Bupati Gede Dana Ngayah Pikul Batu di Pura Gumang
Bagian dari Masyarakat dalam Pasemetonan Manca Desa
AMLAPURA, NusaBali
Aksi terjun langsung ngayah bersama masyarakat ditunjukkan Bupati Karangasem, I Gede Dana yang baru dilantik pada, Jumat (26/2) lalu.
Mantan Ketua DPRD Karangasem ini ngayah memikul batu di Pura Gumang yang terletak di Bukit Gumang, Banjar Celuk Kauh, Desa Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem pada Buda Pon Tolu, Rabu (3/3) pukul 06.00 Wita.
Kedatangan Bupati Gede Dana di lokasi ngayah disambut Bendesa Adat Bugbug, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana yang juga anggota DPRD Bali dari Fraksi PDIP Dapil Karangasem. Bupati Gede Dana yang disertai warga dari Desa Datah, Kecamatan Abang (daerah asal Bupati Gede Dana) dengan tujuan ngayah mengangkut batu dari areal parkir naik bukit menuju areal Pura Gumang.
Untuk membawa material atau bahan bangunan ke areal pura tidak bisa diangkut dengan kendaraan, melainkan harus dibawa manual. Kondisi ini terjadi, sebab jalan menuju areal pura harus naik bukit yang terjal. Saat ini belum ada anak tangga menuju ke atas, hanya ada jalan setapak berbatu, batu karang dan gersang. Dari areal parkir menuju areal Pura Gumang di atas bukit jaraknya sekitar 500 meter.
Saat ini di Pura Gumang sedang ada perbaikan di beberapa bagian menyongsong Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Purnama Kapat, Anggara Kliwon Kulantir, Selasa (21/9) mendatang. Bendesa Adat Bugbug, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengatakan awalnya Bupati Gede Dana mendengar kabar ada warga Desa Datah akan ngayah angkut batu naik ke Bukit Gumang menuju Pura Gumang.
Mengetahui informasi itu, Bupati Gede Dana lalu berkoordinasi dengan dirinya selaku Bendesa Adat Bugbug untuk ikut serta ngayah. Mengingat warga Desa Datah (desa asal Bupati Gede Dana) ada hubungan erat dengan Desa Adat Bugbug yang selama ini dikenal dengan Paiketan Manca Desa atau pasemetonan lima desa, yakni Desa Bugbug (Kecamatan Karangasem), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Jasri (Kecamatan Karangasem) dan Desa Ngis (Kecamatan Manggis). Pasemetonan lima desa inilah yang diyakini merupakan warih Ida Bhatara Gede Gumang.
Di mana keturunan Ida Bhatara Gede Gumang yang berstana di Pura Gumang, Desa Adat Bugbug memiliki keturunan berstana di Desa Jasri, Desa Bebandem, Desa Ngis dan Desa Datah. Maka Ida Bhatara manca desa itu katuran setiap dua tahun sekali saat aci di Pura Gumang. Dalam waktu dekat ini Ida Bhatara manca desa katuran aci bertepatan Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Purnama Kapat, Anggara Kliwon Kulantir, Selasa (21/9) mendatang.
Atas dasar itulah, semangat spiritual Bupati Gede Dana tergugah untuk ikut ngayah memikul batu, mengingat ada pembangunan tembok panyengker di Pura Gumang. Bupati yang terpilih di Pilkada Karangasem 2020 bersama Wabup I Wayan Artha Dipa ini tampak memikul batu yang dimasukkan dalam karung plastik. Terlebih dahulu batu dimasukkan ke dalam karung, lalu dipikul menuju puncak Bukit Gumang.
Tercatat, sebanyak tiga kali Bupati Gede Dana turun naik Bukit Gumang memikul batu bersama Bendesa I Nyoman Purwa Ngurah Arsana juga turut mendampingi Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug I Wayan Artana, berbaur dengan pangayah lainnya. Jika ditotal dengan jarak sekali jalan 500 meter bolak balik sebanyak tiga kali, maka jarak yang ditempuh Bupati Gede Dana mencapai 3.000 meter.
