Gara-gara Sakit, Gelar Guru Juara Nasional Dianulir
Karya tulis yang mengantar Made Regeg juara tingkat nasional, tapi gagal dipresentasikan akibat sakit perut, berjudul ‘Supervisi Model Kristal Metoda Coaching’. Karya tulis ini merupakan hasil penelitian selama 2 tahun di SMPN 2 Kubu
I Made Regeg, Pendidik yang Kini Pengawas SMP Disdikpora Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Nasib apes menimpa I Made Regeg, 51, guru yang kini sebagai Pengawas SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem. Bayangkan, hanya gara-gara sakit perut hingga gagal mempresentasikan hasil karya tulisnya, predikat ‘Guru Juara Nasional’ yang telah disandangnya justru dianulir panitia.
Sedianya, Made Regeg selaku ‘Guru Juara Nasional’ berangkat ke Jakarta untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya, 19-22 November 2016. Namun, sehari menjelang berangkat, tokoh pendidikan asal Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem ini mendadak terserang diare, Sabtu (18/11). Pendidik berusia 51 tahun ini pun batal mempresentasikan karya tulisnya.
Made Regeg selaku penyandang gelar Guru Juara Nasional 2016, semula hendak mempresentasikan karya tulis berjudul ‘Supervisi Model Kristal Metoda Coaching’. Karya tulis yang intinya untuk meningkatkan prestasi kerja tersebut merupakan hasil penelitiannya di SMPN 2 Kubu selama 2 tahun.
Kristal yang dimaksud adalah sindkatan dari ‘kenali, rencanakan, implementasikan, supervisi, dan tindaklanjuti’. Hasil penelitiannya itu dituangkan dalam karya tulis, se-lanjutnya dikirim ke Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional Tahun 2016 dalam rangka menyongsong Hari Guru dan HUT PGRI.
Karya tulis ‘Supervisi Model Kristal Metoda Coaching’ telah disetorkan Mage Regeg ke panitia di Kemendikbud, September 2016 lalu. Karya tulis milik Made Regeg bersaing dengan ribuan karya tulis yang masuk dari berbagai wilayah se-Indonesia. Setelah melalui proses seleksi ketat, panitia akhirnya menetapkan karya tulis Made Regeg bertajuk ‘Super-visi Model Kristal Metoda Coaching’ sebagai juara. Made Regeg pun sandang predikat ‘Guru Juara Nasional’.
“Sayang sekali, saat tiba giliran untuk mempresentasikan karya tulis tersebut, saya sebagai pemenang lomba malah gagal berangkat ke Jakarta gara-gara sakit perut. Pas di hari hendak berangkat ke Jakarta, Sabtu, 18 November 2016, tiba-tiba saya sakit perut hingga masuk rumah sakit dan dirawat selama semalam,” ungkap Made Regeg kepada NusaBali di Amlapura, Kamis (24/11).
Konsekuensi dari kegagalannya mempresentasikan karya tulis yang sudah memenangkan lomba tersebut, gelar ‘Guru Juara Nasional’ yang diraih Made Regeg pun dianulir panitia. Kendati demikian, guru kelahiran 22 Desember 1965 ini tetap bangga, karena karya tulisnya dipilih sebagai terbaik nasional.
“Setidaknya, kerja keras penelitian selama 2 tahun mendapat penghargaan, meskipun batal dinobatkan sebgai juara,” jelas mantan Kepala Sekolah (Kasek) SDN 6 Tianyar Barat, Kecamatan Kubu ini.
Made Regeg mengisahkan, tenaga pengawas seperti dirinya penting bisa menuangkan pengalamannya dalam karya tulis, untuk mengembangkan inovasi. Di samping itu, juga menemukan persoalan di lapangan dan berupaya mencarikan solusi. Hasil penelitiannya secara umum adalah menyangkut kondisi SMP di Kabupaten Karangasem, dengan kelemahan utama kekurangan sarana dan prasarana serta tenaga kependidikan sebagai pendukung meningkatkan mutu pendidikan.
Made Regeg merupakan salah satu tokoh pendidikan di Karangasem yang mengawali karier dari bawah. Dia menempun pendidikan dasar di SDN 3 Tianyar, Kecamatan Kubu. Tamat SD tahun 1979, Made Regeg melanjutkan ke SMPN 1 Kubu (tamat tahun 1982), lanjut ke SPG Negeri 1 Singaraja (tamat tahun 1985), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Terbuka (tamat tahun 1995), S1 STKIP Amlapura (tamat tahun 1998), hingga Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar tamat 2004.
Sedangkan kariernya sebagai guru diawali di SDN 6 Tianyar Barat. Made Regeg pun sempat dipercaya menjadi Kasek SD Negeri 6 Tianyar Barat. Dari situ, dia dialihkan ke UPT Disdikpora Kecamatan Kubu. Selanjutnya, ayah 4 anak dan 2 cucu ini dipercaya menjadi Penagawas SMP Disdikpora Karangasem sejak tahun 2009. Di tengah keseibuaknnya di pemerintahan, Made Regeg juga sempat ngayah sebagai Bendesa Pakraman Muntigunung, Desa Tianyar Barat.
Sementara itu, Pembina Karya Tulis Guru Kabupaten Karangasem, Ida Bagus Nyoman Japa, menyayangkan gagalnya Made Regeg berangkat ke Jakarta untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya, gara-gara jatuh sakit. “Padahal, karya tulis yang hendak dipresentasikan itu telah dinobatkan sebagai juara tingkat nasional,” sesal IB Nyoman Japa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Kamis kemarin. * k16
1
Komentar