Petani Manggis di Tabanan Merana
TABANAN, Nusabali
Petani buah manggis di Kabupaten Tabanan merana. Penyebabnya, para petani gagal panen dan ketersediaan buah sedikit. Imbasnya, permintaan ekspor 9.000 ton buah manggis terancam tak bisa dipenuhi.
Petani gagal panen karena cuaca buruk dan manggis adalah buah musiman. Eksportir manggis, Jero Tesan, mengatakan tahun 2021 ini petani manggis di Kecamatan Selemadeg Barat dan Kecamatan Pupuan gagal panen. Puncak panen yang sudah semestinya terjadi pada bulan Februari ini hasilnya kurang dari 5 persen. “Dari 4.000 ton sekali panen, sekarang hanya 150 ton. Jauh berkurang, bahkan buah manggis di Tabanan sudah habis,” ungkap Jero Tesan, Senin (16/2).
Menurutnya, penyebab petani manggis gagal panen belum bisa diketahui pasti. Jika karena cuaca buruk, biasanya buah manggis masih bisa berbuah. Jero Tesan sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mengetahui penyebab petani gagal panen buah manggis. “Apa penyebabnya harus ada kajian akademis,” beber Jero Tesan.
Menurut Jero Tesan, gagal panen buah manggis ini tidak hanya terjadi di Bali saja. Gagal panen buah manggis juga terjadi di luar Bali, mulai dari Sumatra Selatan bahkan negara Thailand mengalami nasib serupa. Saat ini buah manggis hanya bisa dapatkan di Buleleng. Buah manggis di Tabanan pada Desember 2020 lalu sudah habis sehingga eksportir mengalami keterbatasan stok. Otomatis berpengaruh pada ekspor manggis ke Cina. Dari 9.000 kouta ekspor untuk Tabanan baru bisa dipenuhi 86 ton.
Padahal petani berharap di tengah kesulitan ekonomi dampak dari pandemi Covid-19 ada perputaran uang. “Sekarang produk tidak ada meskipun ada pasar, tahun ini adalah tahun terparah, biasanya belum pernah terjadi seperti ini,” kata Jero Tesan. Mengatasi permasalahan ini, para eksportir di Bali sudah berkoordinasi dengan asosiasi eksportir seluruh Indonesia. Buah manggis yang didapat sedikit tersebut akan digabung untuk diekspor. “Kami sudah koordinasi lewat zoom meeting supaya bisa memenuhi kebutuhan ekspor,” tandas Jero Tesan.
Harga buah manggis yang diekspor kualitas I masih Rp 60.000 per kilogram, sedangkan untuk lokal kualitas 2 dan 3 harganya Rp 20 ribu -25 ribu per kilogram. Luas perkebunan manggis di Tabanan sekitar 950 hektare tersebar di Kecamatan Selemadeg Barat dan Kecamatan Pupuan.
Terpisah, Kadis Pertanian Tabanan I Nyoman Budana mengakui buah manggis dan durian di bulan Februari ini semestinya sudah berbuah. Akibat musim hujan berkepanjangan sehingga berpengaruh pada pembuahan. “Musim kurang mendukung makanya berpengaruh pada pembuahan, bahkan buah yang dihasilkan kecil,” jelas Nyoman Budana. Dia pun mengakui ekspor buah manggis terganggu, bukan karena buah manggis langka. “Buah manggis dan buah durian tidak langka, tetapi persediaannya sedikit,” jelas Nyoman Budana. *des
1
Komentar