Single Anyar Nyonya Ayu Hadir dalam Kemasan Vintage
DENPASAR, NusaBali
Ayu Febra Nurmayani yang sebelumnya dikenal sebagai penyanyi pop, jazz dan pemusikalisasi puisi, kembali berkarya melalui single anyar bertajuk Cerita 24 Jam.
Dalam Cerita 24 Jam penyanyi solo yang biasa dipanggil Eba ini mencoba musik bernuansa vintage yang jarang digali oleh musisi solo di Bali. Kesempatan ini menjadi peluang bagi Eba untuk merebranding dirinya di dunia tarik suara di Bali. Rebranding baru yang dimaksud, yaitu kehadiran dirinya dengan nama baru, aliran baru, dan konsep yang baru. “Dulu aku pernah rilis beberapa lagu, memang belum sempat sampai album juga, tapi alirannya pop konvensional. Aku merasa jiwanya nggak ada di sana, jadi dalam beberapa pencarian, akhirnya menemukan jalur yang sesuai hati, jadi mengulang semua dari awal dan mencoba rebranding,” ujarnya pada NusaBali, Rabu (3/2).
Dalam rebranding nama dirinya, alter nama Nyonya Ayu pun dipilih. “Selain sudah merasa matang, baik dari segi proses dan status yang memang tidak sendiri lagi, Nyonya suatu saat punya impian jadi orang yang dinaikkan derajatnya. Kalau Ayu sendiri selain namaku, dianggap Indonesia banget dan membumi, memancarkan khas perempuan Indonesia,” jelasnya.
Dengan nama Nyonya Ayu, kehadirannya kini datang dengan konsep yang lebih matang dari sebelumnya.
“Karya-karya sebagai Nyonya Ayu aku rasa lebih matang baik dari proses, materi serta aku sebagai penyanyi. Di Denpasar aliran vintage memang banyak tapi sebagai fashion style mungkin lagu-laguku nanti sebagai pelengkapnya. Nuansa vintage selalu mengajak kita membuka dan mengingat memori, aku merasa vintage itu everlasting dan unik,” sambung Eba yang menyukai lagu-lagu Payung Teduh dan Kunto Aji ini.
Lagu-lagu baru yang dirilisnya, termasuk pula Cerita 24 Jam, diproduksi di bawah naungan label Revolusi Musik Indonesia bekerja sama dengan The Bladobeatsmith. Single anyar Nyonya Ayu ini diciptakan oleh Sinjang Poer yang berusaha untuk menangkap momen-momen yang dekat dalam laku sehari-hari kemudian membentangkannya dalam metafora-metafora sederhana namun tetap indah sebagai imaji bagi pendengarnya.
“Ceritanya tentang kehidupan kita sehari-hari aja kok, sebenarnya simple, hanya dikemas dalam metafora aja. Tentang manusia dengan manusia lain di sekelilingnya, pasti ada pertengkaran, pasti harapan, pasti ada rasa sedih kecewa begitupun sebaliknya bahagia,” lanjut penyanyi kelahiran Denpasar, 22 Februari 1989 ini.
Proses berkarya yang dilalui Nyonya Ayu tidaklah singkat. Dirinya berproses selama kurang lebih satu tahun sebelum meluncurkan karya teranyarnya. “Cukup lama, kalau dihitung juga dengan pencarian diri yang aku bilang tadi, lebih dari 6 bulan, hampir 1 tahun. Selain sambil menunggu mood yang nggak kunjung pas, ya tapi memang dikumpulin dulu beberapa syair dan sekalian milih beberapa lagu,” tuntasnya. *cr74
Komentar