ”Proses pembangunan sendiri diilhami dari sebuah wahyu,” ujar Bendesa Pakraman Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Tayanegara, Rabu (16/11).
Hanya saja hingga saat ini krama setempat belum mengetui kenapa palinggih di Pura Prajapati berbentuk Candi, termasuk tahun pembuatannya. Yang jelas, Bendesa Tayanegara menyebut pura tersebut sudah menjadi warisan dari generasi ke generasi. Dia mengakui banyak kalangan yang bertanya tentang Pura Prajapati berbentuk candi ala di Jawa, termasuk sempat turun dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Klungkung. Tapi pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail silsilah palinggih tersebut. “Pegawai Disbudpar sempat berkunjung ke sini (Pura Prajapati), dan mengambil beberapa foto,” terang Tayanegara.
Kata dia, piodalan di Pura Dalem dan Parajapati Desa Pakraman Dalem Setra Batununggul, jatuh pada rahina Buda Kliwon Matal. Pura ini diempon oleh 5 Banjar di desa pakraman setempat, yakni Banjar Mentigi, Banjar Sampalan, Banjar Geria Tengah, Banjar Batununggul dan Banjar Tainbesi. Sehingga ketika pujawali krama yang tangkil cukup membludak. “Ida Bhtara nyejer selama 3 hari, tepatnya mesineb pada Saniscara Pon Wuku Matal, Sabtu (19/11),” ujar Tayanegara.
Sementara, prosesi saat piodalan diawali dengan pelastian diiringi tari wali seperti Baris Gede, Tejang Dewa, Tari Topeng, serta Tari Wali Pendet Pasupan yang dibawakan oleh ibu-ibu PKK. *wa
Komentar