Tawur Kasanga Hanya di Catus Pata
Pemkab - Desa Adat Gianyar Sudahi Polemik Nyepi
Pelaksanaan tawur nanti dilakukan seperti tahun lalu. Kerjasama dengan Desa Adat Gianyar sebagai pelaksana, Pemkab mendanai.
GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar dan Desa Adat Gianyar tak lagi ‘berlomba’ menggelar Tawur Kasanga serangkaian Nyepi, seperti tahun 2019. Tawur Kasanga untuk Nyepi Tahun Isaka 1943, Tilem Kasanga, Sabtu (13/3) nanti, akan digelar hanya di satu lokasi yakni Catus Pata, Desa Adat Gianyar.
Sebagaimana tahun 2019, pelaksanaan Tawur Kasanga tingkat kabupaten digelar Pemkab Gianyar di perempatan dekat Taman Kota Ciung Wenara. Sedangkan tawur yang sama untuk tujuan sama,
Desa Adat Gianyar dalam waktu bersamaan menggelar di Catus Pata, Alun-alun Giannyar. Penyelenggaraan dua tawur ini karena Desa Adat Gianyar belum bersedia memakai pamuput Sarwa Sadhaka, sebagaimana diinginkan Pemkab Gianyar. Karena dalam awig-awig desa adat setempat hanya mengatur tawur tersebut dipuput Tri Sadhaka.
Namun dengan berbagai pendekatan antara pihak Desa Adat Gianyar dan Pemkab, akhirnya Tawur Kasanga Tahun 2020, Pemkab Gianyar dan Desa Adat Gianyar kembali bergandengan tangan. Maka tawur itu hanya digelar di satu tempat, Catus Pata Gianyar.
Untuk Nyepi tahun 2021 ini, sempat ada isu Tawur Kasanga akan digelar di luar Kecamatan Gianyar. Namun Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, memastikan pelaksanaan Tawur Kasanga tingkat kabupaten pada Tilem Sasih Kasanga, Sabtu (13/3) nanti, dipastikan tetap di Catus Pata Gianyar atau perempatan depan Puri Gianyar dan Alun-alun Gianyar.
Sekda Wisnu Wijaya menegaskan itu usai rapat koordinasi serangkaian perayaan Nyepi Tahun Isaka 1943, di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar, Senin (8/3). Tawur akan dilaksanakan oleh Desa Adat Gianyar didanai oleh Pemkab Gianyar.
"Pelaksanaan tawur nanti dilakukan seperti tahun lalu. Kerjasama dengan Desa Adat Gianyar sebagai pelaksana, Pemkab mendanai," jelasnya.
Wisnu Wijaya menegaskan, pelaksanaan tawur mencakup tiga fungsi (Tri Sadhaka) Siwa, Budha, Bujangga dengan dipuput Sarwa Pandita. Anggarannya kisaran Rp 250 juta. "Kami siapkan segitu, nanti kita tetap lihat SPJnya," jelasnya.
Oleh karena masih pandemi, jelas Sekda Wisnu, pelaksanaan tawur akan menerapkan protokol kesehatan ketat dan digelar sederhana. "Tarian ditiadakan. Tabuh tetap karena itu eedan upakara," tegasnya.
Ditanya apakah penetapan kembali pelaksanaan Tawur Agung di Catus Pata Desa Adat Gianyar , ada kaitan dengan polemik tanah Pasar Gianyar, Sekda Wisnu memastikan tidak. "Oh, itu bukan ranah saya menjawab. Yang jelas gak ada hubungannya," jelasnya.
Kata dia, masalah adat tidak ada hubungannya dengan masalah aset. "Kalau masalah aset ya aset. Ini masalah yadnya ritual, ada kerjasama ya lanjutkan. Kami ndak bisa campur aduk masalah itu. Mana yang sudah jadi kesepakatan dari awal, kami lanjutkan," terangnya.
