Anak Sutena Raih Young Authors Award
Seorang putra Bali asal Desa Tegak, Kecamatan Klungkung, Gede Pande Wisnu Suryantara, 30, menorehkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan Young Authors Award dalam acara International Mineral Processing Congress (IMPC) 2016, di Quebec, Kanada, September lalu.
SEMARAPURA, NusaBali
Penghargaan Young Authors Award ini diberikan atas prestasinya masuk 10 besar pemakalah terbaik dalam IMPC 2016 tersebut.
Gede Pande Wisnu Suryantara yang notabene putra dari politisi PDIP mantan Ketua DPRD Klungkung 1999-2004, I Wayan Sutena, dalam ajang IMPC 2016 berkompetisi dengan 1.000 profesional dan akademisi yang bergerak di bidang industri tambang, 60 negara. Dia merupakan satu-satunya peserta dari Indonesia.
Jebolan S2 Teknik Kimia UGM Jogjakarta yang dapat beasiswa menempuh program S3 Jurusan Mineral Processing Engineering di Kyushu University, Jepang ini awalnya me-mbuat riset ‘pelekatan gelembung pada mineral kalkopirit dan molibdenit’. Kemudian, riset dalam bentuk makalah tersebut dipersentasikan di ajang IMPC 2016 di Kanada.
Akhirnya, makalah Gede Pande berhasil lolos sebagai 10 makalah terbaik kategori peserta di bawah usia 35 tahun. Atas prestasi gemilang tersebut, akademisi muda kelahiran 27 September 1986 ini memperoleh penghargaan Young Authors Award. “Ini prestasi membanggakan,” jelas ayah Gede Pande, Wayan Sutena, saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung, Jumat (18/11).
Gede Pande sendiri dapat beasiswa menempuh program S3 Jurusan Mineral Processing Engineering di Kyushu University, Jepang sejak 2014. Kesehariannya, dia dosen pengajar salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Menurut Sutena, Gede Pande sudah menunjukkan bakat dan prestasi akademis sejak duduk di bangku Kelas VI SDN 2 Semarapura Tengah, dengan menduduki ranking teratas.
Prestasinya kian melejit setelah sekolah di SMPN 2 Semarapura dan SMAN 1 Se-marapura. “Anak saya ini berturut-turut memperoleh juara umum di sekolah,” terang Sutena. Setamat SMA, Gede Pande yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara melanjutkan kuliah UGM Jogjakarta, ambil Jurusan Teknik Kimia. Dia suskes menyelesaikan program S1 Teknik Kimia UGM dengan predikat cume laude, karena Indek Prestasi Kumulatif (IPK)-nya tembus 3,93.
Gede Pande kemudian melanjutkan S2 Magister Teknik Kimia UGM. Berkat keu-letannya, Gede Pande berhasil menyelesaikan program S2 pada 2013 dengan nilai sempurna, karena IPK-nya mencapai 4,00. “Dia (Gede Pande) anak yang rajin dalam belajar, serta sopan dan santun,” cerita Sutena, mantan Ketua DPC PDIP Klungkung yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Bali 2015-2020.
Menurut Sutena, prestasinya itu mengantarkan Gede Pande diterima menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Para dosen setempat dan teman-temannya kemudian mendorong Gede Pande agar melamar jadi dosen di UGM. Namun sayang, dia gagal lolos karena tidak mendapatkan rekomendasi dari Dekan-nya di UGM.
Gagal jadi dosen di UGM, Gede Pande mengikuti test seleksi untuk memporoleh beasiswa kuliah S3 Jurusan Mineral Processing Engineering di Kyushu University, Jepang tahun 2014. Ternyata, dia berhasil tembus. “Sebelum berangkat, kakeknya sempat berpesan agar Gede Pande jangan sampai tidak fokus kuliah karena pacaran. Juga diberi pesan jangan pernah lupa leluhur,” ungkap Sutena.
Sejak kuliah di Jepang, Gede Pande jarang pulang ke tanah leluhur Bali. Terakhir, dia pulang ke Desa Tegak, Klungkung, awal September 2016 lalu, sesaat sebelum berangkat ke Kanada untuk kompetisi IMPC. Saat kepulangannya itu, Sutena sempat menayakan kepada putranya apakah sudah siap menikah di usia 30 tahun?
