Pecalang dan Satgas Jaga Pantai Saat Banyu Pinaruh
DENPASAR, NusaBali
Sesuai dengan surat edaran Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar yang meminta krama tak lakukan ritual Banyu Pinaruh sehari setelah Hari Suci Saraswati, Minggu (31/1) diatensi Satgas Covid-19 dan Pecalang desa adat yang menaungi pantai di Kota Denpasar.
Setiap warga hendak ke pantai pun diminta putar balik dan diimbau melakukan panglukatan di rumah masing-masing saja.
Seperti yang terjadi di Pantai Padanggalak, Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur. Pecalang dari Desa Adat Kesiman beserta Linmas melakukan penjagaan di pintu masuk pantai. Mereka mencegah setiap warga yang akan ke pantai untuk melukat. Satu-per satu kendaraan yang akan ke pantai diminta putar balik.
Salah seorang Pecalang, Made Astawa mengatakan penjagaan ini dilakukan mulai pukul 03.00 Wita dengan penjagaan dilakukan 4 shift khusus hari ini (kemarin). Astawa mengatakan, untuk satu shift bertugas sebanyak 10 orang pecalang maupun Linmas. "Ini penjagaannya sampai sore, karena orang melukat kan biasanya sampai sore. Pantai ditutup satu hari ini," jelasnya. Hal serupa juga terlihat di kawasan Pantai Sanur, Denpasar. Warga yang hendak berkunjung ke pantai untuk tujuan melukat maupun jalan-jalan diminta putar balik petugas.
Sebelumnya MDA Kota Denpasar mengeluarkan surat edaran terkait pelaksanaan hari raya Saraswati, Banyupinaruh dan Pagerwesi. Surat edaran nomor 25/MDA-DPS/I/2021 ini merupakan upaya untuk mengantisipasi adanya penularan Covid-19 pada klaster upacara adat dan keagamaan. *mis
Komentar