Bolos Sekolah, Nganggurin Cowok
SA berupaya mengajak IPA ketemuan, namun dua kali pemuda itu menolak dengan alasan sibuk dan tak punya uang bensin.
NEGARA, NusaBali
Seorang pemuda, IPA, 23, diciduk jajaran Sat Reskrim Polres Negara, Kamis (26/11). Penyebabnya, pemuda asal Banjar Palunganbatu, Desa Batuagung, Jembrana tersebut dilaporkan telah meniduri anak di bawah umur, SA, 13. Mirisnya, siswi SMP kelas VII di Kecamatan Negara itu diduga nekat bolos sekolah untuk nganggurin (berjumpa) dengan pemuda idaman hatinya.
Informasinya, kasus persetubuhan anak di bawah umur ini bermula dari SA yang ngebet ingin berkenalan dengan IPA. Pada akhir bulan Oktober, SA beberapa kali kirimkan pesan singkat kepada pemuda idamannya. “SA seolah-seolah mengirimkan pesan nyasar kepada pelaku dengan isi SMS ‘ehmmm’. Awalnya tak direspon oleh pelaku. Namun karena sering dikirimi pesan, sesekali pesan itu dibalas. Akhirnya terus nyambung,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Gusti Made Sudarma Putra, Jumat (27/11).
Sejak komunikasi via pesan singkat nyambung, SA berupaya mengajak IPA ketemuan. Sempat direncanakan bertemu di salah satu lokasi di Desa Kaliakah, namun IPA membatalkan karena ada kesibukan di kampungnya. Rabu (18/11) malam, SA kembali kirimkan pesan singkat mengajak IPA ketemuan di Desa Kaliakah pada Kamis (19/11) pagi. Lagi-lagi, pemuda yang kerja serabutan itu menolak dengan alasan tak punya uang bensin. Namun SA menyakinkan akan memberikan pengganti uang bensin. IPA akhirnya menjemput SA di salah satu tempat di Desa Kaliakah.
Saat bertemu pada Kamis (19/11) sekitar pukul 06.30 Wita, SA masih berpakaian sekolah. Siswi SMP itu mengaku bolos agar bisa bertemu dengan pelaku. Ketika dibonceng, SA ingin diajak ke rumah pemuda itu. Mereka sempat menuju tukad Gelar, yang kebetulan dekat dengan rumah pelaku. “Waktu di tukad Gelar, pelaku memang tidak berbuat apa-apa. Pelaku hanya ngobrol dan mencuci muka karena belum mandi. Sedangkan SA mengganti baju sekolahnya dengan baju yang sudah disiapkannya. Baru setelah itu SA diajak ke rumah pelaku,” tambah AKP Sudarma Putra.
Mereka tiba di rumah IPA sekitar pukul 08.30 Wita. Saat itu rumah dalam keadaan sepi. Sesampai di rumah pelaku, SA dipersilakan masuk kamar. Sedangkan pelaku izin untuk menyapu halaman serta memasak pakan ternak. Sambil menunggu pakan ternak matang, pelaku menyambangi SA ke dalam kamarnya. “Dari obrolan di dalam kamar, pelaku sempat menanyakan janji korban yang akan mau memberikan apapun. Pada saat itulah terjadi hubungan suami istri,” ungkap AKP Sudarma Putra.
Hubungan terlarang itu dilakukan hingga tiga kali. Seusai berhubungan intim yang ketiga kalinya, sekitar pukul 12.00 Wita, IPA mengantar SA sampai di rumah salah satu saudaranya. Nah, ketika SA tiba di rumahnya, ia langung dicecar pertanyaan oleh orangtuanya yang mengetahui anaknya bolos sekolah. SA tidak bisa berkelit dan menceritakan semuanya. Orangtua SA berang mendengar cerita anaknya.
Keluarga SA sempat koordinasi dengan keluarga IPA. Namun orangtua SA tetap tak terima perbuatan IPA dan pilih laporkan pemuda itu ke Mapolres Jembrana, Selasa (24/11). “Menerima laporan dari ayah korban, kami ambil pelaku di rumahnya, Kamis (26/11). Sementara kami masih lakukan penahanan sembari menunggu perkembangan negosiasinya. Karena dari pihak pelaku katanya sudah sangat siap bertanggungjawab,” tukas AKP Sudarma Putra.
IPA mengaku sangat menyesali perbuatannya. Ia mengaku hanya menuruti keinginan SA yang dinilai terus berusaha memancingnya. Termasuk saat kejadian di rumahnya, IPA mengatakan kalau SA yang memulai semuanya. “Waktu itu saya sudah bilang sibuk nyapu sama mau ngasi pakan babi karena di rumah tidak ada siapa. Tapi waktu masuk ke kamar, dia langsung memeluk saya,” ungkapnya. Sewaktu minta maaf kepada keluarga SA, IPA mengaku sudah siap nganten (kawin) dengan SA. Begitu juga dengan SA yang sempat beberapa kali ditanyakan orangtuanya, selalu mengatakan memilih untuk kawin.
Komentar