Warga Dawan Kaler Keluhkan PDAM
Air PDAM hanya bisa mengalir di malam hari, itupun hanya beberapa jam saja.
SEMARAPURA, NusaBali
Warga Banjar Metulis dan Banjar Sengguan, Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung, mengeluhkan makin lemahnya pelayanan PDAM Klungkung. Karena warga dua banjar ini tertimpa krisis air bersih sejak beberapa bulan lalu.
Penyebabnya, pendistribusian air bersih dari sumur bor di Desa Dawan Kaler oleh PDAM belum maksimal. Air PDAM hanya bisa mengalir di malam hari, itupun hanya beberapa jam saja. Informasi di Desa Dawan Kaler, sumur bor tersebut dibangun atas kesepakatan dari Desa Dawan Kaler dan PDAM, pada tahun 2010. Mengingat sumber air di sana cukup minim. Setelah sumur bor selesai, warga di Desa Dawan Kaler maupun desa tetangga di sekitarnya bisa memperoleh air bersih. Namun, beberapa waktu kemudian malah warga di Desa Dawan Kaler, tepatnya di Banjar Metulis dan Banjar Sengguan, tidak bisa menikmati air tersebut. “Paling airnya mengalir dari pukul 19.00 Wita ke atas, itupun hanya sebentar,” keluh warga Banjar Sengguan I Wayan Derana, Minggu (20/11).
Kata dia, tersendatnya air pada kedua banjar itu sudah berlangsung selama beberapa bulan, namun yang terparah terjadi sejak sebulan lalu. Sejatinya keluhan tersendatnya air PDAM ini, sudah disampaikan berkali-kali. Baik kepada pihak PDAM, aparat desa setempat termasuk ke anggota DPRD Klungkung. Hanya saja sampai saat ini kondisinya masih tetap sama. Bahkan yang disayangkan dari warga di kedua banjar tersebut malah warga di desa tetangga yang posisinya lebih di atas bisa menikmati air lewat sumur bor itu. Sehingga jika tidak segera ditangani maka jangan salahkah warga melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. “Bisa saja nanti sumur bor itu ditutup,” ancamnya.
Perbekel Desa Dawan Keler I Kadek Sudarmawa mengatakan, pihaknya memang mendapat banyak keluhan dan masukan atas seretnya air di Banjar Sengguan dan Metulis. Mengingat keberadaan sumur bor itu berada di wilayah Desa Dawan Kaler. Ia minta kepada PDAM untuk memprioritaskan distribusi air bersih untuk warga di Desa Dawan Kaler, sebelum ke desa lain. “Kami juga berharap pihak PDAM lebih tanggap terhadap keluhan di masyarakat,” pintanya.
Anggota DPRD Klungkung yang juga warga Desa Dawan Kaler, I Komang Gede Ludra, tidak menampik kondisi tersebut. Pihaknya sudah menyampaikan hal ini ke PDAM. Hanya saja begitu masukan disampaikan dalam waktu beberapa hari air memang kembali lancar, namun lama-kelamaan airnya kembali kecrat-kecrit alias tidak lancar. Bagitupula informasi di masyarakat sempat muncul ancaman untuk menutup sumur bor tersebut. Namun, sejumlah tokoh masyarakat masih bisa meredam emosi masyarakat. “Kami minta agar PDAM agar segera mengatasinya,” tegas politisi Partai Hanura ini. Saat dirinya melakukan serap aspirasi, hal itu juga menjadi persoalan.
Direktur PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa saat dikonfirmasi mengenai persoalan tersebut via telepon pukul 15.00 Wita, sambungan teleponnya terhubung, namun tidak diangkat. Kabag Teknik PDAM Klungkung I Ketut Karnata mengaku akan segera mengecek hal itu dengan Kepala Unit PDAM di Dawan. Kata dia, kecilnya leyanan air bersih di Dawan Kaler karena pipa induknya menjadi satu dengan beberapa desa di sekitarnya. Dampaknya, karena lokasi Desa Dawan Kaler lebih tinggi, maka otomatis airnya akan lebih lancar terdistribusi ke desa-desa yang bertofografi lebih rendah. Selain itu, jumlah pelanggan juga kian bertambah sehingga membutuhkan debet air lebih besar.
