Persembahyangan Usaba Dimel Tanpa Pamangku
AMLAPURA, NusaBali
Puncak Usaba Dimel di Pura Dalem Desa Adat Selat, Kecamatan Selat, Karangasem pada Redite Umanis Ukir, Minggu (14/1) nanti. Jelang Usaba Dimel, Bendesa Adat Selat, Jro Mangku Wayan Gede Mustika, memimpin paruman di Pura Bale Agung, Senin (1/2).
Keputusannya, persembahyangan ngraga atau sendiri-sendiri tanpa pamangku. Krama berumur 1,5 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun dilarang ke pura. Pembatasan pamedek ini untuk mencegah terjadinya kerumunan saat pandemi Covid-19.
Jro Mangku Wayan Gede Mustika mengungkapkan, pecalang akan ditugaskan di depan apit surang atau pintu keluar masuk jeroan Pura Dalem. Pecalang bertugas mengecek suhu tubuh pamedek. Pamedek dengan suhu tubuh di atas 37,7 derajat celcius dilarang masuk pura. Pecalang juga mengarahkan pamedek untuk cuci tangan. Pamedek wajib pakai masker. Setiap persembahyangan dengan peserta kurang dari 50 orang. Kedatangan pamedek dari 18 banjar adat diatur untuk mencegah terjadinya kerumunan.
Persembahyangan ngraga atau sendiri-sendiri tanpa dipimpin Jro Mangku Dalem. Jro Mangku Wayan Gede Mustika mengungkapkan, krama biasanya muspa sebanyak tiga kali ke Pura Dalem, kali ini cukup sekali. Krama yang tinggal di luar Desa Adat Selat cukup ngayat dari merajan atau sanggah kamulan. Ngaturang banten prani mulai pukul 03.00 Wita. “Khusus krama yang naur sosod, yang hadir hanya perwakilan agar tidak banyak yang datang. Kehadiran krama kami batasi,” ungkap Jro Mangku Wayan Gede Mustika yang mantan Inspektur pada Inspektorat Daerah Karangasem. Pembatasan pamedek ke pura karena masih pandemi Covid-19.
Paruman jelang Usaba Dimel juga dihadiri Ketua GTPP (Gugus Tugas Percepatan Penanganan) Covid-19 Kecamatan Selat I Nengah Danu, Ketua GTPP Covid-19 Desa Peringsari I Wayan Bawa, Ketua GTPP Covid-19 Desa Amerta Bhuana I Wayan Suara, Ketua GTPP Covid-19 Desa Selat I Gusti Ngurah Oka, dan 18 kelian banjar adat se-Desa Adat Selat. Ketua GTPP Covid-19 Kecamatan Selat yang juga Camat Selat, I Nengah Danu mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak ada yang terkonfirmasi Covid-19 di saat menggelar upacara Usaba Dimel. “Bagaimana caranya agar Usaba Dimel bisa berjalan dan semua krama sehat terhindar dari Covid-19. Makanya dilakukan pengaturan krama secara ketat,” ungkap Nengah Danu. *k16
Komentar