Air PDAM Sering Ngadat, Warga Minta Potongan Pembayaran
DENPASAR, NusaBali
Pelanggan Perumda Tirta Sewakadarma atau PDAM Kota Denpasar terus mengalami krisis akibat kondisi air yang selalu mati.
Keluhan kerap terjadi, terutama di kawasan Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Timur.
Salah seorang warga di Jalan Antasura, Banjar Bantas, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Gede Wijaya, Selasa (9/2) mengungkapkan di wilayahnya air sering mati. Kegiatan rumah tangga pun menjadi lumpuh jika air PDAM tak mengalir.
Gede Wijaya mengaku setiap bulan bayar bayar rutin tagihan PDAM dan tidak boleh telat. Jika telat sehari saja menurut dia, harus kena denda. "Telat sedikit bayar kita didenda, tapi kalau seperti ini tanggung jawab PDAM dimana?" jelasnya.
Gede Wijaya ingin, PDAM juga bertanggung jawab dengan seringnya air mati. Paling tidak warga yang sering kena imbas juga diberi potongan pembayaran 50 persen. "Kalau kita telat bayar didenda langsung. Kalau pelayanan mereka telat ya harusnya mereka memotong 50 persen pembayaran pelanggan yang terdampak," ujarnya.
Dia meminta, PDAM bisa berinovasi ke depannya karena menyangkut pelayanan publik. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Sewakadarma, IB Gede Arsana membenarkan sering adanya kemacetan aliran air di wilayah Denpasar Utara dan Denpasar Timur. "Seringnya mati ini kan seperti saya bilang itu karena ada proyek bendungan di hulu. Berkali-kali kami komunikasi dengan Provinsi Bali tetapi belum ada penanganan," jelasnya.
Sementara, terkait dengan permintaan potongan tagihan dari warga, dia mengaku tidak bisa merealisasikannya. Karena persoalan pemotongan pembayaran air ini keputusannya ada di Walikota Denpasar. Jika memang bisa dilakukan pemotongan dipastikan ada perjanjian di awal saat pemasangan kilometer baru. Tetapi, sampai saat ini belum ada untuk pemotongan tarif. *mis
Salah seorang warga di Jalan Antasura, Banjar Bantas, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Gede Wijaya, Selasa (9/2) mengungkapkan di wilayahnya air sering mati. Kegiatan rumah tangga pun menjadi lumpuh jika air PDAM tak mengalir.
Gede Wijaya mengaku setiap bulan bayar bayar rutin tagihan PDAM dan tidak boleh telat. Jika telat sehari saja menurut dia, harus kena denda. "Telat sedikit bayar kita didenda, tapi kalau seperti ini tanggung jawab PDAM dimana?" jelasnya.
Gede Wijaya ingin, PDAM juga bertanggung jawab dengan seringnya air mati. Paling tidak warga yang sering kena imbas juga diberi potongan pembayaran 50 persen. "Kalau kita telat bayar didenda langsung. Kalau pelayanan mereka telat ya harusnya mereka memotong 50 persen pembayaran pelanggan yang terdampak," ujarnya.
Dia meminta, PDAM bisa berinovasi ke depannya karena menyangkut pelayanan publik. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Sewakadarma, IB Gede Arsana membenarkan sering adanya kemacetan aliran air di wilayah Denpasar Utara dan Denpasar Timur. "Seringnya mati ini kan seperti saya bilang itu karena ada proyek bendungan di hulu. Berkali-kali kami komunikasi dengan Provinsi Bali tetapi belum ada penanganan," jelasnya.
Sementara, terkait dengan permintaan potongan tagihan dari warga, dia mengaku tidak bisa merealisasikannya. Karena persoalan pemotongan pembayaran air ini keputusannya ada di Walikota Denpasar. Jika memang bisa dilakukan pemotongan dipastikan ada perjanjian di awal saat pemasangan kilometer baru. Tetapi, sampai saat ini belum ada untuk pemotongan tarif. *mis
1
Komentar