Badung Berencana Pasang GeNose
Prioritas Fasilitas Publik dan Objek Wisata
GeNose tersebut bisa ditempatkan di pintu masuk, sehingga bisa mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Badung, berencana memasang alat pendeteksi Covid-19, di sejumlah fasilitas public, objek wisata, hingga kantor pemerintahan. Alat canggih bernama GeNose ini dinilai ampuh mendeteksi dan mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Pelaksana Harian (Plh) Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, mengatakan melihat trend masyarakat yang terpapar Covid-19, kadang menurun dan kadang naik, perlu ada upaya cepat untuk mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak. Salah satu yang alat yang mampu dengan cepat mendeteksi adalah GeNose. “Makanya, kami berencana memasang GeNose di titik-titik yang dianggap rawan terjadinya kerumunan seperti di fasilitas publik, objek wisata hingga kantor pemerintahan,” kata Adi Arnawa, Minggu (21/2) siang.
“Kami sedang berpikir untuk menyikapi wabah global. Meski saat ini ada trend penurunan, namun satu sisi juga akan naik. Saat ini, virus ini sudah hidup berbarengan dan bersamaan di tengah masyarakat, sehingga kita harus mencari cara yang benar-benar bisa memberikan rasa aman dan nyaman saat beraktivitas,” imbuh birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan itu.
Menurut Adi Arnawa, GeNose tersebut bisa ditempatkan di pintu masuk. Sehingga bisa mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak, bisa cepat diketahui. Untuk penempatan alat GeNose, lanjutnya, Pemkab Badung sedang merancang untuk menyiapkan alat tersebut. “Alat ini juga berfungsi dalam rangka menscreaning masyarakat atau siapapun di suatu tempat,” tegasnya.
Lebih lanjut Adi Arnawa mengatakan, kalau ada warga yang ternyata positif terpapar Covid-19, tidak diizinkan masuk dan ditindaklanjuti oleh tim terkait. Sementara kalau negatif, diizinkan untuk masuk ke area atau lokasi tujuan. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, kita akan wujudkan. Seperti di kantor pemerintahan (Puspem Badung) ada dua pintu masuk yang akan kami pasangi. Jadi, mana yang positif dan mana yang negatif, kami akan tahu. Semuanya hanya butuh waktu beberapa menit,” tegasnya.
“Kami juga akan mendorong pelaku pariwisata, hotel, restoran dan lainnya, menerapkan ini. Dengan demikian, dipastikan orang yang masuk sudah aman,” tegas Adi Arnawa.
Untuk diketahui, alat screaning GeNose ini merupakan hasil karya dari ahli di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Cara kerja alat ini mendeteksi udara dari mulut pasien. Bahkan, alat yang dibandrol dengan harga puluhan juta ini sudah memiliki izin penggunaan dadi pemerintah. *dar
Pelaksana Harian (Plh) Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, mengatakan melihat trend masyarakat yang terpapar Covid-19, kadang menurun dan kadang naik, perlu ada upaya cepat untuk mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak. Salah satu yang alat yang mampu dengan cepat mendeteksi adalah GeNose. “Makanya, kami berencana memasang GeNose di titik-titik yang dianggap rawan terjadinya kerumunan seperti di fasilitas publik, objek wisata hingga kantor pemerintahan,” kata Adi Arnawa, Minggu (21/2) siang.
“Kami sedang berpikir untuk menyikapi wabah global. Meski saat ini ada trend penurunan, namun satu sisi juga akan naik. Saat ini, virus ini sudah hidup berbarengan dan bersamaan di tengah masyarakat, sehingga kita harus mencari cara yang benar-benar bisa memberikan rasa aman dan nyaman saat beraktivitas,” imbuh birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan itu.
Menurut Adi Arnawa, GeNose tersebut bisa ditempatkan di pintu masuk. Sehingga bisa mendeteksi apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak, bisa cepat diketahui. Untuk penempatan alat GeNose, lanjutnya, Pemkab Badung sedang merancang untuk menyiapkan alat tersebut. “Alat ini juga berfungsi dalam rangka menscreaning masyarakat atau siapapun di suatu tempat,” tegasnya.
Lebih lanjut Adi Arnawa mengatakan, kalau ada warga yang ternyata positif terpapar Covid-19, tidak diizinkan masuk dan ditindaklanjuti oleh tim terkait. Sementara kalau negatif, diizinkan untuk masuk ke area atau lokasi tujuan. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, kita akan wujudkan. Seperti di kantor pemerintahan (Puspem Badung) ada dua pintu masuk yang akan kami pasangi. Jadi, mana yang positif dan mana yang negatif, kami akan tahu. Semuanya hanya butuh waktu beberapa menit,” tegasnya.
“Kami juga akan mendorong pelaku pariwisata, hotel, restoran dan lainnya, menerapkan ini. Dengan demikian, dipastikan orang yang masuk sudah aman,” tegas Adi Arnawa.
Untuk diketahui, alat screaning GeNose ini merupakan hasil karya dari ahli di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Cara kerja alat ini mendeteksi udara dari mulut pasien. Bahkan, alat yang dibandrol dengan harga puluhan juta ini sudah memiliki izin penggunaan dadi pemerintah. *dar
Komentar