Uniknya Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 di Griya Kongco Dwipayana
DENPASAR, NusaBali
Hujan tak menghentikan semangat warga untuk berdoa di Griya Kongco Dwipayana yang berlokasi di Jalan Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar Selatan, di hari pertama Tahun Baru Imlek 2572, Jumat (12/2).
Sejak pagi mereka telah berdatangan untuk melakukan persembahyangan di Kongco Dwipayana.Persembahyangan yang dilakukan, Jumat (12/2) ini merupakan hari perayaan setelah sehari sebelumnya dilakukan upacara tutup tahun. “Kemarin sudah kita laksanakan prosesi menutup tahun yang silam, dan membuka tahun ini (2572),” ujar Pamucuk Griya Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adnyana.
Dalam prosesi menutup tahun yang dilakukan malam sebelumnya, prosesi diiringi juga dengan penampilan barongsai dan tarian Bali di Kongco Dwipayana. Ini merupakan bentuk akulturasi budaya yang menjadi tradisi di kongco yang bercorak Hindu-Budha ini. Sementara itu, hari pertama tahun baru merupakan hari perayaan yang diisi denngan berdoa.
Tak hanya itu, bentuk akulturasi juga terlihat dari para pamedek yang datang berdoa. Para umat yang datang, ada yang bersembahyang sesuai tradisi Tionghoa, namun terdapat juga pamedek yang berbusana adat Bali dan berdoa muspa layaknya di Bali. Dengan adanya keberagaman ini, maka urutan persembahyangan juga menjadi berbeda.
“Urutan sembahyang sudah diatur sedemikian rupa, karena di sini ada dua versi sembahyangnya, secara Chinese dan secara Bali. Yang secara Chinese ada ditentukan nomor-nomor urutan persembahyangannya. Kalau secara Balinya, cukup dengan ngayat di Pesamuan Ida Betara Sami. Beda cara, tapi tujuannya sama,” lanjut pamucuk yang juga dikenal sebagai Atu Mangku ini.
Beberapa umat, sebelum melakukan persembahyangan di kongco, juga telah melakukan perembahyangan di Pura Candi Narmada yang letaknya bersebelahan. Sementara itu, untuk persembahyangan di kongco sendiri, para umat diimbau untuk menjalankan prokes, mulai dari kesediaan tempat cuci tangan, pengecekan suhu sebelum memasuki areal persembahyangan, hngga para umat yang tetap mengenakan masker selagi berdoa. Ida Bagus Adnyana berharap, agar tahun berzodiak kerbau logam ini semua tantangan segera berlalu.
“Sekarang ini tantangan kan berdampingan, dalam hal Covid-19 dan ekonomi. Jadi benar-benar dilema bagaimana mensiasati tantangan yang berat. Mudah-mudahan, diibaratkan shio kerbau, menjadi tahan banting dan tahan uji,” tuntasnya. *cr74
Dalam prosesi menutup tahun yang dilakukan malam sebelumnya, prosesi diiringi juga dengan penampilan barongsai dan tarian Bali di Kongco Dwipayana. Ini merupakan bentuk akulturasi budaya yang menjadi tradisi di kongco yang bercorak Hindu-Budha ini. Sementara itu, hari pertama tahun baru merupakan hari perayaan yang diisi denngan berdoa.
Tak hanya itu, bentuk akulturasi juga terlihat dari para pamedek yang datang berdoa. Para umat yang datang, ada yang bersembahyang sesuai tradisi Tionghoa, namun terdapat juga pamedek yang berbusana adat Bali dan berdoa muspa layaknya di Bali. Dengan adanya keberagaman ini, maka urutan persembahyangan juga menjadi berbeda.
“Urutan sembahyang sudah diatur sedemikian rupa, karena di sini ada dua versi sembahyangnya, secara Chinese dan secara Bali. Yang secara Chinese ada ditentukan nomor-nomor urutan persembahyangannya. Kalau secara Balinya, cukup dengan ngayat di Pesamuan Ida Betara Sami. Beda cara, tapi tujuannya sama,” lanjut pamucuk yang juga dikenal sebagai Atu Mangku ini.
Beberapa umat, sebelum melakukan persembahyangan di kongco, juga telah melakukan perembahyangan di Pura Candi Narmada yang letaknya bersebelahan. Sementara itu, untuk persembahyangan di kongco sendiri, para umat diimbau untuk menjalankan prokes, mulai dari kesediaan tempat cuci tangan, pengecekan suhu sebelum memasuki areal persembahyangan, hngga para umat yang tetap mengenakan masker selagi berdoa. Ida Bagus Adnyana berharap, agar tahun berzodiak kerbau logam ini semua tantangan segera berlalu.
“Sekarang ini tantangan kan berdampingan, dalam hal Covid-19 dan ekonomi. Jadi benar-benar dilema bagaimana mensiasati tantangan yang berat. Mudah-mudahan, diibaratkan shio kerbau, menjadi tahan banting dan tahan uji,” tuntasnya. *cr74
1
Komentar