Mantan Kapoltabes Denpasar Siap Maju ke Pilgub Bali 2018
Satu lagi tokoh non partai yang bersiap maju sebagai kandidat Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018.
JAKARTA, NusaBali
Dia adalah Brigjen Pol (Purn) Drs Dewa Bagus Made Suharya SH, 59, mantan Kepala Biro Perbekalan Umum dan Staf Sarana Prasarana (Karobekum Ssarpras) Mabes Polri yang pernah menjabat sebagai Kapoltabes Denpasar. Dia klaim sudah kantongi 300.000 pendukung untuk maju tarung melalui jalur Independen.
Brigjen Dewa Bagus Made Suharya sudah setahun pensiun dari dinas kepolisian, yakni September 2015 lalu. Saat ini, pensiunan Jenderal Bintang Satu asal Banjar Dalem Kesuma Sari, Desa Kepaon, Denpasar Selatan ini menjabat Wakil Ketua Persatuan Purnawirawan Polri Provinsi Bali. Selain itu, Dewa Suharya juuga aktif sebagai pembina olahraga dengan menduduki jabatan Ketua Pengprov IPSI Bali, induk organisasi cabang beladiri pencak silat.
Kepada NusaBali, Dewa Suharya terus terang mengakui kesiapannya untuk maju tarung ke Pilgub Bali 2018 mendatang. “Saya pensiun dari kepolisian bulan September 2015 lalu. Setelah pensiun, saya balik ke Bali. Sekarang saya menjadi Ketua IPSI Bali. Saya akan maju ke Pilgub Bali 2018 nanti,” ujar Dewa Suharya saat ditemui NusaBali seusai konferensi pers Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Ruang Fraksi Gerindra DPR RI, Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (15/11) lalu.
Menurut Dewa Suharya, dirinya membidik posisi Bali 1 atau kursi Gubernur Bali dalam Pilgub 2018. “Jika bisa menjadi Gubernur Bali, mengapa harus jadi Wakil Gubernur?” tandas perwira tinggi Polri kelahiran Denpasar, 6 Agustus 1957 ini.
Dewa Suharya menegaskan, dirinya siap maju sebagai kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2018 karena banyaknya dorongan dari masyarakat Pulau Dewata. Ayah 5 anak dari pernikahannya dengan Sagung Ari Sri Masyeni ini bahkan mengklaim telah mendapat dukungan dari ribuan warga. Dukungan itu diakui sebagai modal awal cukup berharga bagi Dewa Suharya, yang notabene bukan kader partai.
Soal kendaraan maju ke Pilgub Bali 2018 mendatang, Dewa Suharya mengaku maju melalui jalur Independen. Selama ini, dia tidak pernah masuk partai politik karena statusnya sebagai anggota Polri. “Saat ini, saya sudah dapat dukungan lebih dari 300.000 orang untuk maju sebagai Calon Gubernur dari jalur Independen,” katanya.
Kendati demikian, Dewa Suharya juga tidak menutup kemungkinan maju tarung ke Pilgub Bali 2018 dengan naik kendaraan politik, jika memang ada parpol yang bersedia mengusungnya. “Bila ada parpol yang mau usuang saya, kenapa tidak? Saat ini, saya berusaha dulu lewat jalur Independen. Saya siap maju ke Pilgub karena desakan dan dorongan dari masyarakat Bali. Selain itu, saya memang ingin mengabdi kembali kepada bangsa, negara, dan masyarakat Bali,” ujar tokoh berusia 59 tahun yang sempat dipercaya menjadi Ketua Dharma Shanti Nasional Nyapi Tahun 2014 ini.
Dewa Bagus Made Suharya sendiri sudah cukup familiar bagi masyarakat Bali, khususnya Denpasar Badung, Tabanan, dan sekitarnya karena aktivitasnya selama ini. Dewa Suharya merupakan anak dari pasangan Dewa Bagus Putu Sura dan Jero Pasek. Dia menghabiskan masa kecilnya di Denpasar Selatan.
Dia sempat setahun kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Unud, sebelum kemudian diterima masuk Akabri Kepolisian tahun 1977. Begitu lulus Akabri tahun 1981, Dewa Suharya langsung ditugaskan berdinas di Poltabes Semarang, Jawa Tengah. Dari situ, dia berpindah-pindah tugas ke Polresta Surakarta (Jawa Tengah), Polres Wonogiri, dan Polres Jogjakarta.
Sempat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Dewa Suharya kemudian berdinas di Akademi Kepolisian (Akpol), sebelum dialihkan ke Polresta Surabaya Selatan, Polwiltabes Surabaya, dan ditarik Bareskrim Mabes Polri. Berikutnya, Dewa Suharya menempuh pendidikan Sespim.
