Pandemi, Kunjungan TNBB Turun 70 Persen
SINGARAJA, NusaBali
Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mengklaim kunjungan ke Destinasi Tempat Wisata (DTW)nya mengalami penurunan drastis saat pandemi.
Kunjungan wisata di tahun 2020 hanya 30 persen, dari target kunjungan tahun 2019 lalu. Kepala Balai TNBB Agus Ngurah Krisna, Kamis (18/2) kemarin mengatakan penurunan kunjungan wisata yang dikelola TNBB selain dampak ditutupnya jalur penerbangan internasional, juga dilakukan pembatasan sesuai protokol kesehatan Covid-19. Seperti DTW Karang Sewu, Gilimanuk Kabupaten Jembrana, dibatasi hanya 55 orang dalam sehari. Begitupula halnya DTW Pulau Menjangan mulai dari 140-260 orang wisatawan per harinya.
“Kunjungan memang dibatasi hanya 30 persen yang bisa masuk sesuai dengan prokes Covid-19, dari pukul 08.00-15.00 wita setiap harinya. Kalau di Pulau Menjangan maksimal 260 orang karena ada 9 spot diving disana,” jelas Agus Krisna. Pembatasan dan pandemi ini disebutnya menyebabkan penurunan jumlah kunjungan ke DTW TNBB dari 46 ribu orang di tahun 2019 menjadi 15 ribu di tahun 2020 lalu.
Wisatawan yang hendak berkunjung ke DTW TNBB disediakan booking online. Sehingga ketika mereka datang tidak rugi datang jauh-jauh namun kuota harian sudah penuh. Sementara itu terkait eksistensi hutan yang dilindungi seluas 19 ribu hektar lebih disebut Agus Krisna terjaga sangat baik.
Bahkan ratusan satwa langka yang habitatnya di TNBB, berkembangbiak dengan subur. Tak terkecuali burung curik Bali yang selama ini menjadi maskot andalan TNBB. Satwa langka yang pada tahun 2006 hanya ditemukan beberapa ekor saja di tamna nasional itu, di tahun 2020 lalu sudah mencapai 350 ekor.
Kegiatan konservasi dan menjaga kesuburan hutan tak hanya dilakukan polisi hutan dan Balai TNBB saja tetapi juga mendapat dukungan masyarakat desa penyangga TNBB. Penangkaran curik Bali selain dilakukan TNBB juga oleh kelompok-kelompok masyarakat juga melakukan pelepasliaran curik Bali ke alam liar.
“Satwa terjaga dengan baik, selain Curik Bali, menjangan juga populasinya ada 900 ekor kera hitam juga ratusan dan spesies burung lainnya berkembangbiak sangat bagus, karena tidka ada perambahan hutan dan kasus illegal loging juga kecil sekali,” ungkap Kepala Balai Agus Krisna. *k23
Wisatawan yang hendak berkunjung ke DTW TNBB disediakan booking online. Sehingga ketika mereka datang tidak rugi datang jauh-jauh namun kuota harian sudah penuh. Sementara itu terkait eksistensi hutan yang dilindungi seluas 19 ribu hektar lebih disebut Agus Krisna terjaga sangat baik.
Bahkan ratusan satwa langka yang habitatnya di TNBB, berkembangbiak dengan subur. Tak terkecuali burung curik Bali yang selama ini menjadi maskot andalan TNBB. Satwa langka yang pada tahun 2006 hanya ditemukan beberapa ekor saja di tamna nasional itu, di tahun 2020 lalu sudah mencapai 350 ekor.
Kegiatan konservasi dan menjaga kesuburan hutan tak hanya dilakukan polisi hutan dan Balai TNBB saja tetapi juga mendapat dukungan masyarakat desa penyangga TNBB. Penangkaran curik Bali selain dilakukan TNBB juga oleh kelompok-kelompok masyarakat juga melakukan pelepasliaran curik Bali ke alam liar.
“Satwa terjaga dengan baik, selain Curik Bali, menjangan juga populasinya ada 900 ekor kera hitam juga ratusan dan spesies burung lainnya berkembangbiak sangat bagus, karena tidka ada perambahan hutan dan kasus illegal loging juga kecil sekali,” ungkap Kepala Balai Agus Krisna. *k23
Komentar