Penjahit Baju Antusias Diberlakukannya SE Busana Endek
DENPASAR, NusaBali.com
Masa pandemi Covid-19 memukul sektor UMKM, khususnya penjahit. Namun harapan itu kini membuncah dengan diterbitkannya Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021.
Masa pandemi Covid-19 memukul sektor UMKM, khususnya penjahit. Namun harapan itu kini membuncah dengan diterbitkannya Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021.
Dalam SE tersebut ada imbauan penggunaan kain endek Bali atau tenun tradisional Bali setiap hari Selasa. Alhasil, bukan hanya toko busana jadi yang akan mendapat berkah, melainkan juga para penjahit.
Seperti yang dirasakan oleh Tenun Ikat Saraswati. Penjahit yang berlokasi di Jalan Pulau Sebatik Denpasar mengaku sudah ada yang mulai memesan pakaian endek. “Baru ada 1, 2 yang kemarin sempat mencari, karena infonya kan baru,” ujar Widiastuti, pemilik Tenun Ikat Saraswati.
Dirinya juga memprediksikan pesanan ini akan meningkat dalam beberapa hari ke depan. Pesanan yang datang ke tempat ini banyak datang dari berbagai kalangan. “Ada yang membeli pribadi dan ada dari lembaga keuangan juga,” ungkap Widiastuti lebih lanjut. Pesanan ini dibuat sesuai orderan customer.
Seperti yang dirasakan oleh Tenun Ikat Saraswati. Penjahit yang berlokasi di Jalan Pulau Sebatik Denpasar mengaku sudah ada yang mulai memesan pakaian endek. “Baru ada 1, 2 yang kemarin sempat mencari, karena infonya kan baru,” ujar Widiastuti, pemilik Tenun Ikat Saraswati.
Dirinya juga memprediksikan pesanan ini akan meningkat dalam beberapa hari ke depan. Pesanan yang datang ke tempat ini banyak datang dari berbagai kalangan. “Ada yang membeli pribadi dan ada dari lembaga keuangan juga,” ungkap Widiastuti lebih lanjut. Pesanan ini dibuat sesuai orderan customer.
Selain kain endek, Tenun Ikat Saraswati juga menyediakan pakaian endek yang sudah jadi. Berbagai macam kain endek pun ada di tempat yang pernah menjadi salah satu UMKM binaan BUMN ini. Ada kain endek halus sutera sampai kain endek motif biasa. “Biasanya yang paling banyak dicari ya kain endek medium rise dari bahan katun mesh,” tutur wanita berkacamata yang lebih sering dipanggil Ibu Widi ini.
Harganya pun beragam. Mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu tergantung bahan yang digunakan untuk ukuran dewasa maupun anak-anak. Lebih lanjut, Widiastuti menyambut imbauan ini dengan penuh antusias. Menurutnya, ini bisa membangkitkan usaha-usaha yang lesu akibat pandemi. Ibu Widi juga bercerita bahwa pesanannya sempat turun hingga 60 persen.
Harganya pun beragam. Mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu tergantung bahan yang digunakan untuk ukuran dewasa maupun anak-anak. Lebih lanjut, Widiastuti menyambut imbauan ini dengan penuh antusias. Menurutnya, ini bisa membangkitkan usaha-usaha yang lesu akibat pandemi. Ibu Widi juga bercerita bahwa pesanannya sempat turun hingga 60 persen.
“Saya sih bersyukur sekali ya. Malahan kenapa tidak dari dulu. Dulu kan sempat dihapuskan ya. Banyak rekan-rekan dari provinsi juga bilang kita sudah tidak pakai endek lagi. Penjualan kan jadi menurun juga. Kita mengerti kondisi juga tapi ini membantu kita sekali,” tandasnya.*
Komentar