Limbah Medis Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19
SEMARAPURA, NusaBali
Di tengah penanganan kasus pandemi Covid-19, limbah medis di RSUD Klungkung meningkat sekitar 40 persen dari biasanya.
Limbah medis dominan jenis masker, APD (alat pelindung diri) petugas medis, dan lainnya. Peningkatan limbah berimbas biaya penanganan. Biaya penanganan limbah medis Rp 23.000/kg. Peningkatan limbah medis di tengah pandemi terutama saat kasus tinggi, Oktober - November 2020, mencapai 6 - 7 ton.
Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 rata-rata limbah medis RSUD Klungkung setiap bulan hanya 4 ton. Namun, sejak pandemi dan RSUD Klungkung menjadi tempat rujukan pasien Covid-19, produksi limbah medis menjadi 6 - 7 ton setiap bulannya. "Ada peningkatan sekitar 40 persen," kata dr Kesuma belum lama ini.
Disebutkan, limbah medis itu, 90 persennya merupakan bahan berbahaya dan beracun. Sejak tahun 2016 lalu, RSUD Klungkung mengelola limbah medis bekerjasama dengan pihak ketiga. "Untuk sampah medis awalnya disimpan di tempat penampungan sementara RSUD Klungkung, kemudian saat sudah penuh baru diangkut oleh pihak ketiga untuk dikelola di Tanggerang, Jawa Barat," imbuh dr Kesuma.
Untik pengangkutannya, jelas dr Kesuma, dilakukan seminggu sekali atau dua kali dalam seminggu, tergantung kondisinya. Sementata tempat penampungan sementara limbah medis di RSUD Klungkung sudah mendapatkan izin dari Dinas Lingkungan Hidup. *wan
Direktur RSUD Klungkung dr I Nyoman Kesuma mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 rata-rata limbah medis RSUD Klungkung setiap bulan hanya 4 ton. Namun, sejak pandemi dan RSUD Klungkung menjadi tempat rujukan pasien Covid-19, produksi limbah medis menjadi 6 - 7 ton setiap bulannya. "Ada peningkatan sekitar 40 persen," kata dr Kesuma belum lama ini.
Disebutkan, limbah medis itu, 90 persennya merupakan bahan berbahaya dan beracun. Sejak tahun 2016 lalu, RSUD Klungkung mengelola limbah medis bekerjasama dengan pihak ketiga. "Untuk sampah medis awalnya disimpan di tempat penampungan sementara RSUD Klungkung, kemudian saat sudah penuh baru diangkut oleh pihak ketiga untuk dikelola di Tanggerang, Jawa Barat," imbuh dr Kesuma.
Untik pengangkutannya, jelas dr Kesuma, dilakukan seminggu sekali atau dua kali dalam seminggu, tergantung kondisinya. Sementata tempat penampungan sementara limbah medis di RSUD Klungkung sudah mendapatkan izin dari Dinas Lingkungan Hidup. *wan
1
Komentar