Made Wiradana, 'Dikompori' Istri untuk Setia Melukis
DENPASAR, NusaBali
Cita-citanya jadi penari, namun ketika tamat SMPN 8 Denpasar, Made Wiradana, 53, justru memilih seni rupa dan sekolah di SMSR Batubulan, Gianyar.
Kecintaannya pada seni rupa semakin membara. Saat berumah tangga, tepatnya saat krisis moneter tahun 1998, semangatnya meredup dan ingin banting stir ke pekerjaan lain. Beruntung sang istri, Ni Putu Witari Dewi, berhasil ‘mengompori’ Made Wiradana untuk setia melukis.
“Istri saya mencak-mencak. Malu kuliah hingga ke Jogja akhirnya cari kerja yang lain. Istri pinjamkan BPKB mertua untuk jaminan kredit di LPD. Akhirnya saya berkarya dapat 60 lukisan, besar dan kecil. Ada uang sisa sedikit untuk berangkat pameran ke Jogja,” kenang Wiradana, Sabtu (20/1). Pameran di Jogjakarta itu mengantarkannya menuju gerbang kesuksesan. Akhirnya banyak tawaran untuk pameran di Bali. Baru-baru ini, Wiradana memamerkan tiga buah lukisannya dalam pameran bertajuk ‘Move On’ yang digelar di Bidadari Art Space, Gianyar.
Inspirasinya melukis datang dari lukisan prasejarah Gua Leang-Leang yang memiliki sifat lugu dengan tarikan garis sederhana. “Tapi gregetnya luar biasa. Padahal bentuk-bentuknya sangat sederhana, primitif, tapi bahasa visualnya membawa greget yang tinggi. Dari sana, saya berangkat dengan kesederhanaan dengan spontan,” tutur ayah tiga anak ini. Pada pertengahan tahun 2020 lalu, karyanya ‘Bersatulah Negeriku’ terpilih dalam proyek Kita Art Friends (KAF) yang diadakan oleh KITASATUBALI. Lukisan para seniman terpilih dicetak dalam media masker. “Akhirnya masker Garuda itu dijadikan maskot oleh KITASATUBALI, idenya menjaga Indonesia dengan masker,” tutur peraih penghargaan Gold medal Art Asia Bieniale Hongkong 2017 ini.
Selain keikutsertaannya dalam KAF, Wiradana bersama seniman lainnya juga terus berkarya di tengah pandemi. Bersama Kadek Armika, Made Palguna, Dedy V Reru, Made Romi Sukadana, Pande Wijaya Sutha, Made Duatmika, dan Wayan Muliastra menghias dinding di sepanjang gang Jepun, Jalan Ratna Kelurahan Tonja, Denpasar Utara. Hasilnya, gang tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Lokasi ini juga dimanfaatkan para pesepeda untuk melakukan swafoto di lokasi tersebut. *cr74
1
Komentar