Lagi, Pembangunan Lanjutan GOR Debes Ditunda
Batal Dapat BKK Rp 10 M dari Pemprov Bali
TABANAN, NusaBali
Pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) Debes tahap III di Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Tabanan, kembali ditunda.
Padahal, tahun 2021 GOR ini dirancang mendapatkan dana BKK (Bantuan Keuangan Khusus) dari Pemprov Bali Rp 10 miliar. Pembatalan tersebut karena Pemprov Bali tahun 2021 memprioritaskan kegiatan lebih strategis. Kabid Bangunan Gedung Dinas PUPRPKP (Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Tabanan, Kadek Faridatini Sueca menjelaskan, sebenarnya pembangunan GOR Debes tahap III akan berlanjut di tahun 2021. Karena pembangunan ini sudah ada di Dokumen Pelaksanaan Anggaran tahun 2021. Namun sesuai kabar yang diterima Sabtu (6/2), BKK tersebut urung didapat. "Kami dapat info resm kemarin (Sabtu,Red), bahwa BKK ini tidak dapat. Info ini melalui surat tertanggal 5 Februari 2021," ujarnya Minggu (7/2).
Alasan BKK untuk pembangunan GOR tahap III tidak bisa terealisasi, jelas Faridatini, karena ada kebutuhan anggaran yang lebih strategis di Propinsi Bali. Semua kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana BKK Propinsi Bali ditunda pelaksanaannya. "Awalnya memang akan dilanjutkan pembangunan tahap III karena anggaran Rp 10 miliar sudah ada di DPA Tahun 2021," imbuhnya.
Menurut Faridatini, jika anggaran Rp 10 miliar ini diterima, maka akan dipakai menuntaskan bagian bangunan hingga selesai, terutama bagian dalam gedung. Anggaran ini termasuk tribune dan ruangan pendukung, finishing tampak depan, samping dan belakang sekaligus arsitekturalnya. Anggaran itu pun dirasa cukup untuk menuntaskan tahap III yang sudah sejak lama dinantikan terutama oleh Koni Tabanan. "Sama seperti tahun lalu karena Covid-19, maka anggaran tidak terealisasi untuk pembangunan tahap III," katanya.
Kata Faridatini, karena rencama itu sudah muncul di DPA maka sudah ada persiapan membuat DED (detail engenering design). Diperkirakan, jika tidak ada halangan gagal tender, Juni 2021 proses pengerjaan sudah dimulai. "Untuk sekarang ini kami masih menunggu dulu. Karena memang suasana kini sedang berjibaku memerangi penyebaran Covid-19," terangnya.
Menurut Faridatini, pembangunan GOR Debes dilakukan secara multiyears atau berlanjutan dari tahun ke tahun. Pengerjaan tahap I mulai dilakukan tahun 2018, disusul pengerjaan tahap II setengah finising di tahun 2019. Saat pembangunan GOR Debes tahap I, rekanan sempat kena finalty (denda) karena tidak sanggup menuntaskan pembangunan tahap I sesuai dengan kontrak kerja. Pembangunan tahap I kala itu menyelesaikan kerangka bangunan hingga atap. *des
Alasan BKK untuk pembangunan GOR tahap III tidak bisa terealisasi, jelas Faridatini, karena ada kebutuhan anggaran yang lebih strategis di Propinsi Bali. Semua kegiatan-kegiatan yang bersumber dari dana BKK Propinsi Bali ditunda pelaksanaannya. "Awalnya memang akan dilanjutkan pembangunan tahap III karena anggaran Rp 10 miliar sudah ada di DPA Tahun 2021," imbuhnya.
Menurut Faridatini, jika anggaran Rp 10 miliar ini diterima, maka akan dipakai menuntaskan bagian bangunan hingga selesai, terutama bagian dalam gedung. Anggaran ini termasuk tribune dan ruangan pendukung, finishing tampak depan, samping dan belakang sekaligus arsitekturalnya. Anggaran itu pun dirasa cukup untuk menuntaskan tahap III yang sudah sejak lama dinantikan terutama oleh Koni Tabanan. "Sama seperti tahun lalu karena Covid-19, maka anggaran tidak terealisasi untuk pembangunan tahap III," katanya.
Kata Faridatini, karena rencama itu sudah muncul di DPA maka sudah ada persiapan membuat DED (detail engenering design). Diperkirakan, jika tidak ada halangan gagal tender, Juni 2021 proses pengerjaan sudah dimulai. "Untuk sekarang ini kami masih menunggu dulu. Karena memang suasana kini sedang berjibaku memerangi penyebaran Covid-19," terangnya.
Menurut Faridatini, pembangunan GOR Debes dilakukan secara multiyears atau berlanjutan dari tahun ke tahun. Pengerjaan tahap I mulai dilakukan tahun 2018, disusul pengerjaan tahap II setengah finising di tahun 2019. Saat pembangunan GOR Debes tahap I, rekanan sempat kena finalty (denda) karena tidak sanggup menuntaskan pembangunan tahap I sesuai dengan kontrak kerja. Pembangunan tahap I kala itu menyelesaikan kerangka bangunan hingga atap. *des
Komentar