Penetapan Tarif Sewa Pasar Banyuasri Dikebut
Dirut PD Pasar juga sudah membentuk tim relokasi pedagang. Sejauh ini sudah dikerjakan penomoran los dan kios di gedung pasar baru, dan pengukuran areal untuk pasar tumpah.
SINGARAJA, NusaBali
Perusahan Daerah (PD) Pasar Arga Nayottama Buleleng mencarikan formulasi pengelolaan Pasar Banyuasri. Pengitungan dan penetapan tarif sewa dan tarif cukai harian untuk pedagang Pasar Banyuasri dikebut. Rencananya PD Pasar Buleleng akan mengajukan Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Pengelolaan Pasar Banyuasri hari ini Rabu (3/3) kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Dirut PD Pasar Arga Nayottama Buleleng I Made Agus Yudi Arsana dihubungi via telepon Selasa (2/3) kemarin mengatakan alotnya perhitungan penetapan nilai tarif sewa dan tarif cukai harian yang akan diberlakukan di Pasar Banyuasri dikarenakan kondisi perekonomian pada masa pandemi ini. Pembangunan gedung pasar megah yang menelan angaran Rp 159,5 miliar ini, memiliki semangat untuk menggairahkan perekonomian masyarakat Buleleng. Namun disatu sisi juga ada nilai operasional cukup tinggi yang harus ditangani pengelola.
“Besok (hari ini,red) rencananya kami mengajukan KSP sesuai dengan kemampuan pengelolaan kami dan situasi kondisi di lapangan secara sosial ekonomi, kemampuan bayar pedagang dan tarif yang tepat,” jelas Agus Yudi. Dia pun mengakui proses penentuan sewa tarif dan perhitungan ekonomi atas pasar Banyuasri memang sedikit alot.
PD Pasar bersama Badan Pengawas akhirnya memutuskan untuk menyusun perhitungan ulang tarif sewa dan tarif cukai harian, setelah nilai yang dipaparkan tim appraisal masih sangat tinggi. “Kemarin kami masih menunggu hasil tim appraisal, tetapi setelah dipaparkan ternyata jika dibandingkan dengan fakta di lapangan nilai masih sangat tinggi. Hal itu dikhawatirkan bisa membebani masyarakat. Sedangkan semangat pak bupati membangun pasar memberikan kesempatan kepada pedagang kecil di pasar tradisional sehingga ini dikaji dan dirapatkan terus,” imbuh dia.
Dirut Agus Yudi pun beharap, formula pengelolaan Pasar Banyuasri ditarget selesai minggu depan, sembari menunggu jawaban dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali. Selain itu Dirut PD Pasar juga sudah membentuk tim relokasi pedagang. Sejauh ini sudah dikerjakan penomoran los dan kios di gedung pasar baru, dan pengukuran areal untuk pasar tumpah.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang ditemui terpisah usai rapat paripurna mengatakan, Pemkab Buleleng saat ini sedang mencari jalan tengah terkait penetapan formula pengelolaan pasar. Namun dia berkomitmen untuk tetap mengupayakan penetapan tarif sewa dan tarif cukai harian yang dikenakan kepada pedagang mengambil nilai yang terjangkau. “Kalau kita tetap akan membela pedagang dengan penetapan tarif yang rasional. Yang paling penting bisa memutar perekonomian masyarakat,” jelas mantan Ketua Komisi III DPRD Buleleng ini.
Setelah jawaban dari BPKP turun, pedagang segera mungkin akan direlokasi memasuki gedung pasar yang baru. Sedangkan peresmian pasar dengan kontruksi semi modern ini disiapkan menjadi kado Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Singaraja diakhir Bulan Maret ini. “Mudah-mudahan HUT Kota bisa kita resmikan. Minta doanya agar semuanya berjalan lancar,” tegas Agus Suradnyana. *k23
Perusahan Daerah (PD) Pasar Arga Nayottama Buleleng mencarikan formulasi pengelolaan Pasar Banyuasri. Pengitungan dan penetapan tarif sewa dan tarif cukai harian untuk pedagang Pasar Banyuasri dikebut. Rencananya PD Pasar Buleleng akan mengajukan Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Pengelolaan Pasar Banyuasri hari ini Rabu (3/3) kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Dirut PD Pasar Arga Nayottama Buleleng I Made Agus Yudi Arsana dihubungi via telepon Selasa (2/3) kemarin mengatakan alotnya perhitungan penetapan nilai tarif sewa dan tarif cukai harian yang akan diberlakukan di Pasar Banyuasri dikarenakan kondisi perekonomian pada masa pandemi ini. Pembangunan gedung pasar megah yang menelan angaran Rp 159,5 miliar ini, memiliki semangat untuk menggairahkan perekonomian masyarakat Buleleng. Namun disatu sisi juga ada nilai operasional cukup tinggi yang harus ditangani pengelola.
“Besok (hari ini,red) rencananya kami mengajukan KSP sesuai dengan kemampuan pengelolaan kami dan situasi kondisi di lapangan secara sosial ekonomi, kemampuan bayar pedagang dan tarif yang tepat,” jelas Agus Yudi. Dia pun mengakui proses penentuan sewa tarif dan perhitungan ekonomi atas pasar Banyuasri memang sedikit alot.
PD Pasar bersama Badan Pengawas akhirnya memutuskan untuk menyusun perhitungan ulang tarif sewa dan tarif cukai harian, setelah nilai yang dipaparkan tim appraisal masih sangat tinggi. “Kemarin kami masih menunggu hasil tim appraisal, tetapi setelah dipaparkan ternyata jika dibandingkan dengan fakta di lapangan nilai masih sangat tinggi. Hal itu dikhawatirkan bisa membebani masyarakat. Sedangkan semangat pak bupati membangun pasar memberikan kesempatan kepada pedagang kecil di pasar tradisional sehingga ini dikaji dan dirapatkan terus,” imbuh dia.
Dirut Agus Yudi pun beharap, formula pengelolaan Pasar Banyuasri ditarget selesai minggu depan, sembari menunggu jawaban dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali. Selain itu Dirut PD Pasar juga sudah membentuk tim relokasi pedagang. Sejauh ini sudah dikerjakan penomoran los dan kios di gedung pasar baru, dan pengukuran areal untuk pasar tumpah.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang ditemui terpisah usai rapat paripurna mengatakan, Pemkab Buleleng saat ini sedang mencari jalan tengah terkait penetapan formula pengelolaan pasar. Namun dia berkomitmen untuk tetap mengupayakan penetapan tarif sewa dan tarif cukai harian yang dikenakan kepada pedagang mengambil nilai yang terjangkau. “Kalau kita tetap akan membela pedagang dengan penetapan tarif yang rasional. Yang paling penting bisa memutar perekonomian masyarakat,” jelas mantan Ketua Komisi III DPRD Buleleng ini.
Setelah jawaban dari BPKP turun, pedagang segera mungkin akan direlokasi memasuki gedung pasar yang baru. Sedangkan peresmian pasar dengan kontruksi semi modern ini disiapkan menjadi kado Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Singaraja diakhir Bulan Maret ini. “Mudah-mudahan HUT Kota bisa kita resmikan. Minta doanya agar semuanya berjalan lancar,” tegas Agus Suradnyana. *k23
1
Komentar