Temukan Kerusakan Gedung dan Jalan Tak Layak
Dewan Sidak Hasil Pembangunan Gedung SMPN 14 Denpasar
Komisi III sesalkan, tinjau proyek bermasalah namun Kadis PUPR tidak hadir.
DENPASAR, NusaBali
Komisi III dan IV DPRD Kota Denpasar melakukan peninjauan fisik gedung SMPN 14 Denpasar di Jalan WR Supratman, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Selasa (16/2). Dewan menemukan kerusakan di beberapa titik gedung, posisi jalan yang tidak tepat, hingga bangunan yang belum memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
Peninjauan fisik SMPN 14 Denpasar dimulai pukul 10.00 Wita, dipimpin Ketua Komisi III Eko Supriadi dan Ketua Komisi IV I Wayan Duaja, didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar AA Ngurah Wijaya, dan Kepala Sekolah SMPN 14 Denpasar Ni Nengah Sujani. Suasananya sempat memanas, karena Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar I Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta selaku pelaksana pembangunan tidak hadir. Hal itu membuat Eko Supriadi merasa Dinas PUPR Denpasar tidak mempertanggungjawabkan penyelesaian pembangunan sekolah tersebut.
Menurut Eko Supriadi, ranah pengerjaan sekolah tersebut adalah Dinas PUPR tetapi kepala dinas malah tidak hadir mendampingi Komisi III dan IV. “Kami sesalkan kepala Dinas PUPR tidak hadir sekarang. Padahal, dia yang paling penting mengetahui saat proyek ini pengerjaannya tidak bagus. Berkali-kali saya sudah sampaikan, tetap saja dia tidak hadir,” ucapnya.
Eko Supriadi menegaskan, proyek SMPN 14 Denpasar ini masih banyak kekurangan, dan pengerjaannya kurang bagus. Mulai dari saluran drainase, plafon yang bocor, tembok retak-retak, bahkan tembok yang hanya dipoles sekali saja. Hal itu yang harus diketahui Kepala Dinas PUPR untuk ditindaklanjuti agar rekanan yang mengerjakan proyek SMPN 14 Denpasar ini bisa melakukan perbaikan di saat masa pemeliharaan selama satu tahun ini.
Eko Supriadi mengatakan, kondisi fisik sekolah dari luarnya sudah cukup bagus. Tetapi, di dalamnya masih banyak yang tidak baik terutama finishingnya kurang bagus. “Kami harap Dinas PUPR segera menindaklanjutinya dengan rekanan agar segera diperbaiki,” tandas anggota Fraksi PDIP ini.
Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat, AA Susruta Ngurah Putra selain menyoroti kondisi fisik yang masih banyak harus diperbaiki, dia mempertanyakan posisi jalan masuk dari utara yang dibuat untuk menuju sekolah. Susruta menilai, jalan tersebut sangat membahayakan karena kemiringannya terlalu curam dan ujungnya langsung ke Jalan WR Supratman yang selama ini diketahui jalur cepat dan ramai.
Curamnya jalan tersebut dikhawatirkan akan membahayakan siswa saat pulang sekolah. Sebab ketinggian jalan dari jalan utama mencapai sekitar 7 meter. “Itu akan dipakai jalan keluar masuk ke sekolah? Kenapa tidak ditembuskan? Dan jalannya itu curam sekali. Kemiringannya itu dapat membahayakan siswa saat pulang sekolah karena berpapasan langsung dengan jalan utama yang merupakan jalur cepat. Itu bahaya sekali jika siswa saat membawa kendaraan atau sepeda turun di situ,” kata Susruta.
Susruta meminta, Dinas PUPR segera mengambil langkah dan melakukan evaluasi terhadap jalan tersebut dan mencari solusi agar tidak membahayakan siswa. Selain itu, Susruta juga mempertanyakan terkait IMB sekolah yang diketahui belum ada. “Itu harus segera dicarikan solusi biar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Dan juga IMB-nya sudah ada belum? Kalau IMB tidak ada itu sama saja pemerintah mengajarkan masyarakat untuk melanggar,” ujarnya.
Terkait curamnya jalan masuk ke sekolah, anggota Komisi III dari Fraksi NasDem-PSI, Agus Wirajaya mengusulkan pemerintah untuk membuat traffic light atau marka jalan untuk memperlambat kecepatan pengendara agar tidak membahayakan siswa. Hal itu untuk antisipasi terjadinya kecelakaan siswa saat pulang sekolah.
Ketua Komisi III I Wayan Duaja dari Fraksi Golkar mengatakan SMPN 14 Denpasar juga harus segera dilengkapi fasilitasnya baik meja maupun kelengkapan lainnya. Untuk komputer paling lambat pengadaannya di 2022.
Sementara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang mewakili Dinas PUPR Kota Denpasar, I Gusti Made Budi Utama, mengatakan pihaknya diberikan mandat mewakili kepala Dinas PUPR yang masih ada kegiatan. Selain itu, Kabid Tata Bangunan Dinas PUPR Agus Sudarmo kondisinya sedang sakit.
Menanggapi soal finishing bangunan yang belum optimal, Budi Utama mengatakan akan berkoordinasi kembali dengan rekanan karena masih dalam masa pemeliharaan. “Karena masih dalam masa pemeliharaan selama satu tahun, waktunya ini yang akan dimanfaatkan untuk perbaikan,” tutur Budi Utama.
Terkait kemiringan jalan, pihaknya memang sebelumnya berencana membuat jalan dari arah barat tembus ke jalan menuju Pura Dalem Kesiman. Tetapi, karena larangam dari desa adat terpaksa pihaknya harus membuat jalan menuju utara. Jalan tersebut nantinya akan dievaluasi kembali untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.