Kata Karnata untuk memaksimalkan pelayanan khususnya di wilayah Kecamatan Dawan, pihaknya berencana untuk membangun 2 sumur bor lagi di Kecamatan Dawan. Lokasinya masih akan dilakukan uji geolistik untuk mengetahui kandungan air di dalam tanah. “Itupun kalau pihak desa menyetujui rencana tersebut,” katanya. * wa
Penyebabnya, pendistribusian air bersih dari sumur bor di Desa Dawan Kaler oleh PDAM belum maksimal. Air PDAM hanya bisa mengalir di malam hari, itupun hanya beberapa jam saja. Informasi di Desa Dawan Kaler, sumur bor tersebut dibangun atas kesepakatan dari Desa Dawan Kaler dan PDAM, pada tahun 2010. Mengingat sumber air di sana cukup minim. Setelah sumur bor selesai, warga di Desa Dawan Kaler maupun desa tetangga di sekitarnya bisa memperoleh air bersih. Namun, beberapa waktu kemudian malah warga di Desa Dawan Kaler, tepatnya di Banjar Metulis dan Banjar Sengguan, tidak bisa menikmati air tersebut. “Paling airnya mengalir dari pukul 19.00 Wita ke atas, itupun hanya sebentar,” keluh warga Banjar Sengguan I Wayan Derana, Minggu (20/11).
Kata dia, tersendatnya air pada kedua banjar itu sudah berlangsung selama beberapa bulan, namun yang terparah terjadi sejak sebulan lalu. Sejatinya keluhan tersendatnya air PDAM ini, sudah disampaikan berkali-kali. Baik kepada pihak PDAM, aparat desa setempat termasuk ke anggota DPRD Klungkung. Hanya saja sampai saat ini kondisinya masih tetap sama. Bahkan yang disayangkan dari warga di kedua banjar tersebut malah warga di desa tetangga yang posisinya lebih di atas bisa menikmati air lewat sumur bor itu. Sehingga jika tidak segera ditangani maka jangan salahkah warga melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. “Bisa saja nanti sumur bor itu ditutup,” ancamnya.
Perbekel Desa Dawan Keler I Kadek Sudarmawa mengatakan, pihaknya memang mendapat banyak keluhan dan masukan atas seretnya air di Banjar Sengguan dan Metulis. Mengingat keberadaan sumur bor itu berada di wilayah Desa Dawan Kaler. Ia minta kepada PDAM untuk memprioritaskan distribusi air bersih untuk warga di Desa Dawan Kaler, sebelum ke desa lain. “Kami juga berharap pihak PDAM lebih tanggap terhadap keluhan di masyarakat,” pintanya.
Anggota DPRD Klungkung yang juga warga Desa Dawan Kaler, I Komang Gede Ludra, tidak menampik kondisi tersebut. Pihaknya sudah menyampaikan hal ini ke PDAM. Hanya saja begitu masukan disampaikan dalam waktu beberapa hari air memang kembali lancar, namun lama-kelamaan airnya kembali kecrat-kecrit alias tidak lancar. Bagitupula informasi di masyarakat sempat muncul ancaman untuk menutup sumur bor tersebut. Namun, sejumlah tokoh masyarakat masih bisa meredam emosi masyarakat. “Kami minta agar PDAM agar segera mengatasinya,” tegas politisi Partai Hanura ini. Saat dirinya melakukan serap aspirasi, hal itu juga menjadi persoalan.
Direktur PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa saat dikonfirmasi mengenai persoalan tersebut via telepon pukul 15.00 Wita, sambungan teleponnya terhubung, namun tidak diangkat. Kabag Teknik PDAM Klungkung I Ketut Karnata mengaku akan segera mengecek hal itu dengan Kepala Unit PDAM di Dawan. Kata dia, kecilnya leyanan air bersih di Dawan Kaler karena pipa induknya menjadi satu dengan beberapa desa di sekitarnya. Dampaknya, karena lokasi Desa Dawan Kaler lebih tinggi, maka otomatis airnya akan lebih lancar terdistribusi ke desa-desa yang bertofografi lebih rendah. Selain itu, jumlah pelanggan juga kian bertambah sehingga membutuhkan debet air lebih besar.
Kata Karnata untuk memaksimalkan pelayanan khususnya di wilayah Kecamatan Dawan, pihaknya berencana untuk membangun 2 sumur bor lagi di Kecamatan Dawan. Lokasinya masih akan dilakukan uji geolistik untuk mengetahui kandungan air di dalam tanah. “Itupun kalau pihak desa menyetujui rencana tersebut,” katanya. * wa
Komentar