29 DPD I Golkar Dukung Novanto Kembali Ketua DPR
Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto berupaya menggalang kekuatan untuk me-muluskan lajunya kembali ke kursi Ketua DPR, yang sempat selama setahun diambilalih Ade Komarudin.
DENPASAR, NusaBali
Salah satunya, mengumpulkan DPD I Golkar Provinsi se-Indonesia dalam forum silaturahmi di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (24/11) malam hingga Jumat (25/11) dinihari. Hasilnya, 29 DPD I Golkar se-Indonesia setuju Novanto kembali jadi Ketua DPR.
Pertemuan silaturahmi dengan DPOD I Golkar se-Indonesia di Nusa Dua, dinihari kemarin, dihadiri langsung Novanto selaku Ketua Umum DPP Golkar, serta Sekjen DPP DPP Golkar Idrus Marham, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta selaku tuan rumah. Sudikerta sendiri didampingi Ketua Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya dan Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali, Kusnandar.
Keputusan 29 DPD I Golkar se-Indonesia mendukung Novanto naik jadi Ketua DPR menggantikan Ade Komarudin ini baru diumumkan di Nusa Dua, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Pernyataan dukungan diwakili oleh Ketua DPD I Golkar Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko.
"Secara bulat dan solid mendukung keputusan DPP Golkar Nomor Kep 176/DPP/-Golkar/XI/2016 tertanggal 21 November 2016 tentang pemberhentian dan penggantian Ketua DPR RI dari Fraksi Golkar dari saudara Ade Komarudin kepada Saudara Setya Novanto," ujar politisi senior Golkar yang juga Bupati Jombang, Jawa Timur ini.
Selain dukungan terhadap Novanto gantikan Ade sebagai Ketua DPR, DPD I Golkar se-Indonesia juga sepakat mendukung penuh konsolidasi kebangsaan yang dilakuan Presiden Jokowi dalam rangka memantapkan stabilitas politik dan keamanan, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan mendorong percepatan serta pemerataan pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Sedangkan Sekjen DPP Golkar, Idrus Marham, mengatakan Setya Novanto tidak bisa menolak keputusan Fraksi Golkar DPR dan DPP Golkar untuk naik lagi menjadi Ketua DPR. "Kita sudah konsolidiasikan kekuatan Partai Golkar dari pusat sampai daerah. Ketua Umum Pak Setnov tidak bisa menolak keputusan DPP dan fraksi, serta dukungan kawan-kawan (DPD I Golkar se-Indonesia, Red). Ini amanat partai," tandas Idrus.
Menjawab NusaBali soal kemungkinan Ade Komarudin melawan dan lakukan gugatan hukum, menurut Idrus, tidak boleh ada penolakan. Pasalnya, ini sudah keputusan partai dan fraksi. “Setnov adalah kader terbaik Partai Golkar saat ini. Kami tidak mau berandai-andai. Yang jelas, semua kader wajib melaksanakan keputusan partai," ujar Idrus.
Sebaliknya, Novanto menegaskan dirinya menyerahkan keputusan kepada DPP Golkar. "Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Golkar dan Fraksi Golkar DPR. Ini bukan permintaan saya,” dalih Novanto yang kemarin didampingi Wakil Ketua Bidang Humas dan Penggalangan Opini DPP Golkar, Nurul Arifin.
Saat ini, Setya Novanto masih menjabat Ketua Fraksi Golkar DPR, sejak lengser dari kursi Ketua DPR setahun lalu gara-gara skandal ‘Papa Minta Saham’. Sejak lengser, Novanto digantikan Ade Komarudin sebagai Ketua DPR. Sebelumnya, Ade menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR. Kini, dengan dikembaikannya jabatan Novanto ke kursi Ketua DPR, berarti sudah dua kali dalam kurun setahun terjadi tukar guling posisi dengan Ade. Sebab, Ade akan dikembalikan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR.
Sementara itu, dua seepuh partai, yakni Akbar Tandjung (Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar) dan Aburizal Bakrie alias Ical (Ketua Dewan Pembina Golkar) secara khusus bertemu untuk membahas pengusulan Novanto jadi Ketua DPR, Jumat kemarin. Pertemuan digelar di Bakrie Tower Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat sore mulai pukul 15.00 WIB.
