Tak Diambil Keluarga, RS Sanglah Bingung
Para perawat yang iba melihatnya sampai harus urunan setiap hari untuk membelikan diapers (popok)
Sudah Tiga Bulan Nenek Rini Huni Ruang Lely
DENPASAR, NusaBali
Seorang nenek 57 tahun bernama Rini Setyawati, beralamat di Jalan Tondano Gang Sri Arta IV No 2, Sanur, Denpasar Selatan yang didiagnosa mengalami gejala stroke dan gangguan jiwa sudah tiga bulan tinggal di ruang Lely RSUP Sanglah Denpasar. Meski sudah diperbolehkan pulang sejak lama, namun pihak keluarga tidak ada yang menjemputnya. Bahkan, kini untuk membiayainya selama di RS yang diluar tanggungan JKBM, seperti pembelian diapers (popok) yang harus dilakukan pergantian tiap hari, berasal dari para perawat yang iba melihatnya.
Menurut Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Sanglah I Putu Putra Wisada, pihaknya sudah berupaya untuk memulangkan pasien ke keluarganya terhitung sejak 18 Agustus 2016. Namun pihak keluarga yang sudah dihubungi bahkan didatangi menyatakan sudah tidak mau mengurusinya. Upaya pun berlanjut menghubungi Dinas Sosial Provinsi Bali, namun Dinsos tidak bisa mengambil pasien lantaran masih dalam status memiliki keluarga.
"Kita juga sempat ke Pemkot Denpasar, namun responnya juga sama, bahkan yang terakhir upaya kita ke Gubernur dan bersurat untuk mendapatkan petunjuk kemana pasien harus dibawa dan pembiayaan JKBM sebatas mana. Karena kini kami bingung mau membawa pasien ini kemana. Sampai membeli pampers perawat dan petugas lainnya urunan membelikan setiap harinya," kata Putra Wisada kepada NusaBali, Jumat (18/11).
Putra Wisada pun berharap pihak Pemprov Bali dapat merespons cepat surat yang dikirimkan pihak RS Sanglah, karena selain dari pembiayaan diluar JKBM, juga terbatasnya bed untuk pasien lain yang seharusnya sudah bisa masuk, namun masih ditempati pasien Rini Setyawati.
"Kami juga bingung ini mau dibawa kemana kecuali dirawat dulu. Mungkin sampai nanti ada donatur yang mau membantu untuk mengambil pasien dan dirawat oleh donatur. Kami juga kan tidak bisa menelantarkan pasien kecuali harus dirawat dulu. Bukan hanya kendala bed, di sini juga kita kasihan pada pasien yang sudah sehat terkontaminasi lagi oleh penyakit," tambahnya.
Sebelumnya, Nenek Rini dibawa ke IGD RSUP Sanglah pada 10 Agustus 2016 karena mengalami stroke dan gangguan kejiwaan, bahkan saat itu sempat diantar keluarganya. Setelah berselang sehari, keluarga nenek Rini malah menghilang meninggalkannya tanpa ditengok sekalipun hingga kini, padahal pihak RS Sanglah sudah menghubunginya berulang kali. “Keadaannya waktu itu, lemas tidak bisa jalan karena mengalami gejala stroke,” kata Putra Wisada * .cr63
DENPASAR, NusaBali
Seorang nenek 57 tahun bernama Rini Setyawati, beralamat di Jalan Tondano Gang Sri Arta IV No 2, Sanur, Denpasar Selatan yang didiagnosa mengalami gejala stroke dan gangguan jiwa sudah tiga bulan tinggal di ruang Lely RSUP Sanglah Denpasar. Meski sudah diperbolehkan pulang sejak lama, namun pihak keluarga tidak ada yang menjemputnya. Bahkan, kini untuk membiayainya selama di RS yang diluar tanggungan JKBM, seperti pembelian diapers (popok) yang harus dilakukan pergantian tiap hari, berasal dari para perawat yang iba melihatnya.
Menurut Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Sanglah I Putu Putra Wisada, pihaknya sudah berupaya untuk memulangkan pasien ke keluarganya terhitung sejak 18 Agustus 2016. Namun pihak keluarga yang sudah dihubungi bahkan didatangi menyatakan sudah tidak mau mengurusinya. Upaya pun berlanjut menghubungi Dinas Sosial Provinsi Bali, namun Dinsos tidak bisa mengambil pasien lantaran masih dalam status memiliki keluarga.
"Kita juga sempat ke Pemkot Denpasar, namun responnya juga sama, bahkan yang terakhir upaya kita ke Gubernur dan bersurat untuk mendapatkan petunjuk kemana pasien harus dibawa dan pembiayaan JKBM sebatas mana. Karena kini kami bingung mau membawa pasien ini kemana. Sampai membeli pampers perawat dan petugas lainnya urunan membelikan setiap harinya," kata Putra Wisada kepada NusaBali, Jumat (18/11).
Putra Wisada pun berharap pihak Pemprov Bali dapat merespons cepat surat yang dikirimkan pihak RS Sanglah, karena selain dari pembiayaan diluar JKBM, juga terbatasnya bed untuk pasien lain yang seharusnya sudah bisa masuk, namun masih ditempati pasien Rini Setyawati.
"Kami juga bingung ini mau dibawa kemana kecuali dirawat dulu. Mungkin sampai nanti ada donatur yang mau membantu untuk mengambil pasien dan dirawat oleh donatur. Kami juga kan tidak bisa menelantarkan pasien kecuali harus dirawat dulu. Bukan hanya kendala bed, di sini juga kita kasihan pada pasien yang sudah sehat terkontaminasi lagi oleh penyakit," tambahnya.
Sebelumnya, Nenek Rini dibawa ke IGD RSUP Sanglah pada 10 Agustus 2016 karena mengalami stroke dan gangguan kejiwaan, bahkan saat itu sempat diantar keluarganya. Setelah berselang sehari, keluarga nenek Rini malah menghilang meninggalkannya tanpa ditengok sekalipun hingga kini, padahal pihak RS Sanglah sudah menghubunginya berulang kali. “Keadaannya waktu itu, lemas tidak bisa jalan karena mengalami gejala stroke,” kata Putra Wisada * .cr63
1
Komentar