Aksi ngayah angkut batu dengan medan terjal ini tentu saja sangat melelahkan dan perlu kondisi fisik yang prima. "Selama ini kan disebut-sebut pemimpin dari PDIP dekat dengan rakyat, salah satunya dengan ngayah bersama masyarakat. Juga untuk menumbuhkan semangat bergotong-royong masyarakat. Di samping itu saya berasal dari Desa Datah yang merupakan bagian dari Manca Desa. Maka wajib ngayah di sini," jelas Bupati Gede Dana yang juga Ketua DPC PDIP Karangasem ini. Usai ngayah, Bupati Gede Dana mengaku akan melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Jawa Timur.
Sementara Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug, I Wayan Artana mengapresiasi kedatangan Bupati Gede Dana yang turut ngayah angkut batu naik Bukit Gumang. "Kami sangat mengapresiasi pemimpin yang mau berbaur dengan masyarakat, apalagi sampai memikul batu bersama masyarakat, layak diteladani," kata Artana yang juga Kasek SMKN Amlapura ini.
Bendesa Adat Bugbug, Purwa Ngurah Arsana mengaku tak menyangka kedatangan Bupati Gede Dana dan terjun langsung ngayah memikul batu. Hanya bagi pangayah yang memiliki kekuatan fisik memadai yang mampu mendaki Bukit Gumang membawa beban.
"Saya salut sekali," kata Purwa Ngurah Arsana. Dia menambahkan dengan aksinya ngayah berbaur dengan masyarakat, maka antara Bupati Karangasem dengan masyarakat tidak ada jarak. Dengan cara itu lebih mudah menyerap aspirasi masyarakat.
Di samping itu Bupati Gede Dana bersama krama dari Desa Datah merupakan bagian dari manca desa, warih dari Ida Bhatara Gumang. "Biasanya krama dari manca desa bertemu di Pura Gumang setiap dua tahun sekali, ngiring Ida Bhatara katuran aci," kata Purwa Ngurah Arsana. Saat ini selain ada pembangunan di areal Pura Gumang, juga sedang dibangun akses jalan menuju Pura Gumang sejauh 600 meter, membangun pintu gerbang dan penataan areal parkir. *k16
Kedatangan Bupati Gede Dana di lokasi ngayah disambut Bendesa Adat Bugbug, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana yang juga anggota DPRD Bali dari Fraksi PDIP Dapil Karangasem. Bupati Gede Dana yang disertai warga dari Desa Datah, Kecamatan Abang (daerah asal Bupati Gede Dana) dengan tujuan ngayah mengangkut batu dari areal parkir naik bukit menuju areal Pura Gumang.
Untuk membawa material atau bahan bangunan ke areal pura tidak bisa diangkut dengan kendaraan, melainkan harus dibawa manual. Kondisi ini terjadi, sebab jalan menuju areal pura harus naik bukit yang terjal. Saat ini belum ada anak tangga menuju ke atas, hanya ada jalan setapak berbatu, batu karang dan gersang. Dari areal parkir menuju areal Pura Gumang di atas bukit jaraknya sekitar 500 meter.
Saat ini di Pura Gumang sedang ada perbaikan di beberapa bagian menyongsong Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Purnama Kapat, Anggara Kliwon Kulantir, Selasa (21/9) mendatang. Bendesa Adat Bugbug, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengatakan awalnya Bupati Gede Dana mendengar kabar ada warga Desa Datah akan ngayah angkut batu naik ke Bukit Gumang menuju Pura Gumang.
Mengetahui informasi itu, Bupati Gede Dana lalu berkoordinasi dengan dirinya selaku Bendesa Adat Bugbug untuk ikut serta ngayah. Mengingat warga Desa Datah (desa asal Bupati Gede Dana) ada hubungan erat dengan Desa Adat Bugbug yang selama ini dikenal dengan Paiketan Manca Desa atau pasemetonan lima desa, yakni Desa Bugbug (Kecamatan Karangasem), Desa Bebandem (Kecamatan Bebandem), Desa Datah (Kecamatan Abang), Desa Jasri (Kecamatan Karangasem) dan Desa Ngis (Kecamatan Manggis). Pasemetonan lima desa inilah yang diyakini merupakan warih Ida Bhatara Gede Gumang.
