DPC PDIP Buleleng Dorong Bentuk Koperasi
Koperasi dimaksud khusus mengatasi pasokan bahan baku benang dan pewarna kain endek yang lebih berkualitas.
SINGARAJA, NusaBali
DPC PDIP Kabupaten Buleleng mendorong Pemprov Bali membentuk koperasi khusus yang mengatasi pasokan bahan baku benang dan pewarna kain tenun endek. Karena dua bahan baku tersebut masih menjadi kendala di tingkat perajin endek.
Hal itu ditegaskan Ketua DPC PDIP Buleleng Putu Agus Suradnyana saat mengikuti webinar pemberlakuan SE Gubernur No 04 Tahun 2021, Selasa (23/2), di kantor DPC PDIP Buleleng. Agus Suradnyana yang juga Bupati Buleleng dalam webinar itu didampingi Sekretaris DPC PDIP Gede Supriatna yang juga Ketua DPRD Buleleng, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua Fraksi PDIP Ketut Ngurah Arya, dan elite PDIP yang duduk di kursi DPRD Buleleng.
“Koperasi bisa menyediakan benang yang lebih bagus, bahan pewarna yang lebih berkualitas, sehingga dapat memaksimalkan produksi tenun endek di Bali yang selama ini kelemahannya ada pada kualitas bahan baku dan pewarna yang masih rendah. Melalui koperasi ini bisa memberikan motivasi dan kecenderungan untuk improvisasi dan segi desain dan kualitas oleh perajin di Bali,” ujar Agus Suradnyana.
Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini juga menyarankan perlu ada pelatihan desain bagi pengusaha muda di Bali untuk menciptakan model busana yang fashionable. Sehingga kain tenun endek yang selama ini hanya digunakan untuk kegiatan formal dan orang kantoran dapat lebih dibumikan. Khusus di Buleleng upaya membumikan endek, menurut Agus Suradnyana, sudah dilakukan sejak 2016 silam. Melalui Dekranasda Buleleng yang diketuai Gusti Aries Sujati, sebagian perajin endek di Buleleng sudah sempat dilatih di Institut Teknologi Bandung untuk teknik pewarnaan endek yang berkualitas.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya menyatakan selaku anggota dewan akan terus menyosialisasikan penggunaan endek ke masyarakat. “Soal pemahaman berbeda di masyarakat, kami bertanggungjawab sosialisasikan terus agar masyarakat Buleleng dan Bali bangga,” ucap dia.
Perajin tenun endek Bali Kertagosa Ketut Marlina Dewi mengaku gembira dengan diterbitkannya SE No 04/2021. “Pesanan paling banyak dari instansi-instansi. Tetapi pandemi setahun terakhir melesu, sekarang sudah mulai bergeliat lagi,” ungkap perajin endek di Desa Bondalem, Tejakula, ini.
Apresiasi tinggi juga diungkapkan desainer Putu Ayu Windyani. “Endek itu sebenarnya sangat fleksibel, tergantung bagaimana cara mengolah dan memadupadankan bahan,” ucap owner rumah tenun ikat Ayu Windy ini. *k23
Hal itu ditegaskan Ketua DPC PDIP Buleleng Putu Agus Suradnyana saat mengikuti webinar pemberlakuan SE Gubernur No 04 Tahun 2021, Selasa (23/2), di kantor DPC PDIP Buleleng. Agus Suradnyana yang juga Bupati Buleleng dalam webinar itu didampingi Sekretaris DPC PDIP Gede Supriatna yang juga Ketua DPRD Buleleng, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Ketua Fraksi PDIP Ketut Ngurah Arya, dan elite PDIP yang duduk di kursi DPRD Buleleng.
“Koperasi bisa menyediakan benang yang lebih bagus, bahan pewarna yang lebih berkualitas, sehingga dapat memaksimalkan produksi tenun endek di Bali yang selama ini kelemahannya ada pada kualitas bahan baku dan pewarna yang masih rendah. Melalui koperasi ini bisa memberikan motivasi dan kecenderungan untuk improvisasi dan segi desain dan kualitas oleh perajin di Bali,” ujar Agus Suradnyana.
Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini juga menyarankan perlu ada pelatihan desain bagi pengusaha muda di Bali untuk menciptakan model busana yang fashionable. Sehingga kain tenun endek yang selama ini hanya digunakan untuk kegiatan formal dan orang kantoran dapat lebih dibumikan. Khusus di Buleleng upaya membumikan endek, menurut Agus Suradnyana, sudah dilakukan sejak 2016 silam. Melalui Dekranasda Buleleng yang diketuai Gusti Aries Sujati, sebagian perajin endek di Buleleng sudah sempat dilatih di Institut Teknologi Bandung untuk teknik pewarnaan endek yang berkualitas.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya menyatakan selaku anggota dewan akan terus menyosialisasikan penggunaan endek ke masyarakat. “Soal pemahaman berbeda di masyarakat, kami bertanggungjawab sosialisasikan terus agar masyarakat Buleleng dan Bali bangga,” ucap dia.
Perajin tenun endek Bali Kertagosa Ketut Marlina Dewi mengaku gembira dengan diterbitkannya SE No 04/2021. “Pesanan paling banyak dari instansi-instansi. Tetapi pandemi setahun terakhir melesu, sekarang sudah mulai bergeliat lagi,” ungkap perajin endek di Desa Bondalem, Tejakula, ini.
Apresiasi tinggi juga diungkapkan desainer Putu Ayu Windyani. “Endek itu sebenarnya sangat fleksibel, tergantung bagaimana cara mengolah dan memadupadankan bahan,” ucap owner rumah tenun ikat Ayu Windy ini. *k23
Komentar