Selesai pendidikan Sespim, Dewa Suharya dipromosikan menjadi Kapolres Covalima (Timor Timur) periode 1996-1997. "Itu pertama kali saya menjadi Kapolres. Masyarakat setempat (Timtim) sangat menerima karena penegakan hukum berjalan sesuai aturan," kenang Dewa Suharya kepada NusaBali dalam satu kesempatanm.
Usai bertugas sebagai Kapolres Covalima---daerah perbatasan Indonesia-Atambua yang dikenal sebagai ‘Lumbung Padi Timtim---, Dewa Suharya dipindahkan ke tanah leluhur Bali menjadi Kapolres Tabanan.
Setelah jadi Kapolres Tabanan, Dewa Suharya secara berturut-turut dialihkan sebagai Kapolres Badung, lalu Kapoltabes Denpasar, sebelum kemudian ditarik ke Bareskrim Mabes Polri. “Bertugas di daerah sendiri membuat saya bangga. Sebab, saya bisa mengabdi kepada tanah kelahiran,” katanya.
Dewa Suharya tidak lama di Bareskrim Mabes Polri. Selanjutnya, dia ditugaskan menjadi Dir Reskrim Polda Lampung, lalu Dir Reskrim Polda Bali. Dari situ, Dewa Suharya ditarik menjadi Kabag Pengajaran dan Pelatihan Akpol, lanjut Kapolwil Pekalongan (Jateng), Sesrema Mabes Polri, Kabag Tata Organisasi Mabes Polri, hingga jabat Kabirobekum Ssaspras Polri sebelum akhirnya pensiun, September 2015.
Pasca pensiun dari dinas kepolisian, Dewa Suharya kini bersiap maju tarung ke Pilgub Bali 2018. Dia praktis menambah deretan tokoh yang diwacanakan maju sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Sebelumnya, sejumlah tokoh sudah digadang-gadang akan maju sebagai kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2016, seperti mantan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Walikota Denpasar IB rai Dharmawijaya Mantra, dan Anggota DPD RI Dapil Bali Shri I Gusti Ngurah Arya Wiedakarna.
Sedangkan dua tokoh partai politik yang hampir pasti maju tarung Pilgub Bali 2018 adalah Dr Ir Wayan Koster MM (Ketua DPD PDIP Bali yang anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode) dan I Ketut Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali). Wayan Koster bakal diusung PDIP, sementara Sudikerta diusung Golkar. * k22
Brigjen Dewa Bagus Made Suharya sudah setahun pensiun dari dinas kepolisian, yakni September 2015 lalu. Saat ini, pensiunan Jenderal Bintang Satu asal Banjar Dalem Kesuma Sari, Desa Kepaon, Denpasar Selatan ini menjabat Wakil Ketua Persatuan Purnawirawan Polri Provinsi Bali. Selain itu, Dewa Suharya juuga aktif sebagai pembina olahraga dengan menduduki jabatan Ketua Pengprov IPSI Bali, induk organisasi cabang beladiri pencak silat.
Kepada NusaBali, Dewa Suharya terus terang mengakui kesiapannya untuk maju tarung ke Pilgub Bali 2018 mendatang. “Saya pensiun dari kepolisian bulan September 2015 lalu. Setelah pensiun, saya balik ke Bali. Sekarang saya menjadi Ketua IPSI Bali. Saya akan maju ke Pilgub Bali 2018 nanti,” ujar Dewa Suharya saat ditemui NusaBali seusai konferensi pers Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Ruang Fraksi Gerindra DPR RI, Gedung Nusantara I Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (15/11) lalu.
Menurut Dewa Suharya, dirinya membidik posisi Bali 1 atau kursi Gubernur Bali dalam Pilgub 2018. “Jika bisa menjadi Gubernur Bali, mengapa harus jadi Wakil Gubernur?” tandas perwira tinggi Polri kelahiran Denpasar, 6 Agustus 1957 ini.
Dewa Suharya menegaskan, dirinya siap maju sebagai kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2018 karena banyaknya dorongan dari masyarakat Pulau Dewata. Ayah 5 anak dari pernikahannya dengan Sagung Ari Sri Masyeni ini bahkan mengklaim telah mendapat dukungan dari ribuan warga. Dukungan itu diakui sebagai modal awal cukup berharga bagi Dewa Suharya, yang notabene bukan kader partai.
