Made Sri Astiti, Alumni yang Kini Jadi Kasek di SMANSA
Jabatan Kasek SMANSA dan SMANTIARA Singaraja 'Tukar Guling'
Bagi Sri Astiti tanggungjawab yang diembannya kini sangat besar, terlebih nama besar SMAN 1 Singaraja sudah tak dapat diragukan lagi di kancah provinsi hingga nasional.
SINGARAJA, NusaBali
Penyegaran Kepala Sekolah (Kasek) di jenjang Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) dan Sekolah Luar Biasa di Buleleng dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Sebanyak 8 kasek di Bali dimutasi, salah satunya Kasek SMAN 1 Singaraja yang menjadi barometer pendidikan di Buleleng.
Kasek SMAN 1 Singaraja (SMANSA), I Putu Eka Wilantara MPd tukar guling (tukar posisi) dengan Kasek SMAN 3 Singaraja (SMANTIARA) Made Sri Astiti SPd MPd. Kini Eka Wilantara yang telah mengabdi 8 tahun di SMAN 1 Singaraja per 1 Maret 2021 berpindah tugas menjadi Kasek SMAN 3 Singaraja. Sedangkan jabatan lamanya diisi Sri Astiti yang sebelumnya menjabat Kasek SMAN 3 Singaraja. Serah terima jabatan kepala sekolah ini berlangsung di SMAN 3 Singaraja, Selasa (2/3) pagi diikuti oleh perwakilan guru dan pegawai.
Eka Wilantara setelah 8 tahun memimpin SMAN 1 Singaraja berharap dengan nahkoda baru, yakni Sri Astiti, dapat membawa salah satu sekolah favorit di Buleleng ini menjadi lebih baik. “SMANSA sebagai pusat pengembangan pendidikan di Buleleng mendapat dukungan penuh orangtua, siswa dan juga kekuatan alumninya yang sangat luar biasa, mudah-mudahan dengan kasek baru prestasinya bisa melesat lebih maksimal,” kata Eka Wilantara yang baru mendapatkan gelar doktornya, belum lama ini.
Kasek berprestasi asal Kabupaten Jembrana ini pun mengaku memiliki tantangan khusus di sekolah baru yang akan dipimpinnya. Dalam waktu dekat Kasek Eka Wilantara mengaku akan berfokus di bidang kesehatan sekolah pada masa pandemi ini.
Setelah pandemi berakhir diakuinya baru dapat mengembangkan program akademik dan non akademik. “Di masing-masing sekolah pasti punya potensi tersendiri. Nanti potensi ini didata dan diklasifikasikan dulu mana yang memungkinkan dipercepat dan ditingkatkan. Mudah-mudahan bisa berimbang akademik dan non akademiknya dengan dukungan guru penggerak dan pendamping penggerak di sini (SMANTIARA),” imbuh Eka Wilantara.
Kasek Eka Wilantara pun mengaku optimis dapat membawa SMANTIARA menyusul SMANSA, namun perlu tahapan untuk menapak anak tangga dan membuatnya sejajar. Sementara itu Kasek SMANSA yang baru, Made Sri Astiti mengaku tidak ada hal spesial mendapatkan tongkat komando memimpin di sekolah favorit di Buleleng ini. Sebagai abdi negara dia pun mengaku siap ditempatkan di mana saja. “Perpindahan ini kan tugas. Jadi di mana saya tidak masalah yang penting tetap semangat,” ucap wanita asal Jalan Gajah Mada, Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja ini.
Kasek kelahiran Singaraja 24 Agustus 1968 ini mengatakan sangat bersyukur bisa bertugas di sekolah yang dulu menjadi tempatnya menuntut ilmu. Sri Astiti merupakan alumni SMANSA angkatan tahun 1986. Meski demikian menurutnya tanggungjawab yang diemban sangat besar. Terlebih nama besar SMAN 1 Singaraja sudah tak dapat diragukan lagi di kancah provinsi hingga nasional.
“Ada tanggungjawab lebih dalam tugas memajukan sekolah. Apalagi dulu saya alumni di SMAN 1 Singaraja juga. Ini sekaligus tugas berat juga bagi saya minimal mempertahankan yang sudah diraih sebelumnya,” jelas ibu satu anak ini. Anak kedua dari sembilan bersaudara pasangan I Nyoman Puja Negara dengan Ketut Srinten ini mengaku belum menyusun strategi memimpin SMAN 1 Singaraja ke depannya.