Akbar Tandjung menyebutkan, Novanto seharusnya memilih satu posisi saja. Novanto harus memilih jadi Ketua Umum DPP Golkar atau Ketua DPR? “Kami sepakat kalau sebaiknya fokus. Dua-dua posisi itu (Ketua DPR dan Ketum Partai) penting dan memiliki posisi strategis. Dari perspektif partai, ketua itu penting. Dari sisi kenegaraan, Ketua DPR juga penting. Tingal bagaimana sekarang harus ada pilihan," ujar Akbar dilansir detikcom usai pertemuan kemarin.
Akbar meminta agar Novanto memikirkan kembali secara matang keputusannya. Dia ingin agar tidak ada yang saling dikorbankan karena pilihannya tersebut. Akbar mengingatkan, Golkar saat ini butuh ketua umum ntuk mempersiapkan Pemilu 2019. Maka, Novanto sebaiknya bisa fokus dalam urusan kepartaian. "Saya mengapresiasi Novanto dalam beberapa bulan terakhir ini yang betul-betul turun ke bawah, keliling Indonesia bahkan sampai 200 tempat. Dari Novanto saya dengar sendiri ada tanda-tanda elektabilitas partai menaik,” ujar mantan Ketua Umum DPP Golkar 1998-2004 ini.
Paparan senada juga disampiakan Ical. Ketua Dewan Pembina Golkar ini mengingatkan partai akan dirugikan bila terjadi rangkap jabatan oleh Novanto. "Kalau misalnya Ketuum Golkar mendahulukan DPR, maka partai akan dirugikan. Mengapa? Karena tidak cukup nanti (waktunya). Demikian kalau ke Golkar, bagaimana nanti ke DPR-nya," papar mantan Ketua Umum DPP Golkar 2010-2016 ini.
Menurut Ical, Novanto belum bertemu dengan dirinya untuk membahas masalah tersebut. Dewan Pembina Golkar, kata Ical, sedang mengadakan rapat untuk memberikan sikap resmi mereka. "Hari ini (kemarin) kita belum mengambil sikap apa-apa terhadap Pak Setya Novanto. Karena belum ketemu dan dijelaskan maksudnya apa," tandas Ical. * nat
Salah satunya, mengumpulkan DPD I Golkar Provinsi se-Indonesia dalam forum silaturahmi di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (24/11) malam hingga Jumat (25/11) dinihari. Hasilnya, 29 DPD I Golkar se-Indonesia setuju Novanto kembali jadi Ketua DPR.
Pertemuan silaturahmi dengan DPOD I Golkar se-Indonesia di Nusa Dua, dinihari kemarin, dihadiri langsung Novanto selaku Ketua Umum DPP Golkar, serta Sekjen DPP DPP Golkar Idrus Marham, Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta selaku tuan rumah. Sudikerta sendiri didampingi Ketua Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali I Gusti Putu Wijaya dan Wakil Sekretaris DPD I Golkar Bali, Kusnandar.
Keputusan 29 DPD I Golkar se-Indonesia mendukung Novanto naik jadi Ketua DPR menggantikan Ade Komarudin ini baru diumumkan di Nusa Dua, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Pernyataan dukungan diwakili oleh Ketua DPD I Golkar Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko.
"Secara bulat dan solid mendukung keputusan DPP Golkar Nomor Kep 176/DPP/-Golkar/XI/2016 tertanggal 21 November 2016 tentang pemberhentian dan penggantian Ketua DPR RI dari Fraksi Golkar dari saudara Ade Komarudin kepada Saudara Setya Novanto," ujar politisi senior Golkar yang juga Bupati Jombang, Jawa Timur ini.
Selain dukungan terhadap Novanto gantikan Ade sebagai Ketua DPR, DPD I Golkar se-Indonesia juga sepakat mendukung penuh konsolidasi kebangsaan yang dilakuan Presiden Jokowi dalam rangka memantapkan stabilitas politik dan keamanan, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan mendorong percepatan serta pemerataan pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Sedangkan Sekjen DPP Golkar, Idrus Marham, mengatakan Setya Novanto tidak bisa menolak keputusan Fraksi Golkar DPR dan DPP Golkar untuk naik lagi menjadi Ketua DPR. "Kita sudah konsolidiasikan kekuatan Partai Golkar dari pusat sampai daerah. Ketua Umum Pak Setnov tidak bisa menolak keputusan DPP dan fraksi, serta dukungan kawan-kawan (DPD I Golkar se-Indonesia, Red). Ini amanat partai," tandas Idrus.