Sementara itu, terkait perayaan Nyepi Tahun Baru Isaka 1943, Minggu (14/3), Pemkab Gianyar bersama Polres Gianyar dan Kodim 16/16 Gianyar melaksanakan rapat koordinasi di ruang sidang I Kantor Bupati Gianyar, Senin (8/3) pagi. Rapat dipimpin Sekda Wisnu Wijaya didampingi Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana, Dandim 1616 Gianyar Letkol Inf Frandi Siboro, Sekretaris PHDI sekaligus Kepala FKUB Gianyar Ida Bagus Made Viprajana.
Sekda Wisnu Wijaya mengatakan, perayaan Nyepi yang dilaksanakan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun yang lalu, tetap berjalan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Pelaksanaan melasti yang biasanya dilakukan di pantai, diimbau agar dilakukan di lokasi terdekat. Hal ini akan dipertegas dengan surat edaran PHDI. “Kalau memang dekat laut silahkan melasti ke laut. Sedangkan alternatif bisa melasti ke beji dan kalau tidak memungkinkan silahkan dengan ngubeng,” ucap Sekda Wisnu.
Selain membahas melasti yang merupakan rentetan perayaan Hari Raya Nyepi, juga dibahas tentang pelaksanaan kebaktian umat Kristiani yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. Hal tersebut sudah mendapat kesepakatan bersama, bahwa ibadat pada hari tersebut akan dilaksanakan secara virtual dari rumah masing-masing. ”Mengingat perayaan hari raya Nyepi umat tidak diperbolehkan keluar rumah, umat Kristiani sangat menghormati hal tersebut dan melaksanakan ibadat secara virtual,” terang Sekda Wisnu.
Sekretaris PHDI dan sekaligus Kepala FKUB Gianyar Ida Bagus Made Viprajana menyampaikan, perayaan Nyepi tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Oleh karena itu pelaksanaan Hari Raya Nyepi ini wajib dengan protokol kesehatan yang ketat. Salah satunya pada saat melasti atau makiyis dengan melibatkan masyarakat. Aparat desa diimbau untuk membatasi jumlah orang yang akan mengikuti upacara tersebut. Ida Bagus Viprajana menegaskan, saat Ngembak Geni umat Hindu biasanya akan melaksanakan silaturahmi ke kerabat, orang terdekat atau rekreasi ke tempat wisata atau pantai. “Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus Covid-19, untuk kebaikan bersama supaya virus ini cepat berlalu,” tegasnya. *nvi
Sebagaimana tahun 2019, pelaksanaan Tawur Kasanga tingkat kabupaten digelar Pemkab Gianyar di perempatan dekat Taman Kota Ciung Wenara. Sedangkan tawur yang sama untuk tujuan sama,
Desa Adat Gianyar dalam waktu bersamaan menggelar di Catus Pata, Alun-alun Giannyar. Penyelenggaraan dua tawur ini karena Desa Adat Gianyar belum bersedia memakai pamuput Sarwa Sadhaka, sebagaimana diinginkan Pemkab Gianyar. Karena dalam awig-awig desa adat setempat hanya mengatur tawur tersebut dipuput Tri Sadhaka.
Namun dengan berbagai pendekatan antara pihak Desa Adat Gianyar dan Pemkab, akhirnya Tawur Kasanga Tahun 2020, Pemkab Gianyar dan Desa Adat Gianyar kembali bergandengan tangan. Maka tawur itu hanya digelar di satu tempat, Catus Pata Gianyar.
Untuk Nyepi tahun 2021 ini, sempat ada isu Tawur Kasanga akan digelar di luar Kecamatan Gianyar. Namun Sekda Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, memastikan pelaksanaan Tawur Kasanga tingkat kabupaten pada Tilem Sasih Kasanga, Sabtu (13/3) nanti, dipastikan tetap di Catus Pata Gianyar atau perempatan depan Puri Gianyar dan Alun-alun Gianyar.
Sekda Wisnu Wijaya menegaskan itu usai rapat koordinasi serangkaian perayaan Nyepi Tahun Isaka 1943, di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar, Senin (8/3). Tawur akan dilaksanakan oleh Desa Adat Gianyar didanai oleh Pemkab Gianyar.
