Desa Adat Jagapati Gelar Wimbakara dan Festival Bulan Bahasa Bali
MANGUPURA, NusaBali
Prajuru Desa Adat Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Badung menggelar perayaan Bulan Bahasa Bali III tahun 2021 di ruang rapat Kantor Desa Jagapati, Minggu (28/2).
Wimbakara atau lomba yang digelar yakni nyurat aksara Bali melibatkan siswa SD, ngwacen aksara Bali dengan peserta siswa SMP, dan masatua Bali diikuti krama istri PKK. Sementara kidung peneduh jagat melibatkan daha teruna difestivalkan.
Bendesa Adat Jagapati, I Wayan Suardana, mengungkapkan tahun-tahun sebelumnya perayaan Bulan Bahasa Bali dilaksanakan di balai banjar atau wantilan desa adat. Tahun ini karena pandemic Covid-19, diputuskan menggelar perayaan Bulan Bahasa Bali di ruang rapat Kantor Desa Jagapati. Meski dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, krama dan peserta antusias menyukseskan perayaan Bulan Bahasa Bali. “Saya berharap, meski dalam situasi apapun, upaya melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali jangan sampai melemah. Bahasa ibu harus tetap dilestarikan dan digunakan dalam sehari-hari. Bahasa Bali adalah bahasa ibu yang merupakan identitas manusia Bali,” ungkap Suardana.
Suardana berharap pelestarian Bahasa Bali tidak hanya sebatas pada kegiatan Bulan Bahasa Bali saja. Namun terus dikampanyekan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga Bahasa Bali tetap ajeg dan tetap menjadi perhatian pemerintah,” ungkap Suardana. Dikatakan, generasi muda di Desa Adat Jagapati secara berkesinambungan diajak matembang dan makekawin setiap Purnama, Tilem, Siwaratri, Saraswati, dan hari suci lainnya.
Sementara itu, krama istri antusias ikut wimbakara masatua Bali. Menurut salah seorang juri, I Wayan Warsa, secara umum penampilan para peserta sudah bagus. Hanya saja perlu ditingkatkan pada penyampaian pesan dari cerita secara utuh. Ada lima kriteria yang dinilai antara lain keutuhan dongeng, vokal, kemampuan bercerita, penghayatan, dan anggah ungguh bahasa. “Masatua itu fokus pada tetuwek atau pesan moral. Satua adalah media yang digunakan oleh leluhur untuk menyampaikan pembelajaran dan ajaran agama, terutama karmaphala,” ungkap Wayan Warsa. *ind
1
Komentar