Menjawab NusaBali soal kemungkinan Ade Komarudin melawan dan lakukan gugatan hukum, menurut Idrus, tidak boleh ada penolakan. Pasalnya, ini sudah keputusan partai dan fraksi. “Setnov adalah kader terbaik Partai Golkar saat ini. Kami tidak mau berandai-andai. Yang jelas, semua kader wajib melaksanakan keputusan partai," ujar Idrus.
Sebaliknya, Novanto menegaskan dirinya menyerahkan keputusan kepada DPP Golkar. "Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Golkar dan Fraksi Golkar DPR. Ini bukan permintaan saya,” dalih Novanto yang kemarin didampingi Wakil Ketua Bidang Humas dan Penggalangan Opini DPP Golkar, Nurul Arifin.
Saat ini, Setya Novanto masih menjabat Ketua Fraksi Golkar DPR, sejak lengser dari kursi Ketua DPR setahun lalu gara-gara skandal ‘Papa Minta Saham’. Sejak lengser, Novanto digantikan Ade Komarudin sebagai Ketua DPR. Sebelumnya, Ade menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR. Kini, dengan dikembaikannya jabatan Novanto ke kursi Ketua DPR, berarti sudah dua kali dalam kurun setahun terjadi tukar guling posisi dengan Ade. Sebab, Ade akan dikembalikan sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR.
Sementara itu, dua seepuh partai, yakni Akbar Tandjung (Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar) dan Aburizal Bakrie alias Ical (Ketua Dewan Pembina Golkar) secara khusus bertemu untuk membahas pengusulan Novanto jadi Ketua DPR, Jumat kemarin. Pertemuan digelar di Bakrie Tower Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat sore mulai pukul 15.00 WIB.
Akbar Tandjung menyebutkan, Novanto seharusnya memilih satu posisi saja. Novanto harus memilih jadi Ketua Umum DPP Golkar atau Ketua DPR? “Kami sepakat kalau sebaiknya fokus. Dua-dua posisi itu (Ketua DPR dan Ketum Partai) penting dan memiliki posisi strategis. Dari perspektif partai, ketua itu penting. Dari sisi kenegaraan, Ketua DPR juga penting. Tingal bagaimana sekarang harus ada pilihan," ujar Akbar dilansir detikcom usai pertemuan kemarin.
Akbar meminta agar Novanto memikirkan kembali secara matang keputusannya. Dia ingin agar tidak ada yang saling dikorbankan karena pilihannya tersebut. Akbar mengingatkan, Golkar saat ini butuh ketua umum ntuk mempersiapkan Pemilu 2019. Maka, Novanto sebaiknya bisa fokus dalam urusan kepartaian. "Saya mengapresiasi Novanto dalam beberapa bulan terakhir ini yang betul-betul turun ke bawah, keliling Indonesia bahkan sampai 200 tempat. Dari Novanto saya dengar sendiri ada tanda-tanda elektabilitas partai menaik,” ujar mantan Ketua Umum DPP Golkar 1998-2004 ini.
Paparan senada juga disampiakan Ical. Ketua Dewan Pembina Golkar ini mengingatkan partai akan dirugikan bila terjadi rangkap jabatan oleh Novanto. "Kalau misalnya Ketuum Golkar mendahulukan DPR, maka partai akan dirugikan. Mengapa? Karena tidak cukup nanti (waktunya). Demikian kalau ke Golkar, bagaimana nanti ke DPR-nya," papar mantan Ketua Umum DPP Golkar 2010-2016 ini.
Menurut Ical, Novanto belum bertemu dengan dirinya untuk membahas masalah tersebut. Dewan Pembina Golkar, kata Ical, sedang mengadakan rapat untuk memberikan sikap resmi mereka. "Hari ini (kemarin) kita belum mengambil sikap apa-apa terhadap Pak Setya Novanto. Karena belum ketemu dan dijelaskan maksudnya apa," tandas Ical. * nat
1
Komentar