Jelang Imlek, Pengunjung Vihara Dharmayana Kuta Dibatasi
MANGUPURA, NusaBali
Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 yang jatuh pada 12 Februari 2021, dipastikan digelar berbeda dari biasanya.
Pengurus Vihara Dharmayana Kuta, Kecamatan Kuta, Badung, memutuskan membatasi pengunjung yang akan melaksanakan ibadah untuk menghindari kerumunan orang, mengingat saat ini sedang dalam situasi pandemi Covid-19.
Penanggung Jawab Pengurus Vihara Dharmayana Kuta Adi Dharmaja Kusuma, Jumat (5/2) siang, mengatakan perayaan tahun baru Imlek, yang masih dalam masa pandemi Covid-19, tentu akan berbeda dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya. Seperti kegiatan menyambut Imlek di Vihara Dharmayana Kuta, yang biasanya diisi prosesi tolak bala berkeliling, kini ditiadakan. Keputusan tersebut untuk menghormati peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. Tidak hanya prosesi tolak bala yang ditiadakan, persembahyangan di klenteng juga akan dibatasi.
Adi Dharmaja menambahkan, pada tanggal 11-12 Februari 2021, yang merupakan moment puncak Hari Raya Imlek, akan melakukan pengaturan ketat kepada umat yang akan melakukan persembahyangan. “Selain membentuk tim protokol kesehatan (prokes) dari internal banjar, sejumlah pengaturan pembatasan di dalam vihara juga diberlakukan, seperti hanya membuka 2 akses pintu masuk vihara, dari 4 pintu yang ada. Dua pintu masuk vihara yang berada di pintu utama dan samping vihara juga akan dijaga oleh tim dari kepolisian, linmas dan muda-mudi,” katanya.
Sesuai aturan yang dikeluarkan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19, Adi Dharmaja juga membatasi waktu persembahyangan di vihara. Dari biasanya dilakukan sampai pukul 00.00 Wita, kini hanya diberlakukan sampai pukul 20.00 Wita. Dia pun mengharapkan umat yang melakukan persembahyangan agar senantiasa disiplin menerapkan prokes mulai dari mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan.
“Kami juga mengimbau kepada umat agar sebisanya melaksanakan persembahyangan di rumah masing-masing, demi menghindari kerumunan. Utamanya jelang moment pergantian tahun pada tanggal 11 Februari 2021, tengah malam. Jadi pada saat sembahyang pergantian tahun (sembahyang tutup tahun, Red), itu hanya dilakukan oleh pengurus saja,” harap Adi Dharmaja.
Jumlah pengempon vihara dari Banjar Dharma Semadi, cukup banyak berjumlah 145 kepala keluarga (KK). Jika semuanya diperkenankan untuk melakukan persembahyangan di vihara, ditakutkan akan mengundang kerumunan. Terutama pada saat upacara persembahyangan tutup tahun yang biasanya diikuti sekitar 1.500 umat. “Karena itu, pada saat upacara tutup tahun, kami berharap umat melaksanakan persembahyangan masing-masing di rumah. Kemudian pada esok harinya dilaksanakan persembahyangan yang menyesuaikan dengan prokes,” imbuh Adi Dharmaja.
“Jika ditotal umat yang bersembahyang saat tutup tahun dan keesokan harinya itu bisa mencapai 2.500 orang. Karena saat ini pandemi, maka kami harus batasi untuk menjaga prokes dan kebaikan bersama. Bagi umat yang ingin bersembahyang ke vihara agar tidak datang beramai-ramai. Kalau ingin mengucapkan selamat Imlek bisa dilakukan secara virtual,” imbau Adi Dharmaja
Pembatasan juga berlaku pada saat pelaksanaan persembahyangan Cap Go Meh pada tanggal 26 Februari 2021. Prosesi itu merupakan rangkaian terakhir dari perayaan tahun baru Imlek, atau purnama pertama setelah Hari Raya Imlek. “Tahun lalu pada saat perayaan Cap Go Meh, biasanya diisi dengan pertunjukan seni kreativitas dari pemuda, namun tahun ini itu ditiadakan,” tandas Adi Dharmaja. *dar
Komentar