Perumda Tirta Sanjiwani Uji Coba Blowing Botol Kemasan
GIANYAR, NusaBali
Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani melakukan uji coba blowing botol kemasan di Banjar Bukian Kawan, Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Gianyar, Kamis (25/2).
Hasil uji coba air kemasan dengan nama Be Gianyar Mineral Water ini tak langsung dipasarkan. Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani Gianyar masih proses melengkapi perizinan. Air kemasan ini ditargetkan siap edar pada pertengahan April 2021 saat HUT Kota Gianyar.
Dirut Perumda Perusahaan Air Minum Tirta Sanjiwani Gianyar, Ir I Made Sastra Kencana mengatakan, sebelum ujicoba pihak pabrik air minum dalam kemasan (AMDK) menyiapkan peralatan pendukung. Saat ini dilakukan proses komisioning antara penyedia dan Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Gianyar. “Besok akan dilanjutkan dengan uji produksi, uji satu produk dari satu sumber menganalisis titik-titiknya. Satu produk uji lab 1 sampai 2 jam hingga bisa siap minum,” jelas Made Sastra Kencana.
Dikatakan, mesin di pabrik AMDK sudah 100 persen jadi. “Target masuk pasar secepatnya. Kami berharap siap edar di bulan April, namun kembali lagi ke izin edar BPOM,” jelasnya. Menurutnya, hasil produknya sudah sesuai ekpestasi. Terkait open marketing rencana awal menyasar hotel dan restoran. Namun situasi masih pandemi, distributor kemungkinan mencari alternatif lainnya. Dalam uji coba mesin tersebut, semua unit mesin produksi dioperasikan satu persatu. Mulai dari pembuatan botol, galon, kemasan kaca hingga produksi air menjadi produk jadi.
Sastra Kencana menambahkan, untuk kapasitas produksi pengisian air menjadi kemasan galon sebanyak 300 galon/jam, cup/gelas 160 box/jam, botol 600 ml sebanyak 8.000 botol/jam, dan botol 1.500 ml sebanyak 5.000 botol/jam. “Untuk produksi botol atau blowing rata-rata 4.000 botol/jam. Intinya kami sudah siap produksi,” tambah Sastra Kencana.
Petugas pemantau dari Disperindag Gianyar, Mulyadi menilai uji coba mesin blowing untuk botol 600ml pada pabrik AMDK Tirta Sanjiwani belum sepenuhnya berhasil. “Dari uji coba pembuatan 1.000 botol cetak, masih ditemukan kegagalan cetak 3 sampai 4 botol,” ujarnya. Mulyadi mengungkapkan saat uji coba masih menemukan kendala pada mesin. “Ini mesinnya baru sehingga masih utak-atik mesin agar pas, sehingga hasil cetak mendekati 100% sempurna,” jelas Mulyadi. Maka itu uji coba akan dilakukan beberapa kali lagi.
Sebelumnya juga dilakukan uji coba untuk botol 1.500 ml. Uji coba ini dilakukan beberapa kali. Secara prinsip tingkat kegagalan masih dalam toleransi. “Tingkat kegagalan masih kecil, artinya masih pada batas toleransi, kegagalannya 3-4 botol dalam 1.000 botol hasil cetak,” imbuh Mulyadi.
Sementara, penyedia alat, Hadi mengatakan teknologi yang digunakan di AMDK ini bisa dibandingkan dengan pabrik lain khususnya di Bali. Selain itu di pabrik ini bisa mengeluarkan dua produk air yakni mineral dan demineral. “Kualitas mesin terbaik di Bali, mesin dari Cina bukan pabrik asal-asalan. Sudah terbiasa mengeskpor mesin ke Eropa,” jelasnya. *nvi
1
Komentar