Sembilan Orang Reaktif
Pedagang dan Pengunjung Pasar Banyuasri Dirapid
Dari 9 orang pedagang, pengunjung, dan seorang sopir angkot yang hasil rapidnya reaktif, diserahkan kepada nakes Puskesmas Buleleng I untuk diswab.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 109 orang pedagang dan pengunjung Pasar Tumpah dan Pasar Banyuasri dirapid test antigen, Selasa (9/2) pagi. Kodim 1609/Buleleng menggandeng tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Buleleng I, bersinergi melakukan rapid test sebagai upaya pencegahan dini dan menekan potensi penularan Covid-19 di pasar. Sembilan orang dari seratusan yang dirapid test dinyatakan reaktif dan lanjut menjalani uji swab.
Pelaksanaan rapid test menyasar tempat keramaian, bukan kali pertama dilakukan Kodim 1609/Buleleng. Kegiatan serupa sebelumnya dilakukan di depan Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat perayaan Hari Raya Pagerwesi, pelaksanaan shalat Jumat, hingga merapid bebotoh setelah dilakukan pembubaran tajen di Desa Ularan, Kecamatan Seririt.
Rapid test menggunakan rapid antigen dan antibody dilakukan oleh tiga kelompok nakes yang sudah siap dari pukul 09.00 Wita. Satu per satu pedagang pasar dan pengunjung langsung dirapid. Selain itu juga ada sejumlah sopir angkot hingga anggota Satlantas Polres Buleleng yang bergabung melakukan rapid test.
Kasdim 1609/Buleleng Mayor Inf I Gede Merta Santosa di sela-sela pelaksanaan rapid, mengatakan TNI sebagai bagian Satgas mengacu pada Surat Edaran (SE) Gubernur dan SE Bupati terbaru melakukan pengetatan kegiatan masyarakat yang berpotensi terjadi kerumunan. “Tempat-tempat yang mengundang kerumunan ini langsung kami datangi, terutama pasar, mal, tempat pariwisata, restoran, dan tempat kegiatan agama. Mudah-mudahan bisa menekan kasus penularan,” kata Mayor Santosa.
Pelaksanaan rapid massal menyasar tempat kerumunan akan dilakukan secara bertahap hingga kasus konfirmasi baru di Buleleng mereda. Selanjutnya dari 9 orang pedagang, pengunjung, dan seorang sopir angkot yang hasil rapidnya reaktif, diserahkan kepada nakes Puskesmas Buleleng I untuk diswab.
Sementara itu seorang pedagang ayam di Pasar Tumpah Banyuasri, Ketut Nesriani, 33, mengaku baru pertama kali mengikuti rapid test. Dia yang keseharian mengais rezeki di pasar dengan potensi penularan cukup tinggi mengaku was-was selama pandemi ini. Namun setelah mengetahui hasil rapid antigennya non reaktif, dia mengaku sedikit lega.
“Ya setiap hari berhadapan sama pembeli kan tidak tahu juga, tapi mau bagaimana lagi kalau tidak dagang tidak makan. Selama ini paling tetap pakai masker dan rajin cuci tangan saja, karena sudah disediakan di depan dan ada imbauan juga dari desa adat di sini. Pengawasannya cukup ketat terutama pemakaian masker,” kata Nesriani. Dia menilai kegiatan rapid test yang dilakukan sangat baik untuk mengetahui lebih awal jika ada yang terjangkit. “Kalau lebih cepat tahu lebih baik, kami juga dagang setiap hari bisa lebih lega,” tuturnya. *k23
Pelaksanaan rapid test menyasar tempat keramaian, bukan kali pertama dilakukan Kodim 1609/Buleleng. Kegiatan serupa sebelumnya dilakukan di depan Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat perayaan Hari Raya Pagerwesi, pelaksanaan shalat Jumat, hingga merapid bebotoh setelah dilakukan pembubaran tajen di Desa Ularan, Kecamatan Seririt.
Rapid test menggunakan rapid antigen dan antibody dilakukan oleh tiga kelompok nakes yang sudah siap dari pukul 09.00 Wita. Satu per satu pedagang pasar dan pengunjung langsung dirapid. Selain itu juga ada sejumlah sopir angkot hingga anggota Satlantas Polres Buleleng yang bergabung melakukan rapid test.
Kasdim 1609/Buleleng Mayor Inf I Gede Merta Santosa di sela-sela pelaksanaan rapid, mengatakan TNI sebagai bagian Satgas mengacu pada Surat Edaran (SE) Gubernur dan SE Bupati terbaru melakukan pengetatan kegiatan masyarakat yang berpotensi terjadi kerumunan. “Tempat-tempat yang mengundang kerumunan ini langsung kami datangi, terutama pasar, mal, tempat pariwisata, restoran, dan tempat kegiatan agama. Mudah-mudahan bisa menekan kasus penularan,” kata Mayor Santosa.
Pelaksanaan rapid massal menyasar tempat kerumunan akan dilakukan secara bertahap hingga kasus konfirmasi baru di Buleleng mereda. Selanjutnya dari 9 orang pedagang, pengunjung, dan seorang sopir angkot yang hasil rapidnya reaktif, diserahkan kepada nakes Puskesmas Buleleng I untuk diswab.
Sementara itu seorang pedagang ayam di Pasar Tumpah Banyuasri, Ketut Nesriani, 33, mengaku baru pertama kali mengikuti rapid test. Dia yang keseharian mengais rezeki di pasar dengan potensi penularan cukup tinggi mengaku was-was selama pandemi ini. Namun setelah mengetahui hasil rapid antigennya non reaktif, dia mengaku sedikit lega.
“Ya setiap hari berhadapan sama pembeli kan tidak tahu juga, tapi mau bagaimana lagi kalau tidak dagang tidak makan. Selama ini paling tetap pakai masker dan rajin cuci tangan saja, karena sudah disediakan di depan dan ada imbauan juga dari desa adat di sini. Pengawasannya cukup ketat terutama pemakaian masker,” kata Nesriani. Dia menilai kegiatan rapid test yang dilakukan sangat baik untuk mengetahui lebih awal jika ada yang terjangkit. “Kalau lebih cepat tahu lebih baik, kami juga dagang setiap hari bisa lebih lega,” tuturnya. *k23
1
Komentar