Karantina Hotel OTG-GR Buleleng Dilanjutkan di Denpasar
Karangasem-Denpasar Isolasi Mandiri yang Diawasi Ketat
SINGARAJA, NusaBali
Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Minggu (21/2) melakukan pendekatan dengan Badan Pengurus Cabang Pehimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Kabupaten Buleleng, terkait rencana karantina hotel pada Orang Tanpa Gejala-Gejala Ringan (OTG-GR) Covid-19.
Hanya saja dari pertemuan tersebut belum ada hotel di Buleleng yang bersedia menjadi tempat karantina pasien Covid-19. Satgas pun akhirnya memutuskan pelaksanaan karantina hotel dilanjutkan di Denpasar meski menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buleleng.
Keputusan itu diambil Satgas pada, Minggu sore kemarin. Sebelumnya dalam pertemuan di wilayah Pantai Penimbangan kemarin disebut ada beberapa hotel kecil yang bersedia dengan catatan. Namun saat ditunggu keputusannya hingga sore kemarin tak ada pengusaha hotel di Buleleng yang memberikan kepastian dengan berbagai alasan. Hingga Satgas memutuskan untuk melakukan karantina hotel di Denpasar.
“Argumentasinya macam-macam, ada yang masih komunikasi dengan owner, belum yakin bisa mengkarantina pasien positif, belum minta persetujuan lingkungan. Daripada menunda lama, makanya lebih bagus dilanjutkan di Denpasar. SOP sudah ada, sudah berjalan selama ini tidak lagi mengulang membuat SOP baru dan sudah pengalaman,” kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng yang juga Sekda Buleleng, Gede Suyasa.
Karantina di hotel dari koordinasi BPBD, hotel yang sebelumnya digunakan di Denpasar menyatakan siap kembali menampung OTG-GR dari Buleleng. Hotel ini sebelumnya disiapkan Pemprov Bali untuk karantina pasien asal Buleleng. Sebanyak 58 orang OTG-GR yang hingga Minggu kemarin masih menunggu penjemputan akan diangkut hari ini, Senin (22/2) dengan armada Dinas Perhubungan Buleleng.
“Ya kondisi ini memang membuat tambahan beban pengangkutan. Tetapi karena menggunakan hotel yang sudah berpengalaman menangani karantina OTG-GR tidak perlu buat SOP baru,” imbuh dia. Sejauh ini Satgas Covid-19 Buleleng hanya membooking satu hotel saja. Namun jumlah itu akan menyesuaikan dengan perkembangan kasus selanjutnya. Satu kamar hotel per malamnya untuk mengkarantina OTG-GR dibudget dengan harga Rp 250.000.
Sedangkan untuk ruangan double bed yang dapat diisi 2 orang OTG GR dipatok harga Rp 400.000 per kamar dalam satu malam. Ketua BPC PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa tak menampik jika sejumlah hotel di Buleleng belum memberikan jawaban dan kepastian untuk bersedia menjadi tempat karantina. Awalnya ada satu hotel non bintang di wilayah Kayuputih yang bersedia, namun karena tak memenuhi ketentuan dan jumlah kamar yang tersedia sedikit akhirnya gugur juga.
Sedangkan hotel lainnya belum menyanggupi karena masih menunggu persetujuan owner. “Tadi anggota kami yang hadir rata-rata manager dan general manager. Jadi mereka belum memberikan jawaban karena masih izin dulu ke owner. Sebagian juga ada yang masih buka dan beberapa kamarnya terisi wisatawan, kalau itu dikeluarkan kan malah membuat image hotel tidak bagus,” katanya yang juga pengusaha restoran di Buleleng ini.
Meski demikian selaku Ketua mengaku tetap akan menyosialisasikan kepada hotel di Buleleng. “Nanti kalau ada yang bersedia saya pasti infokan ke Satgas. Selaku ketua selalu berupaya membantu program pemerintah karena kita berharap pandemi segera berakhir. Kalau berakhir pariwisata bisa kembali bergeliat,” ucap Suardipa.
Sementara di Kabupaten Karangasem, pasca pembiayaan dari pusat setop sementara, OTG-GR Covid-19 dilakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi mandiri di rumah, di bawah pengawasan GTPP Covid-19 Desa. Ketua Harian GTPP Covid-19 Karangasem, I Ketut Sedana Merta, mengatakan hal ini saat pimpin rapat di Aula Nawa Satwa Kantor Bupati Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Sabtu (20/2).
Sesuai surat tersebut, batas akhir menjalani karantina di hotel yang dibiayai pusat, Sabtu (27/2) nanti setelah itu biayanya dihentikan. Selanjutnya pihak kabupaten/kota memikirkan biaya lanjutan jika hendak melakukan karantina di hotel. Sehingga Karangasem sejak, Jumat (19/2) menghentikan pengiriman warga yang terpapar Covid-19 status OTG-GR. "Maka warga Karangasem yang terkonfirmasi Covid-19 berstatus OTG-GR menjalani isolasi di rumah," kata Sedana Merta.
Covid-19 katanya ada di sekitar kita, untuk itu agar seluruh masyarakat waspada, selalu menjalankan protokol kesehatan secara baik. Paling tidak selalu pakai masker, untuk melindungi diri dan melindungi orang lain dari serangan Covid-19.
Sedangkan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai, mengatakan tugas Satgas Covid-19 di desa/kelurahan di Denpasar kini harus lebih ketat menjaga atau mengawasi warga yang menjalani isolasi mandiri pasca karantina di hotel ditiadakan sementara.
Menurut Dewa Rai, pelaksanaan isolasi kembali seperti saat awal pandemi Covid-19. Nantinya terkait kebijakan pelaksanaan isolasi ini dilakukan oleh masing-masing desa/kelurahan. “Nanti lihat kasusnya, misalnya kalau dalam satu gang banyak, Satgas Desa/Kelurahan mungkin akan melakukan isolasi di satu gang atau bisa juga satu dua rumah,” ujarnya.
Intinya menurut Dewa Rai, di mana ada kasus positif dan isolasi mandiri, maka di lokasi tersebut akan diketatkan penjagaannya. Termasuk dengan pengawasan, di rumah masing-masing warga yang terpapar Covid-19 termasuk keluar masuk rumah mereka.
Sementara itu, terkait kebutuhan sehari-hari untuk yang menjalani isolasi mandiri, dia mengatakan Pemkot Denpasar telah menyiapkan paket sembako. “Kami siapkan 2.500 paket sembako, dari Pemkot Denpasar sudah menganggarkan untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Dewa Rai. *k23, k16, mis
1
Komentar