Krialoka Ngracik Loloh Bali, Ungkap Khasiat Tumbuhan Herbal
DENPASAR, NusaBali
Krialoka ngracik loloh serangkaian Bulan Bahasa Bali 2021, Senin (22/2), menghadirkan narasumber praktisi herbal tradisional Bali, I Nyoman Sridana MSi dan Ir Ida Ayu Rusmarini.
Workshop ini diikuti sebanyak 25 peserta terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum, penghobi tanaman herbal, serta pengusaha obat herbal.
Ida Ayu Rusmarini memberikan materi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal, sedang Sridana yang merupakan dosen UNHI Denpasar memaparkan terkait taru pramana.
“Luar biasa. Respons para peserta begitu tinggi. Mereka yang sebelumnya hanya mengetahui bagaimana mereka mengkonsumsi untuk sehari-hari, tetapi setelah diberi tahu manfaatnya, kandungannya, cara mengolahnya, dan lainnya, mereka tampak senang sekali,” ucap Ida Ayu Rusmarini.
Dalam workshop ini, para peserta tidak hanya mendengar secara teori, tetapi juga dapat melihat langsung praktik membuat loloh.
Ida Ayu Rusmarini mengaku, kendala pengembangan obat herbal itu ada pada masalah promosi. Mungkin dengan diikutkan dalam kegiatan workshop dan motivasi dari pemerintah, sehingga ke depan usaha herbal ini diharapkan menjadi lebih baik.
Sementara Sridana memaparkan materi tentang cara ngracik loloh yang sumber resepnya digali dari lontar usada, sastra kuno, dan cerita masyarakat yang sudah biasa menggunakan tanaman obat yang tumbuh di sekitar.
Keunggulan herbal adalah sedikit memiliki efek samping. Obat herbal juga memiliki manfaat lebih dari satu, mudah didapat karena tumbuh di pekarangan, di tegalan, dan sudah banyak masyarakat yang membudidayakan. Untuk cara mengolahnya, memang perlu mengedukasi masyakarat cara yang baik dan benar.
Alat-alat yang dibutuhkan juga khusus. Tetapi, bisa juga menggunakan alat-alat di rumah, namun jangan mengunakan alat-alat yang mudah berkarat. Paling sederhana menggunakan alat-alat di rumah yang bahannya dari baskom keramik, gelas kaca, payuk (periuk) kaca, dan payuk dari tanah liat.
Sridana mengatakan, di masa pandemi Covid-19 dirinya membuat ramuan loloh imunitas yang bahannya dari tanaman di sekitar. Referensi sumbernya dari geguritan Sucita Sebudi, di sana ada daun piduh, daun pegagan, daun meniran, petikan kebo, dan juga empon-empon. “Secara ilmiah memang terbukti kandungan tanaman tersebut, bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Kalau dibilang jamu mengobati Covid, itu belum, karena perlu pembuktian secara ilmiah dan uji laboratorium yang lebih jauh lagi,” tandas Sridana. *cr74
Ida Ayu Rusmarini memberikan materi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal, sedang Sridana yang merupakan dosen UNHI Denpasar memaparkan terkait taru pramana.
“Luar biasa. Respons para peserta begitu tinggi. Mereka yang sebelumnya hanya mengetahui bagaimana mereka mengkonsumsi untuk sehari-hari, tetapi setelah diberi tahu manfaatnya, kandungannya, cara mengolahnya, dan lainnya, mereka tampak senang sekali,” ucap Ida Ayu Rusmarini.
Dalam workshop ini, para peserta tidak hanya mendengar secara teori, tetapi juga dapat melihat langsung praktik membuat loloh.
Ida Ayu Rusmarini mengaku, kendala pengembangan obat herbal itu ada pada masalah promosi. Mungkin dengan diikutkan dalam kegiatan workshop dan motivasi dari pemerintah, sehingga ke depan usaha herbal ini diharapkan menjadi lebih baik.
Sementara Sridana memaparkan materi tentang cara ngracik loloh yang sumber resepnya digali dari lontar usada, sastra kuno, dan cerita masyarakat yang sudah biasa menggunakan tanaman obat yang tumbuh di sekitar.
Keunggulan herbal adalah sedikit memiliki efek samping. Obat herbal juga memiliki manfaat lebih dari satu, mudah didapat karena tumbuh di pekarangan, di tegalan, dan sudah banyak masyarakat yang membudidayakan. Untuk cara mengolahnya, memang perlu mengedukasi masyakarat cara yang baik dan benar.
Alat-alat yang dibutuhkan juga khusus. Tetapi, bisa juga menggunakan alat-alat di rumah, namun jangan mengunakan alat-alat yang mudah berkarat. Paling sederhana menggunakan alat-alat di rumah yang bahannya dari baskom keramik, gelas kaca, payuk (periuk) kaca, dan payuk dari tanah liat.
Sridana mengatakan, di masa pandemi Covid-19 dirinya membuat ramuan loloh imunitas yang bahannya dari tanaman di sekitar. Referensi sumbernya dari geguritan Sucita Sebudi, di sana ada daun piduh, daun pegagan, daun meniran, petikan kebo, dan juga empon-empon. “Secara ilmiah memang terbukti kandungan tanaman tersebut, bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh. Kalau dibilang jamu mengobati Covid, itu belum, karena perlu pembuktian secara ilmiah dan uji laboratorium yang lebih jauh lagi,” tandas Sridana. *cr74
Komentar