Soal kendaraan maju ke Pilgub Bali 2018 mendatang, Dewa Suharya mengaku maju melalui jalur Independen. Selama ini, dia tidak pernah masuk partai politik karena statusnya sebagai anggota Polri. “Saat ini, saya sudah dapat dukungan lebih dari 300.000 orang untuk maju sebagai Calon Gubernur dari jalur Independen,” katanya.
Kendati demikian, Dewa Suharya juga tidak menutup kemungkinan maju tarung ke Pilgub Bali 2018 dengan naik kendaraan politik, jika memang ada parpol yang bersedia mengusungnya. “Bila ada parpol yang mau usuang saya, kenapa tidak? Saat ini, saya berusaha dulu lewat jalur Independen. Saya siap maju ke Pilgub karena desakan dan dorongan dari masyarakat Bali. Selain itu, saya memang ingin mengabdi kembali kepada bangsa, negara, dan masyarakat Bali,” ujar tokoh berusia 59 tahun yang sempat dipercaya menjadi Ketua Dharma Shanti Nasional Nyapi Tahun 2014 ini.
Dewa Bagus Made Suharya sendiri sudah cukup familiar bagi masyarakat Bali, khususnya Denpasar Badung, Tabanan, dan sekitarnya karena aktivitasnya selama ini. Dewa Suharya merupakan anak dari pasangan Dewa Bagus Putu Sura dan Jero Pasek. Dia menghabiskan masa kecilnya di Denpasar Selatan.
Dia sempat setahun kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Unud, sebelum kemudian diterima masuk Akabri Kepolisian tahun 1977. Begitu lulus Akabri tahun 1981, Dewa Suharya langsung ditugaskan berdinas di Poltabes Semarang, Jawa Tengah. Dari situ, dia berpindah-pindah tugas ke Polresta Surakarta (Jawa Tengah), Polres Wonogiri, dan Polres Jogjakarta.
Sempat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Dewa Suharya kemudian berdinas di Akademi Kepolisian (Akpol), sebelum dialihkan ke Polresta Surabaya Selatan, Polwiltabes Surabaya, dan ditarik Bareskrim Mabes Polri. Berikutnya, Dewa Suharya menempuh pendidikan Sespim.
Selesai pendidikan Sespim, Dewa Suharya dipromosikan menjadi Kapolres Covalima (Timor Timur) periode 1996-1997. "Itu pertama kali saya menjadi Kapolres. Masyarakat setempat (Timtim) sangat menerima karena penegakan hukum berjalan sesuai aturan," kenang Dewa Suharya kepada NusaBali dalam satu kesempatanm.
Usai bertugas sebagai Kapolres Covalima---daerah perbatasan Indonesia-Atambua yang dikenal sebagai ‘Lumbung Padi Timtim---, Dewa Suharya dipindahkan ke tanah leluhur Bali menjadi Kapolres Tabanan.
Setelah jadi Kapolres Tabanan, Dewa Suharya secara berturut-turut dialihkan sebagai Kapolres Badung, lalu Kapoltabes Denpasar, sebelum kemudian ditarik ke Bareskrim Mabes Polri. “Bertugas di daerah sendiri membuat saya bangga. Sebab, saya bisa mengabdi kepada tanah kelahiran,” katanya.
Dewa Suharya tidak lama di Bareskrim Mabes Polri. Selanjutnya, dia ditugaskan menjadi Dir Reskrim Polda Lampung, lalu Dir Reskrim Polda Bali. Dari situ, Dewa Suharya ditarik menjadi Kabag Pengajaran dan Pelatihan Akpol, lanjut Kapolwil Pekalongan (Jateng), Sesrema Mabes Polri, Kabag Tata Organisasi Mabes Polri, hingga jabat Kabirobekum Ssaspras Polri sebelum akhirnya pensiun, September 2015.
Pasca pensiun dari dinas kepolisian, Dewa Suharya kini bersiap maju tarung ke Pilgub Bali 2018. Dia praktis menambah deretan tokoh yang diwacanakan maju sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Sebelumnya, sejumlah tokoh sudah digadang-gadang akan maju sebagai kandidat Cagub Bali ke Pilgub 2016, seperti mantan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Walikota Denpasar IB rai Dharmawijaya Mantra, dan Anggota DPD RI Dapil Bali Shri I Gusti Ngurah Arya Wiedakarna.
Sedangkan dua tokoh partai politik yang hampir pasti maju tarung Pilgub Bali 2018 adalah Dr Ir Wayan Koster MM (Ketua DPD PDIP Bali yang anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga kali periode) dan I Ketut Sudikerta (Ketua DPD I Golkar Bali yang kini menjabat Wakil Gubernur Bali). Wayan Koster bakal diusung PDIP, sementara Sudikerta diusung Golkar. * k22
1
Komentar