Pemulung Rebutan Pakan Ternak dan Rongsokan di TPA
AMLAPURA, NusaBali
Para pemulung setiap hari berebutan mencari pakan ternak babi dan sapi serta barang rongsokan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Rata-rata para pemulung mengumpulkan 3 karung rongsokan tiap hari. Rongsokan sebanyak 3 karung dijual Rp 15.000.
Ni Wayan Resep, pemulung dari Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem mengaku setiap hari bekerja di TPA dari pukul 06.00 Wita-12.00 Wita. “Cari pakan ternak babi, pakan ternak sapi, dan rongsokan. Penjualan rongsokan langsung di TPA, ada pembeli yang datang mengambilnya,” ungkap Ni Wayan Resep saat ditemui di TPA Banjar Butus, Jumat (26/2). Para pemulung berkerumun saat truk-truk pengangkut sampah datang.
Ni Wayan Tarmi, pemulung dari Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri mengaku mencari pakan ternak babi dan sapi serta mengumpulkan rongsoka, berupa botol plastik, jirigen, dan karton di TPA. “Saya bekerja 6 jam, pulang bawa pakan ternak babi dan sapi, barang rongsokan bisa dijual di tempat,” katanya. Kadis Lingkungan Hidup Karangasem, I Gede Ngurah Yudiantara mengatakan, sebanyak 78 pemulung bekerja di TPA Banjar Butus. Para pemulung membantu memilah sampah. “Minimal sampah botol plastik terpisahkan,” ungkapnya.
Gede Ngurah Yudiantara memperkirakan sebanyak 72 ton sampah dibawa ke TPA Banjar Butus. Sebanyak 52 ton sampah dari kota Amlapura dan sekitarnya, selebihnya kiriman dari desa. Para pemulung tanpa koordinator, mereka datang sendiri-sendiri. “Saya selalu sarankan para pemulung tetap pakai masker agar saluran pernapasan tidak terganggu bau sampah,” kata Gede Ngurah Yudiantara.
Kenyataannya banyak yang tidak gunakan masker dengan alasan tidak punya masker. Padahal bau busuk sampah semakin menyengat karena kena air hujan. TPA Banjar Butus becek, ribuan lalat hijau berkerumun di sampah. Banyaknya kiriman sampah yang belum bisa dikelola Pemkab Karangasem sehingga di TPA Banjar Butus disiagakan satu alat berat berupa loader untuk meratakan sampah agar tidak menggunung di TPA dengan lahan seluas 1,7 hektare itu.
Guna mengurangi tumpukan sampah yang telah menggunung di TPS, Gede Ngurah Yudiantara telah melobi salah satu investor yang berminat mengolah sampah. Sampah rencananya dipadatkan lalu digunakan bahan bakar. “Ada investor telah tertarik bekerja sama mengolah sampah, rencananya Maret depan audiensi ke Bupati Karangasem,” jelasnya. *k16
Ni Wayan Resep, pemulung dari Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem mengaku setiap hari bekerja di TPA dari pukul 06.00 Wita-12.00 Wita. “Cari pakan ternak babi, pakan ternak sapi, dan rongsokan. Penjualan rongsokan langsung di TPA, ada pembeli yang datang mengambilnya,” ungkap Ni Wayan Resep saat ditemui di TPA Banjar Butus, Jumat (26/2). Para pemulung berkerumun saat truk-truk pengangkut sampah datang.
Ni Wayan Tarmi, pemulung dari Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri mengaku mencari pakan ternak babi dan sapi serta mengumpulkan rongsoka, berupa botol plastik, jirigen, dan karton di TPA. “Saya bekerja 6 jam, pulang bawa pakan ternak babi dan sapi, barang rongsokan bisa dijual di tempat,” katanya. Kadis Lingkungan Hidup Karangasem, I Gede Ngurah Yudiantara mengatakan, sebanyak 78 pemulung bekerja di TPA Banjar Butus. Para pemulung membantu memilah sampah. “Minimal sampah botol plastik terpisahkan,” ungkapnya.
Gede Ngurah Yudiantara memperkirakan sebanyak 72 ton sampah dibawa ke TPA Banjar Butus. Sebanyak 52 ton sampah dari kota Amlapura dan sekitarnya, selebihnya kiriman dari desa. Para pemulung tanpa koordinator, mereka datang sendiri-sendiri. “Saya selalu sarankan para pemulung tetap pakai masker agar saluran pernapasan tidak terganggu bau sampah,” kata Gede Ngurah Yudiantara.
Kenyataannya banyak yang tidak gunakan masker dengan alasan tidak punya masker. Padahal bau busuk sampah semakin menyengat karena kena air hujan. TPA Banjar Butus becek, ribuan lalat hijau berkerumun di sampah. Banyaknya kiriman sampah yang belum bisa dikelola Pemkab Karangasem sehingga di TPA Banjar Butus disiagakan satu alat berat berupa loader untuk meratakan sampah agar tidak menggunung di TPA dengan lahan seluas 1,7 hektare itu.
Guna mengurangi tumpukan sampah yang telah menggunung di TPS, Gede Ngurah Yudiantara telah melobi salah satu investor yang berminat mengolah sampah. Sampah rencananya dipadatkan lalu digunakan bahan bakar. “Ada investor telah tertarik bekerja sama mengolah sampah, rencananya Maret depan audiensi ke Bupati Karangasem,” jelasnya. *k16
Komentar