Desa Adat Buleleng Gelar Lomba Nyurat Aksara Bali
SINGARAJA, NusaBali
Belasan siswa dari Sekolah Dasar (SD) yang ada di wewidangan desa adat Buleleng, Minggu (28/2) kemarin mengikuti wimbakara nyurat aksara Bali di wantilan desa adat Buleleng.
Sebanyak dua belas siswa putra dan putrid ini dilibatkan dalam upaya pelestarian budaya dan sastra Bali melalui rangkaian bulan bahasa Bali tahun 2020.
Ketua Panitia I Putu Satria Wiradarma menjelaskan peserta lomba berasal dari siswa SD yang ada di wewidangan banjar adat di bawah naungan Desa Adat Buleleng. Namun dari 14 banjar adat yang ada hanya 10 banjar adat yang ikut serta dengan mengirimkan satu orang perwakilan siswanya. “Total peserta sebanyak 12 orang, ada banjar adat yang tidak mengirim, tetapi banjar adat Banjar Jawa dan Banjar Paketan mengirimkan 2 perwakilannya,” jelas Satria.
Sedangkan 4 banjar adat yang tidak berpastisipasi tahun ini yakni banjar adat Banjar Tengah, banjar adat Penataran, banjar adat Peguyangan dan banjar adat Banjar Bali. Mereka absen karena tidak mendapatkan izin dari orang tua siswa, karena situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini. “Kami sudah wanti-wanti menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Namun kita tidak berani memaksa karena menyakut diri dari siswa. Adapula siswa yang malu-malu mengikuti lomba karena kurang percaya diri,” imbuh dia.
Satria yang juga penyuluh Bahasa Bali ini, menjelaskan salah satu dasar pelaksanaan bulan Bahasa Bali untuk pelestarian Budaya Bali. Kegiatan pelestarian ini juga disemarakkan oleh masyarakat umum dengan memanfaatkan media sosial sehingga upaya pelestarian budaya bali melalui bulan Bahasa Bali dapat dicapai dengan cepat.
Selain itu selama ini di setiap banjar adat juga sudah dibentuk kelompok belajar melajah aksara Bali oleh penyuluh. Lomba yang dilangsungkan pada peringatan Bulan Bahasa Bali ini adalah memicu semangat anak-anak mengukur kemampuan diri dan juga melatih karakter berani berkompetisi.
Sementara itu Kelian Desa Adat Buleleng I Nyoman Sutrisna mengungkapkan, lomba ini merupakan evaluasi dari apa yang sudah dilakukan penyuluh Bahasa bali di tiap-tiap banjar adat. Selanjutnya lomba-lomba dalam rangka pelestarian budaya Bali, akan dilakukan di berbagai jenjang pendidikan. “Ini terus kami latih pada generasi muda untuk penguatan karakter kedaerahan melalui bahasa, sastra dan budaya,” ucap Sutrisna.
Dari hasil penjurian pelaksanaan lomba panitia memutuskan Juara I dengan nilai 78, diraih I Kadek Putra Purnama Yasa. Peserta nomor 12 atas naini perwakilan dari Banjar Adat Kampung Baru. Kemudian di posisi terbaik II diraih oleh Ni Luh Danisa Sudiastiny. Peserta nomor urut 9 perwakilan banjar adat Bale Agung ini berhasil meraih nilai 75. Lalu Juara III, dengan peraihan nilai 72,5 diraih peserta nomor undi 6 atas nama Kadek Tiara Maharani dari Banjar Adat Petak. *k23
Komentar