62 BUMDes Diplot Putar Ekonomi Desa
GIANYAR, NusaBali
62 desa dari 64 desa/7 kelurahan di Gianyar telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Dalam situasi pandemi, BUMDes yang rutin mendapatkan fasilitasi pelatihan dari pemerintah ini diharapkan bisa memutar perekonomian desa.
Caranya, BUMDes menampung produk perdagangan warga untuk dijual kembali pada warga setempat.
Kepala Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) Gianyar Dewa Ngakan Ngurah Adi, Selasa (2/3), mengklaim BUMDes saat ini sudah berjalan dengan baik. Bahkan ada yang sudah melebarkan unit usahanya. "Pada umumnya BUMDes berjalan dengan baik," ungkap Ngurah Adi.
Namun dia tidak bisa menjelaskan indikator ‘baik’ jalannya BUMDes tersebut. Bahkan dia tak memungkiri, pandemi membuat BUMDes terdampak. "Hanya saja pendapatan BUMDes menurun, karena pandemi," ujarnya.
Agar tetap eksis, saat ini BUMDes terus mendapat pembinaan. Peran BUMDes diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Dia mengaku bangga karena Gianyar saat ini memiliki lembaga penyatuan 50 BUMDes Gianyar Aman Sejahtera. Holding Gianyar Aman ini membuat gudang bersama dan menyuplai barang ke semua BUMDes.
Dengan menjual produk warga setempat, termasuk kebutuhan upacara dan material pembangunan, maka harapannya perputaran ekonomi bisa dirasakan masyarakat. "Manfaatkan potensi desa, termasuk pengembangan desa wisata dari BUMDes," tambahnya. Disamping itu, agar kegiatan di desa dan desa adat, agar melibatkan BUMDes. "Ya, mulai mengarah ke usaha modern, agar tidak tertinggal," harap Ngakan Adi.
Secara terpisah, Perbekel Kerta I Made Gunawan mengungkapkan, di Desa Kerta Payangan, pengadaan barang kebutuhan desa disediakan oleh BUMDes. Bahkan, sampai pengadaan bahan pembangunan. Menurut Gunawan, pengadaan bahan bangunan disiapkan BUMDes dengan melakukan kerja sama dengan toko bangunan, dan sopir truk yang biasa menyuplai material bangunan di Desa Kerta. "Ini kami lakukan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat," ujarnya. Dikatakan, pemilik toko senang dilibatkan dalam pembangunan desa. Walau keuntungan mereka lebih kecil, tapi pembayaran lebih pasti dan bisa menjual barang dengan volume yang lebih besar.
Perbekel Desa Saba Ketut Redhana mengatakan di desanya sudah mendirikan BUMDes tahun 2019 bernama BUMDes Kerti Bhuana Jaya. BUMDes ini dengan tiga unit usaha, yakni warung desa menjual ATK dan foto copy, jasa Samsat, jasa air bersih dengan harga terjangkau ke rumah-rumah warga. "Perjalanan BUMDes kami selama ini cukup baik. Untuk tahun-tahun awal ini, sekiranya bisa menutupi biaya oprasional dan upah pegawai dan sudah bisa berjalan," jelasnya. *nvi
1
Komentar