Fenomena Up Welling, Banyak Ikan Mati
BANGLI, NusaBali
Fenomena up welling di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli mengakibatkan banyaknya kematian ikan di keramba jaring apung (KJA).
Tim gabungan bersama masyarakat mulai mengangkut bangkai ikan dari Danau Batur, Kamis (4/3). Bangkai ikan ada yang dikubur dan dijadikan pupuk. Kadis Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, ikan yang mati di KJA milik 28 pembudidaya ikan. KJA ada di dua desa yakni Desa Buahan dan Desa Abang Batu Dinding, Kecamatan Kintamani. Berdasarkan pendataan ikan yang mati akibat semburan belerang sebanyak 14,3 ton. “Harga ikan sekitar Rp 26 ribu hingga Rp 27 ribu per kilogram. Kerugian akibat matinya ikan mencapai ratusan juta,” ungkap Wayan Sarma.
Sementara itu, pembersihan bangkai ikan dilakukan tim gabungan dari Dinas PKP, Pol air Polres Bangli, pemerintah desa, dan masyarakat setempat. Menurut Wayan Sarma, bangkai ikan ada yang dikubur maupun diolah jadi pupuk. “Ada pengolahan ikan-ikan yang sudah mati di Desa Pengotan. Nanti bisa diarahkan ke sana,” ujarnya. Menurut Wayan Sarma, fenomena up welling rutin terjadi setiap tahun. Perkiraan bulan Januari-Maret dan Juli-Agustus. Petani ikan diimbau mengatur waktu tabur benih untuk meminimalisir kematian ikan.
“Titik semburan belerang tidak dapat dipastikan, saat ini ada di Desa Buahan dan Desa Abang Batu Dinding. Desa lainya seperti Desa Trunyan, Desa Kedisan tidak ada kematian ikan. Harapan kami tidak lagi semburan belerang,” harap Wayan Sarma. Menurutnya, sejauh ini ikan di luar KJA belum terpantau ada kematian. *esa
1
Komentar