2020, DBD di Gianyar 1.715 Kasus
Tahun 2020, kasus terbanyak di Kecamatan Sukawati yaitu 387 kasus dengan 3 kematian.
GIANYAR, NusaBali
Masyarakat Gianyar khususnya kini sedang perang melawan Covid-19. Namun demikian, di tengah musim hujan saat ini, masyarakat jangan menyepelekan penyakit lain, terutama Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Gianyar, tahun 2020 lalu kasus DBD, cukup tinggi, mencapai 1.715 kasus.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gianyar Anak Agung Anom Sukamawa, Selasa (2/3). ‘’Sebab kasus DBD di Kabupaten Gianyar tahun 2020 lalu cukup tinggi, mencapai angka 1.715 kasus. Tiga di antaranya meninggal dunia. Perlu tetap diwaspadai," pintanya.
Dijelaskan, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir kasus DBD di Gianyar fluktuatif. Mulai tahun 2017 tercatat jumlah kasus DBD 511 kasus dengan kematian 2 orang. Tahun 2018 kasus DBD 144 kasus dengan jumlah kematian 0 dan tahun 2019 kasus DBD 715 dengan kematian 4 orang dan tahun 2020 sebanyak 1.751 kasus dengan 3 kematian. Untuk kasus per kecamatan, terbanyak di tahun 2019 yaitu di Kecamatan Sukawati. Tahun 2020, kasus terbanyak juga di Kecamatan Sukawati yaitu 387 kasus dengan 3 kematian, disusul dengan Kecamatan Gianyar 347, tidak ada kematian dan Kecamatan Ubud 347 kasus, juga nihil kematian.
Menurutnya, awal tahun 2020 di Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan kasus yang signifikan. Dimana tahun 2020 adalah merupakan siklus 5 tahunan terjadi peningkatan kasus DBD dan terjadi di seluruh Kabupaten/Kota se Bali. "Sedangkan di tahun 2021 ini dari Januari hingga hari ini (kemarin,Red) belum ada kasus," lanjutnya.
Maka dari itu pihaknya terus mensosialisasikan kegiatan dalam penangulangan DBD diantaranya dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M yaitu menguras/membersihkan tempat-tempat perindukan nyamuk, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan mengubur/ mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air. Selain itu, menaburkan bubuk larvasida pada tempat air yang tidak bisa di
kuras, menghindari gigitan nyamuk seperti menggunakan lotion atau menanam tanaman anti nyamuk. ‘’Hal ini dilaksanakan oleh kader Jumantik bersama masyarakat dan puskesmas dengan terjadwal, mengingat situasi saat ini kegiatan PSN lebih banyak dilakukan oleh keluarga masing-masing," tandasnya
Ditambabkan Agung Sukamawa, DBD sampai saat ini masih menjadi permasalahan sejak ditemukan kasus DBD tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta. Pada pengamatan kurun waktu 20 - 25 tahun sejak awal ditemukan kasus DBD, angka Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun. *nvi
Masyarakat Gianyar khususnya kini sedang perang melawan Covid-19. Namun demikian, di tengah musim hujan saat ini, masyarakat jangan menyepelekan penyakit lain, terutama Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Gianyar, tahun 2020 lalu kasus DBD, cukup tinggi, mencapai 1.715 kasus.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Gianyar Anak Agung Anom Sukamawa, Selasa (2/3). ‘’Sebab kasus DBD di Kabupaten Gianyar tahun 2020 lalu cukup tinggi, mencapai angka 1.715 kasus. Tiga di antaranya meninggal dunia. Perlu tetap diwaspadai," pintanya.
Dijelaskan, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir kasus DBD di Gianyar fluktuatif. Mulai tahun 2017 tercatat jumlah kasus DBD 511 kasus dengan kematian 2 orang. Tahun 2018 kasus DBD 144 kasus dengan jumlah kematian 0 dan tahun 2019 kasus DBD 715 dengan kematian 4 orang dan tahun 2020 sebanyak 1.751 kasus dengan 3 kematian. Untuk kasus per kecamatan, terbanyak di tahun 2019 yaitu di Kecamatan Sukawati. Tahun 2020, kasus terbanyak juga di Kecamatan Sukawati yaitu 387 kasus dengan 3 kematian, disusul dengan Kecamatan Gianyar 347, tidak ada kematian dan Kecamatan Ubud 347 kasus, juga nihil kematian.
Menurutnya, awal tahun 2020 di Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan kasus yang signifikan. Dimana tahun 2020 adalah merupakan siklus 5 tahunan terjadi peningkatan kasus DBD dan terjadi di seluruh Kabupaten/Kota se Bali. "Sedangkan di tahun 2021 ini dari Januari hingga hari ini (kemarin,Red) belum ada kasus," lanjutnya.
Maka dari itu pihaknya terus mensosialisasikan kegiatan dalam penangulangan DBD diantaranya dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M yaitu menguras/membersihkan tempat-tempat perindukan nyamuk, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan mengubur/ mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air. Selain itu, menaburkan bubuk larvasida pada tempat air yang tidak bisa di
kuras, menghindari gigitan nyamuk seperti menggunakan lotion atau menanam tanaman anti nyamuk. ‘’Hal ini dilaksanakan oleh kader Jumantik bersama masyarakat dan puskesmas dengan terjadwal, mengingat situasi saat ini kegiatan PSN lebih banyak dilakukan oleh keluarga masing-masing," tandasnya
Ditambabkan Agung Sukamawa, DBD sampai saat ini masih menjadi permasalahan sejak ditemukan kasus DBD tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta. Pada pengamatan kurun waktu 20 - 25 tahun sejak awal ditemukan kasus DBD, angka Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD diestimasikan setiap 5 tahun. *nvi
1
Komentar