Namun setelah ngantor di tempat baru mulai hari ini, Rabu (3/3) akan diawali dengan pengenalan lingkungan dan kondisi sekolah terleih dahulu. Termasuk perkenalan diri dengan guru dan pegawainya. “Pertama saya akan lihat dulu kondisi sekolahnya. Setiap sekolah pasti ada kelebihan dan kelemahannya, setelah itu baru saya atur strategi,” kata istri I Wayan Puja Astawa ini.
Sri Astiti mengawali karirnya sebagai tenaga pendidik pada tahun 1997 silam. Perempuan 51 tahun ini diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan pertama di salah satu SMA di Praya, Lombok Tengah, Provinsi NTB. Setelah mengabdi 3 tahun menjadi guru matematika di Praya, kemudian melanjutkan tugasnya di SMAN 2 Denpasar. Namun setelah satu tahun bertugas dia kembali pindah tugas di Buleleng tepatnya di SMAN 4 Singaraja.
Karirnya sebagai tenaga pendidik mulai melejit. 15 tahun mengabdi di SMAN 4 Singaraja dengan jabatan terakhir sebagai Wakasek Kehumasan, pada tahun 2015 lalu mendapatkan promosi sebagai Kasek di SMAN 3 Singaraja. Enam tahun memimpin SMAN 3 Singaraja, Sri Astiti berhasil membawa SMA yang berlokasi di Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini ikut ajang bergengsi di tingkat kabupaten hingga provinsi.
“Kalau lomba siswanya banyak, sekolah terakhir peringkat kelima di provinsi lomba sekolah sehat,” kata dia. Sementara itu Koordinator Pengawas SMA Kabupaten Buleleng, Drs Putu Arimbawa MPd, yang menghadiri acara serah terima jabatan kasek kemarin mengatakan mutasi kepala sekolah di jajaran lembaga pendidikan merupakan penyegaran. Bahkan delapan kasek yang dimutasi berdasarkan SK Gubernur, 7 kasek di antaranya bertugas di Buleleng.
Dia pun berharap kasek yang menjalani penyegaran dapat segera menyesuaikan diri di tempat tugas yang baru. Situasi pandemi juga diharapkannya tak menjadi penghalang kasek untuk terus berinovasi dalam pengelolaan sekolah. “Masa pandemi ini inovasi yang diperlukan harus didukung dengan teknologi digital, mau tidak mau harus melakukan inovasi yang didukung ekosistem teknologi yang berkembang saat ini. Kami berharap inovasi segera dilakukan untuk memaksimalkan SDM di masing-masing sekolah,” kata Arimbawa. *k23
Kasek SMAN 1 Singaraja (SMANSA), I Putu Eka Wilantara MPd tukar guling (tukar posisi) dengan Kasek SMAN 3 Singaraja (SMANTIARA) Made Sri Astiti SPd MPd. Kini Eka Wilantara yang telah mengabdi 8 tahun di SMAN 1 Singaraja per 1 Maret 2021 berpindah tugas menjadi Kasek SMAN 3 Singaraja. Sedangkan jabatan lamanya diisi Sri Astiti yang sebelumnya menjabat Kasek SMAN 3 Singaraja. Serah terima jabatan kepala sekolah ini berlangsung di SMAN 3 Singaraja, Selasa (2/3) pagi diikuti oleh perwakilan guru dan pegawai.
Eka Wilantara setelah 8 tahun memimpin SMAN 1 Singaraja berharap dengan nahkoda baru, yakni Sri Astiti, dapat membawa salah satu sekolah favorit di Buleleng ini menjadi lebih baik. “SMANSA sebagai pusat pengembangan pendidikan di Buleleng mendapat dukungan penuh orangtua, siswa dan juga kekuatan alumninya yang sangat luar biasa, mudah-mudahan dengan kasek baru prestasinya bisa melesat lebih maksimal,” kata Eka Wilantara yang baru mendapatkan gelar doktornya, belum lama ini.
Kasek berprestasi asal Kabupaten Jembrana ini pun mengaku memiliki tantangan khusus di sekolah baru yang akan dipimpinnya. Dalam waktu dekat Kasek Eka Wilantara mengaku akan berfokus di bidang kesehatan sekolah pada masa pandemi ini.
Setelah pandemi berakhir diakuinya baru dapat mengembangkan program akademik dan non akademik. “Di masing-masing sekolah pasti punya potensi tersendiri. Nanti potensi ini didata dan diklasifikasikan dulu mana yang memungkinkan dipercepat dan ditingkatkan. Mudah-mudahan bisa berimbang akademik dan non akademiknya dengan dukungan guru penggerak dan pendamping penggerak di sini (SMANTIARA),” imbuh Eka Wilantara.