"Pelaksanaan tawur nanti dilakukan seperti tahun lalu. Kerjasama dengan Desa Adat Gianyar sebagai pelaksana, Pemkab mendanai," jelasnya.
Wisnu Wijaya menegaskan, pelaksanaan tawur mencakup tiga fungsi (Tri Sadhaka) Siwa, Budha, Bujangga dengan dipuput Sarwa Pandita. Anggarannya kisaran Rp 250 juta. "Kami siapkan segitu, nanti kita tetap lihat SPJnya," jelasnya.
Oleh karena masih pandemi, jelas Sekda Wisnu, pelaksanaan tawur akan menerapkan protokol kesehatan ketat dan digelar sederhana. "Tarian ditiadakan. Tabuh tetap karena itu eedan upakara," tegasnya.
Ditanya apakah penetapan kembali pelaksanaan Tawur Agung di Catus Pata Desa Adat Gianyar , ada kaitan dengan polemik tanah Pasar Gianyar, Sekda Wisnu memastikan tidak. "Oh, itu bukan ranah saya menjawab. Yang jelas gak ada hubungannya," jelasnya.
Kata dia, masalah adat tidak ada hubungannya dengan masalah aset. "Kalau masalah aset ya aset. Ini masalah yadnya ritual, ada kerjasama ya lanjutkan. Kami ndak bisa campur aduk masalah itu. Mana yang sudah jadi kesepakatan dari awal, kami lanjutkan," terangnya.
Sementara itu, terkait perayaan Nyepi Tahun Baru Isaka 1943, Minggu (14/3), Pemkab Gianyar bersama Polres Gianyar dan Kodim 16/16 Gianyar melaksanakan rapat koordinasi di ruang sidang I Kantor Bupati Gianyar, Senin (8/3) pagi. Rapat dipimpin Sekda Wisnu Wijaya didampingi Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana, Dandim 1616 Gianyar Letkol Inf Frandi Siboro, Sekretaris PHDI sekaligus Kepala FKUB Gianyar Ida Bagus Made Viprajana.
Sekda Wisnu Wijaya mengatakan, perayaan Nyepi yang dilaksanakan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun yang lalu, tetap berjalan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Pelaksanaan melasti yang biasanya dilakukan di pantai, diimbau agar dilakukan di lokasi terdekat. Hal ini akan dipertegas dengan surat edaran PHDI. “Kalau memang dekat laut silahkan melasti ke laut. Sedangkan alternatif bisa melasti ke beji dan kalau tidak memungkinkan silahkan dengan ngubeng,” ucap Sekda Wisnu.
Selain membahas melasti yang merupakan rentetan perayaan Hari Raya Nyepi, juga dibahas tentang pelaksanaan kebaktian umat Kristiani yang bertepatan dengan Hari Raya Nyepi. Hal tersebut sudah mendapat kesepakatan bersama, bahwa ibadat pada hari tersebut akan dilaksanakan secara virtual dari rumah masing-masing. ”Mengingat perayaan hari raya Nyepi umat tidak diperbolehkan keluar rumah, umat Kristiani sangat menghormati hal tersebut dan melaksanakan ibadat secara virtual,” terang Sekda Wisnu.
Sekretaris PHDI dan sekaligus Kepala FKUB Gianyar Ida Bagus Made Viprajana menyampaikan, perayaan Nyepi tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19. Oleh karena itu pelaksanaan Hari Raya Nyepi ini wajib dengan protokol kesehatan yang ketat. Salah satunya pada saat melasti atau makiyis dengan melibatkan masyarakat. Aparat desa diimbau untuk membatasi jumlah orang yang akan mengikuti upacara tersebut. Ida Bagus Viprajana menegaskan, saat Ngembak Geni umat Hindu biasanya akan melaksanakan silaturahmi ke kerabat, orang terdekat atau rekreasi ke tempat wisata atau pantai. “Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus Covid-19, untuk kebaikan bersama supaya virus ini cepat berlalu,” tegasnya. *nvi
1
Komentar