Bali Jajagi Ekspor Komoditas Pertanian ke Jepang
DENPASAR-NusaBali
Bali menjajagi peluang ekspor sejumlah produk pertanian ke Jepang. Peluang ekspor tersebut menyusul momen Food Festival yang akan diselenggarakan di Jepang dalam waktu dekat ini.
Difasilitasi Kedutaan Besar RI di Tokyo, Bali segera akan mengirimkan contoh produk yang akan dikirim untuk penjajagan ekspor tersebut. Contoh atau sample tersebut diantaranya porang, coklat, mete, kopi baik robusta maupun arabica, hingga produk herbal, serta garam Kusamba.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunarta mengatakan persiapan penjajagan ekspor tersebut telah dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi bersama stakeholder terkait. Diantaranya pihak Balai Karantina Pertanian, pihak asosiasi logistik dan forwarding (ALFI), pihak Garuda Indonesia dan yang terkait lainnya.
“Sekarang ini kami sedang mempersiapkan barang- barangnya untuk proses pemeriksaan (karantina) dan packaging,” ujarnya, Selasa (2/3).
Dikatakan penjajagan ekspor produk pertanian merupakan terobosan untuk meningkatkan pemasaran produk-produk pertanian di masa pandemi Covid-19. Artinya meski dalam masa pandemi, tetap harus ada usaha dan inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Bali. Salah satunya lewat pemasaran ke luar negeri.Hal itu sebagai implementasi Pergub Bali No 99/2018 tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal.
Sektor pariwisata biasanya banyak menyerap produk pertanian Bali, namun karena pariwisata Bali terpuruk, maka harus ada upaya untuk penyerapan produk pertanian. Yakni dengan cara diekspor, selain perdagangan antar pulau yang sudah dilakukan juga.
“Pihak kedutaan yang memberi kabar baik ini,” ungkap Sunarta. Hal itulah yang kemudian ditindaklanjuti dengan komunikasi intensif antara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ida Bagus Wisnuardhana) dengan pihak Kedubes RI di Tokyo.
Bali yang kondisi perekonomian paling terdampak (kontraksi) akibat pandemi, difasilitasi untuk bisa ekspor lewat pengenalan produk-produk atau komoditas pada food festival yang rencananya digelar 12 Maret depan di Tokyo, Jepang.
Jika kerjasama ekspor ini terwujud, pihak Garuda Indonesia kata Sunarta siap memfasilitasi. Hal itu karena Garuda punya rute penerbangan langsung ke Tokyo.
“Sekarang kita masih ada yang ambil barangnya. Semoga ekspor ini bisa realisasi,” kata Sunarta, pejabat Desa Bongkasa, Badung.
Dengan demikian pasar produk pertanian tidak semata bergantung pada serapan pasar lokal dan pasar pariwisata saja, namun juga adalah pasar luar negeri ‘Matahari Terbit’ Jepang. *K17.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunarta mengatakan persiapan penjajagan ekspor tersebut telah dilakukan dengan menggelar rapat koordinasi bersama stakeholder terkait. Diantaranya pihak Balai Karantina Pertanian, pihak asosiasi logistik dan forwarding (ALFI), pihak Garuda Indonesia dan yang terkait lainnya.
“Sekarang ini kami sedang mempersiapkan barang- barangnya untuk proses pemeriksaan (karantina) dan packaging,” ujarnya, Selasa (2/3).
Dikatakan penjajagan ekspor produk pertanian merupakan terobosan untuk meningkatkan pemasaran produk-produk pertanian di masa pandemi Covid-19. Artinya meski dalam masa pandemi, tetap harus ada usaha dan inovasi untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian Bali. Salah satunya lewat pemasaran ke luar negeri.Hal itu sebagai implementasi Pergub Bali No 99/2018 tentang Pemanfaatan dan Pemasaran Produk Pertanian Perikanan dan Industri Lokal.
Sektor pariwisata biasanya banyak menyerap produk pertanian Bali, namun karena pariwisata Bali terpuruk, maka harus ada upaya untuk penyerapan produk pertanian. Yakni dengan cara diekspor, selain perdagangan antar pulau yang sudah dilakukan juga.
“Pihak kedutaan yang memberi kabar baik ini,” ungkap Sunarta. Hal itulah yang kemudian ditindaklanjuti dengan komunikasi intensif antara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Ida Bagus Wisnuardhana) dengan pihak Kedubes RI di Tokyo.
Bali yang kondisi perekonomian paling terdampak (kontraksi) akibat pandemi, difasilitasi untuk bisa ekspor lewat pengenalan produk-produk atau komoditas pada food festival yang rencananya digelar 12 Maret depan di Tokyo, Jepang.
Jika kerjasama ekspor ini terwujud, pihak Garuda Indonesia kata Sunarta siap memfasilitasi. Hal itu karena Garuda punya rute penerbangan langsung ke Tokyo.
“Sekarang kita masih ada yang ambil barangnya. Semoga ekspor ini bisa realisasi,” kata Sunarta, pejabat Desa Bongkasa, Badung.
Dengan demikian pasar produk pertanian tidak semata bergantung pada serapan pasar lokal dan pasar pariwisata saja, namun juga adalah pasar luar negeri ‘Matahari Terbit’ Jepang. *K17.
Komentar