Kasek Eka Wilantara pun mengaku optimis dapat membawa SMANTIARA menyusul SMANSA, namun perlu tahapan untuk menapak anak tangga dan membuatnya sejajar. Sementara itu Kasek SMANSA yang baru, Made Sri Astiti mengaku tidak ada hal spesial mendapatkan tongkat komando memimpin di sekolah favorit di Buleleng ini. Sebagai abdi negara dia pun mengaku siap ditempatkan di mana saja. “Perpindahan ini kan tugas. Jadi di mana saya tidak masalah yang penting tetap semangat,” ucap wanita asal Jalan Gajah Mada, Kelurahan Banjar Jawa, Singaraja ini.
Kasek kelahiran Singaraja 24 Agustus 1968 ini mengatakan sangat bersyukur bisa bertugas di sekolah yang dulu menjadi tempatnya menuntut ilmu. Sri Astiti merupakan alumni SMANSA angkatan tahun 1986. Meski demikian menurutnya tanggungjawab yang diemban sangat besar. Terlebih nama besar SMAN 1 Singaraja sudah tak dapat diragukan lagi di kancah provinsi hingga nasional.
“Ada tanggungjawab lebih dalam tugas memajukan sekolah. Apalagi dulu saya alumni di SMAN 1 Singaraja juga. Ini sekaligus tugas berat juga bagi saya minimal mempertahankan yang sudah diraih sebelumnya,” jelas ibu satu anak ini. Anak kedua dari sembilan bersaudara pasangan I Nyoman Puja Negara dengan Ketut Srinten ini mengaku belum menyusun strategi memimpin SMAN 1 Singaraja ke depannya.
Namun setelah ngantor di tempat baru mulai hari ini, Rabu (3/3) akan diawali dengan pengenalan lingkungan dan kondisi sekolah terleih dahulu. Termasuk perkenalan diri dengan guru dan pegawainya. “Pertama saya akan lihat dulu kondisi sekolahnya. Setiap sekolah pasti ada kelebihan dan kelemahannya, setelah itu baru saya atur strategi,” kata istri I Wayan Puja Astawa ini.
Sri Astiti mengawali karirnya sebagai tenaga pendidik pada tahun 1997 silam. Perempuan 51 tahun ini diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ditugaskan pertama di salah satu SMA di Praya, Lombok Tengah, Provinsi NTB. Setelah mengabdi 3 tahun menjadi guru matematika di Praya, kemudian melanjutkan tugasnya di SMAN 2 Denpasar. Namun setelah satu tahun bertugas dia kembali pindah tugas di Buleleng tepatnya di SMAN 4 Singaraja.
Karirnya sebagai tenaga pendidik mulai melejit. 15 tahun mengabdi di SMAN 4 Singaraja dengan jabatan terakhir sebagai Wakasek Kehumasan, pada tahun 2015 lalu mendapatkan promosi sebagai Kasek di SMAN 3 Singaraja. Enam tahun memimpin SMAN 3 Singaraja, Sri Astiti berhasil membawa SMA yang berlokasi di Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini ikut ajang bergengsi di tingkat kabupaten hingga provinsi.
“Kalau lomba siswanya banyak, sekolah terakhir peringkat kelima di provinsi lomba sekolah sehat,” kata dia. Sementara itu Koordinator Pengawas SMA Kabupaten Buleleng, Drs Putu Arimbawa MPd, yang menghadiri acara serah terima jabatan kasek kemarin mengatakan mutasi kepala sekolah di jajaran lembaga pendidikan merupakan penyegaran. Bahkan delapan kasek yang dimutasi berdasarkan SK Gubernur, 7 kasek di antaranya bertugas di Buleleng.
Dia pun berharap kasek yang menjalani penyegaran dapat segera menyesuaikan diri di tempat tugas yang baru. Situasi pandemi juga diharapkannya tak menjadi penghalang kasek untuk terus berinovasi dalam pengelolaan sekolah. “Masa pandemi ini inovasi yang diperlukan harus didukung dengan teknologi digital, mau tidak mau harus melakukan inovasi yang didukung ekosistem teknologi yang berkembang saat ini. Kami berharap inovasi segera dilakukan untuk memaksimalkan SDM di masing-masing sekolah,” kata Arimbawa. *k23
Komentar