Dengan nada goyon, Gede Pande meminta kepada sang ayah untuk mencarikan dewasa ayu (hari baik) buat upacara pernikahan. “Saya kira dia serius, ternyata bergurau. Anak saya ini pilih fomkus kuliah dulu,” kenang Sutena. * wa
Penghargaan Young Authors Award ini diberikan atas prestasinya masuk 10 besar pemakalah terbaik dalam IMPC 2016 tersebut.
Gede Pande Wisnu Suryantara yang notabene putra dari politisi PDIP mantan Ketua DPRD Klungkung 1999-2004, I Wayan Sutena, dalam ajang IMPC 2016 berkompetisi dengan 1.000 profesional dan akademisi yang bergerak di bidang industri tambang, 60 negara. Dia merupakan satu-satunya peserta dari Indonesia.
Jebolan S2 Teknik Kimia UGM Jogjakarta yang dapat beasiswa menempuh program S3 Jurusan Mineral Processing Engineering di Kyushu University, Jepang ini awalnya me-mbuat riset ‘pelekatan gelembung pada mineral kalkopirit dan molibdenit’. Kemudian, riset dalam bentuk makalah tersebut dipersentasikan di ajang IMPC 2016 di Kanada.
Akhirnya, makalah Gede Pande berhasil lolos sebagai 10 makalah terbaik kategori peserta di bawah usia 35 tahun. Atas prestasi gemilang tersebut, akademisi muda kelahiran 27 September 1986 ini memperoleh penghargaan Young Authors Award. “Ini prestasi membanggakan,” jelas ayah Gede Pande, Wayan Sutena, saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Kaja Kangin, Desa Tegak, Kecamatan Klungkung, Jumat (18/11).
Gede Pande sendiri dapat beasiswa menempuh program S3 Jurusan Mineral Processing Engineering di Kyushu University, Jepang sejak 2014. Kesehariannya, dia dosen pengajar salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Menurut Sutena, Gede Pande sudah menunjukkan bakat dan prestasi akademis sejak duduk di bangku Kelas VI SDN 2 Semarapura Tengah, dengan menduduki ranking teratas.
Prestasinya kian melejit setelah sekolah di SMPN 2 Semarapura dan SMAN 1 Se-marapura. “Anak saya ini berturut-turut memperoleh juara umum di sekolah,” terang Sutena. Setamat SMA, Gede Pande yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara melanjutkan kuliah UGM Jogjakarta, ambil Jurusan Teknik Kimia. Dia suskes menyelesaikan program S1 Teknik Kimia UGM dengan predikat cume laude, karena Indek Prestasi Kumulatif (IPK)-nya tembus 3,93.
Gede Pande kemudian melanjutkan S2 Magister Teknik Kimia UGM. Berkat keu-letannya, Gede Pande berhasil menyelesaikan program S2 pada 2013 dengan nilai sempurna, karena IPK-nya mencapai 4,00. “Dia (Gede Pande) anak yang rajin dalam belajar, serta sopan dan santun,” cerita Sutena, mantan Ketua DPC PDIP Klungkung yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP Bali 2015-2020.
Menurut Sutena, prestasinya itu mengantarkan Gede Pande diterima menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Para dosen setempat dan teman-temannya kemudian mendorong Gede Pande agar melamar jadi dosen di UGM. Namun sayang, dia gagal lolos karena tidak mendapatkan rekomendasi dari Dekan-nya di UGM.
Gagal jadi dosen di UGM, Gede Pande mengikuti test seleksi untuk memporoleh beasiswa kuliah S3 Jurusan Mineral Processing Engineering di Kyushu University, Jepang tahun 2014. Ternyata, dia berhasil tembus. “Sebelum berangkat, kakeknya sempat berpesan agar Gede Pande jangan sampai tidak fokus kuliah karena pacaran. Juga diberi pesan jangan pernah lupa leluhur,” ungkap Sutena.
Sejak kuliah di Jepang, Gede Pande jarang pulang ke tanah leluhur Bali. Terakhir, dia pulang ke Desa Tegak, Klungkung, awal September 2016 lalu, sesaat sebelum berangkat ke Kanada untuk kompetisi IMPC. Saat kepulangannya itu, Sutena sempat menayakan kepada putranya apakah sudah siap menikah di usia 30 tahun?
Dengan nada goyon, Gede Pande meminta kepada sang ayah untuk mencarikan dewasa ayu (hari baik) buat upacara pernikahan. “Saya kira dia serius, ternyata bergurau. Anak saya ini pilih fomkus kuliah dulu,” kenang Sutena. * wa
Komentar