Di mana keturunan Ida Bhatara Gede Gumang yang berstana di Pura Gumang, Desa Adat Bugbug memiliki keturunan berstana di Desa Jasri, Desa Bebandem, Desa Ngis dan Desa Datah. Maka Ida Bhatara manca desa itu katuran setiap dua tahun sekali saat aci di Pura Gumang. Dalam waktu dekat ini Ida Bhatara manca desa katuran aci bertepatan Karya Mamungkah lan Nubung Daging pada Purnama Kapat, Anggara Kliwon Kulantir, Selasa (21/9) mendatang.
Atas dasar itulah, semangat spiritual Bupati Gede Dana tergugah untuk ikut ngayah memikul batu, mengingat ada pembangunan tembok panyengker di Pura Gumang. Bupati yang terpilih di Pilkada Karangasem 2020 bersama Wabup I Wayan Artha Dipa ini tampak memikul batu yang dimasukkan dalam karung plastik. Terlebih dahulu batu dimasukkan ke dalam karung, lalu dipikul menuju puncak Bukit Gumang.
Tercatat, sebanyak tiga kali Bupati Gede Dana turun naik Bukit Gumang memikul batu bersama Bendesa I Nyoman Purwa Ngurah Arsana juga turut mendampingi Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug I Wayan Artana, berbaur dengan pangayah lainnya. Jika ditotal dengan jarak sekali jalan 500 meter bolak balik sebanyak tiga kali, maka jarak yang ditempuh Bupati Gede Dana mencapai 3.000 meter.
Aksi ngayah angkut batu dengan medan terjal ini tentu saja sangat melelahkan dan perlu kondisi fisik yang prima. "Selama ini kan disebut-sebut pemimpin dari PDIP dekat dengan rakyat, salah satunya dengan ngayah bersama masyarakat. Juga untuk menumbuhkan semangat bergotong-royong masyarakat. Di samping itu saya berasal dari Desa Datah yang merupakan bagian dari Manca Desa. Maka wajib ngayah di sini," jelas Bupati Gede Dana yang juga Ketua DPC PDIP Karangasem ini. Usai ngayah, Bupati Gede Dana mengaku akan melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Jawa Timur.
Sementara Baga Parahyangan Desa Adat Bugbug, I Wayan Artana mengapresiasi kedatangan Bupati Gede Dana yang turut ngayah angkut batu naik Bukit Gumang. "Kami sangat mengapresiasi pemimpin yang mau berbaur dengan masyarakat, apalagi sampai memikul batu bersama masyarakat, layak diteladani," kata Artana yang juga Kasek SMKN Amlapura ini.
Bendesa Adat Bugbug, Purwa Ngurah Arsana mengaku tak menyangka kedatangan Bupati Gede Dana dan terjun langsung ngayah memikul batu. Hanya bagi pangayah yang memiliki kekuatan fisik memadai yang mampu mendaki Bukit Gumang membawa beban.
"Saya salut sekali," kata Purwa Ngurah Arsana. Dia menambahkan dengan aksinya ngayah berbaur dengan masyarakat, maka antara Bupati Karangasem dengan masyarakat tidak ada jarak. Dengan cara itu lebih mudah menyerap aspirasi masyarakat.
Di samping itu Bupati Gede Dana bersama krama dari Desa Datah merupakan bagian dari manca desa, warih dari Ida Bhatara Gumang. "Biasanya krama dari manca desa bertemu di Pura Gumang setiap dua tahun sekali, ngiring Ida Bhatara katuran aci," kata Purwa Ngurah Arsana. Saat ini selain ada pembangunan di areal Pura Gumang, juga sedang dibangun akses jalan menuju Pura Gumang sejauh 600 meter, membangun pintu gerbang dan penataan areal parkir. *k16
1
Komentar