Selain itu, IMB sekolah, menurut Budi Utama memang belum ada, karena ada sedikit pergeseran ruang yang sebelumnya luasan tanah yang dihibahkan dari Pemprov Bali seluas 4.750 meter persegi menjadi 5.000 meter persegi. Sehingga bangunan juga sedikit berubah. *mis
Peninjauan fisik SMPN 14 Denpasar dimulai pukul 10.00 Wita, dipimpin Ketua Komisi III Eko Supriadi dan Ketua Komisi IV I Wayan Duaja, didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar AA Ngurah Wijaya, dan Kepala Sekolah SMPN 14 Denpasar Ni Nengah Sujani. Suasananya sempat memanas, karena Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar I Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta selaku pelaksana pembangunan tidak hadir. Hal itu membuat Eko Supriadi merasa Dinas PUPR Denpasar tidak mempertanggungjawabkan penyelesaian pembangunan sekolah tersebut.
Menurut Eko Supriadi, ranah pengerjaan sekolah tersebut adalah Dinas PUPR tetapi kepala dinas malah tidak hadir mendampingi Komisi III dan IV. “Kami sesalkan kepala Dinas PUPR tidak hadir sekarang. Padahal, dia yang paling penting mengetahui saat proyek ini pengerjaannya tidak bagus. Berkali-kali saya sudah sampaikan, tetap saja dia tidak hadir,” ucapnya.
Eko Supriadi menegaskan, proyek SMPN 14 Denpasar ini masih banyak kekurangan, dan pengerjaannya kurang bagus. Mulai dari saluran drainase, plafon yang bocor, tembok retak-retak, bahkan tembok yang hanya dipoles sekali saja. Hal itu yang harus diketahui Kepala Dinas PUPR untuk ditindaklanjuti agar rekanan yang mengerjakan proyek SMPN 14 Denpasar ini bisa melakukan perbaikan di saat masa pemeliharaan selama satu tahun ini.
Eko Supriadi mengatakan, kondisi fisik sekolah dari luarnya sudah cukup bagus. Tetapi, di dalamnya masih banyak yang tidak baik terutama finishingnya kurang bagus. “Kami harap Dinas PUPR segera menindaklanjutinya dengan rekanan agar segera diperbaiki,” tandas anggota Fraksi PDIP ini.
Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat, AA Susruta Ngurah Putra selain menyoroti kondisi fisik yang masih banyak harus diperbaiki, dia mempertanyakan posisi jalan masuk dari utara yang dibuat untuk menuju sekolah. Susruta menilai, jalan tersebut sangat membahayakan karena kemiringannya terlalu curam dan ujungnya langsung ke Jalan WR Supratman yang selama ini diketahui jalur cepat dan ramai.
Curamnya jalan tersebut dikhawatirkan akan membahayakan siswa saat pulang sekolah. Sebab ketinggian jalan dari jalan utama mencapai sekitar 7 meter. “Itu akan dipakai jalan keluar masuk ke sekolah? Kenapa tidak ditembuskan? Dan jalannya itu curam sekali. Kemiringannya itu dapat membahayakan siswa saat pulang sekolah karena berpapasan langsung dengan jalan utama yang merupakan jalur cepat. Itu bahaya sekali jika siswa saat membawa kendaraan atau sepeda turun di situ,” kata Susruta.
Susruta meminta, Dinas PUPR segera mengambil langkah dan melakukan evaluasi terhadap jalan tersebut dan mencari solusi agar tidak membahayakan siswa. Selain itu, Susruta juga mempertanyakan terkait IMB sekolah yang diketahui belum ada. “Itu harus segera dicarikan solusi biar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Dan juga IMB-nya sudah ada belum? Kalau IMB tidak ada itu sama saja pemerintah mengajarkan masyarakat untuk melanggar,” ujarnya.
Terkait curamnya jalan masuk ke sekolah, anggota Komisi III dari Fraksi NasDem-PSI, Agus Wirajaya mengusulkan pemerintah untuk membuat traffic light atau marka jalan untuk memperlambat kecepatan pengendara agar tidak membahayakan siswa. Hal itu untuk antisipasi terjadinya kecelakaan siswa saat pulang sekolah.
Ketua Komisi III I Wayan Duaja dari Fraksi Golkar mengatakan SMPN 14 Denpasar juga harus segera dilengkapi fasilitasnya baik meja maupun kelengkapan lainnya. Untuk komputer paling lambat pengadaannya di 2022.
Sementara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) yang mewakili Dinas PUPR Kota Denpasar, I Gusti Made Budi Utama, mengatakan pihaknya diberikan mandat mewakili kepala Dinas PUPR yang masih ada kegiatan. Selain itu, Kabid Tata Bangunan Dinas PUPR Agus Sudarmo kondisinya sedang sakit.
Menanggapi soal finishing bangunan yang belum optimal, Budi Utama mengatakan akan berkoordinasi kembali dengan rekanan karena masih dalam masa pemeliharaan. “Karena masih dalam masa pemeliharaan selama satu tahun, waktunya ini yang akan dimanfaatkan untuk perbaikan,” tutur Budi Utama.
Terkait kemiringan jalan, pihaknya memang sebelumnya berencana membuat jalan dari arah barat tembus ke jalan menuju Pura Dalem Kesiman. Tetapi, karena larangam dari desa adat terpaksa pihaknya harus membuat jalan menuju utara. Jalan tersebut nantinya akan dievaluasi kembali untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi.
Selain itu, IMB sekolah, menurut Budi Utama memang belum ada, karena ada sedikit pergeseran ruang yang sebelumnya luasan tanah yang dihibahkan dari Pemprov Bali seluas 4.750 meter persegi menjadi 5.000 meter persegi. Sehingga bangunan juga sedikit berubah. *mis
1
Komentar