Penjualan Ikan Mujair Merosot
Terimbas Pandemi Covid-19
DENPASAR,NusaBali
Pandemi Covid-19 benar- benar
membuat hampir seluruh sendi-sendi perekonomian masyarakat lumpuh.
Bisnis, jual beli ikan mujair pun terimbas. Penjualan anjlok, karena
permintaan menyusut drastis. Kalangan pedagang mujair pun mengaku bisnis
mereka ketar-ketir
Ni Nyoman Mariani, seorang pedagang mujair asal Desa Songan B, Kecamatan Kintamani menuturkan penurunan penjualan langsung terasa setelah pandemi Covid-19 merebak.”Sudah satu tahun nika,”ungkapnya Minggu (21/2) di Pasar Kidul, Bangli.
Sebelum pandemi, Mariani mampu menjual rata-rata 200 kilogram mujair setiap hari. Untuk 200 kilogram tersebut penjualan bisa mencapai Rp 6,5 juta. Namun karena pandemi Covid-19 merajam, kini Mariana maksimal dapat menjual 70-80 kilogram.
“Jauh sekali penurunannya,” lanjutnya.
Semua itu karena pembelian menurun, karena pandemi Covid-19. “ Sejak pandemi niki sampun,” lanjutnya.
Walau demikian Mariana dan juga pedagang mujair lainnya tetap melakoni pekerjaan mereka, sembari berharap pandemi Covid-19 cepat berakhir.
Untuk diketahui mujair yang dipasarkan para pedagang di Bangli adalah mujair hasil budidaya petani di kawasan Danau Batur, Kintamani. Para pedagang menuturkan, mereka berangkat berjualan pagi dini hari, jam 05.00 wita untuk berjualan di pasar-pasar di Bangli dan sekitarnya.
Mulai dari Pasar Kintamani, Pasar Kayuamba, Pasar Kidul Bangli dan pasar tradisional lainnya. Termasuk warung, rumah makan yang menjadikan mujair sebagai salah satu menu jualan, baik mujair godeng, nyatnyat, sate, pespes dan lainnya. *K17.
Komentar