Tim Arkeolog Mulai Teliti Goa Misterius
Tim peneliti Balai Arkeologi Denpasar, Senin (28/11) kembali menyambangi lokasi goa misterius yang ditemukan warga di belakang Pura Lebah di Banjar Dinas Sabi, Desa Suwug, Kecamatan Sawan Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Mereka mulai melakukan penelitian awal dengan melakukan pegamatan langsung di lokasi goa. Tim tiba di lokasi pada pukul 14.00 Wita. Penelitian diawali dengan rembug kecil bersama tokoh masyarakat setempat yang juga didampingi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Suwug. Setelah itu tim baru mulai memasuki goa misterius dengan masuk ke dalam yang sudah sempat digali oleh masyarakat sekitar.
Mereka tampak mengamati dinding goa, memeriksa lapisan tanah yang selama ini menutupi lubang goa, juga beberapa kali mengarahakan senter ke persimpangan goa yang menuju kea rah Tenggara dan Barat Laut. Dalam pengamatan awal tersebut mereka juga sempat melakukan pengukuran lebar, tinggi goa dan jarak antara mulut goa dengan lubang lainnya yang ditemukan 40 meter ke arah Selatan.
Koordinator tim peneliti Balai Arkeologi Denpasar Drs I Wayan Suantika ditemui seusai melakukan pengamatan awal, mengatakan bahwa pihaknya hingga saat ini belum dapat memastikan goa tersebut dibangun kapan. Yang kelas dari hasil pengamatan awalnya Suantika menjelaskan ada dua hal terkait peninggalan sejarah yang terdapat di lokasi tersebut.
Yakni keberadaan Pura Lebah yang selama ini disungsung oleh krama Desa Suwug. Pihaknya pun mengatakan dari ornamen dan arsitektur bangunan pura disebut merupakan salah satu pura kuna yang diperkirakan dibangun sejak 200 tahun yang lalu atau pada abad ke 17-18. hal tersebut dapat dilihat dari pakem arsitektur pura yang sanagt berbeda dengan bangunan pura di Bali Selatan, baik dari bentuk dan ukiran khas Buleleng-nya yang sanagt kental dnegan nuansa arsitektur kearifan lokal Bali.
Yang kedua adalah penemuan dan keberadaan goa yang ada di belakang atau sebelah Selatan Pura Lebah. Goa yang penuh dengan urugan tanah menurutnya belum dapat dipastikan kapan dibuat. Namun dari pengamatan awal, pihaknya menduga goa tersebut bisa berasal dari zaman revolusi atau zaman klasik, yang dibangun bersamaan dengan Pura Lebah.
“Kita besok (hari ini,red) akan keluarkan dulu tanah yang menutupi goa selama ini, untuk emngetahui dimana ujung dan apa yang ada di dalamnya. Apakah ada tinggalan sejarah berupa relief, atau tidak,” katanya. Suantikan menjelaskan bila dalam penelitian yang akan dilakukan selama tiga hari ke depan tidak ditemukan sau pun tinggalan baik relief maupun pahatan di dinding goa, maka dapat disimpulkan bahwa goa tersebut dibuat pada zaman revolusi. Saat itu masyarakat diyakini membangun goa di dekat pura sebagai tempat perlindungan.
Namun jika dalam penelitian nantinya ditemukan tinggalan berupa relief dan barang lainnya yang menyerupai tempat pemujaan, maka goa itu diyakini dibuat pada zaman klasik yang bersamaan dengan pembangunan pura, pada abad ke 17-18. Yang biasanya difungsikan sebagai tempat semedi.
Untuk sementara dari pengamatan awal, dari batuan di kawasan pura merupakan jenis batu padas. Sedangkan di sekitar goa juga ditemukan jenis batu breksi yang merupakan jenis batuan sedimen hasil kegiata gunung agung. Pihak peneliti juga mengaku akan mencocokkan dulu dengan peta geografis yang telah keluar untuk mengidentifikasi reaksi gunung mana yang dapat menghasilkan baru breksi di kawasan goa misterius.
Sementara itu penelitian dengan pengamatan awal berakhir pada pukul 16.00 Wita. seluruh tim pun kembali dan akan melanjutkan penelitian pada Selasa (29/11) hari ini. Seperti yang diberitakan sebelumnya warga desa Suwug secara tidak sengaja menemukan sebuah goa misterius di kawasan Pura Lebah, Banjar Sabi, Desa Suwug, Kecamatan Sawan Buleleng, saat melakukan pembersihan pada tanggal 27 Oktober lalu.
Atas temuan tersebut warag puns empat melakukan penggalian sepanjang lima meter dan ditemukan persimpangan di goa setinggi 1,8 dengan lebar 1,7 meter tersebut ke arah Tenggara dan Barat Laut. 40 meter kea rah Selatan juga ditemukan sebuah lubang baru yang diduga merupakan mulut goa yang tembus dnegan goa misterius. *k23
Mereka mulai melakukan penelitian awal dengan melakukan pegamatan langsung di lokasi goa. Tim tiba di lokasi pada pukul 14.00 Wita. Penelitian diawali dengan rembug kecil bersama tokoh masyarakat setempat yang juga didampingi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Suwug. Setelah itu tim baru mulai memasuki goa misterius dengan masuk ke dalam yang sudah sempat digali oleh masyarakat sekitar.
Mereka tampak mengamati dinding goa, memeriksa lapisan tanah yang selama ini menutupi lubang goa, juga beberapa kali mengarahakan senter ke persimpangan goa yang menuju kea rah Tenggara dan Barat Laut. Dalam pengamatan awal tersebut mereka juga sempat melakukan pengukuran lebar, tinggi goa dan jarak antara mulut goa dengan lubang lainnya yang ditemukan 40 meter ke arah Selatan.
Koordinator tim peneliti Balai Arkeologi Denpasar Drs I Wayan Suantika ditemui seusai melakukan pengamatan awal, mengatakan bahwa pihaknya hingga saat ini belum dapat memastikan goa tersebut dibangun kapan. Yang kelas dari hasil pengamatan awalnya Suantika menjelaskan ada dua hal terkait peninggalan sejarah yang terdapat di lokasi tersebut.
Yakni keberadaan Pura Lebah yang selama ini disungsung oleh krama Desa Suwug. Pihaknya pun mengatakan dari ornamen dan arsitektur bangunan pura disebut merupakan salah satu pura kuna yang diperkirakan dibangun sejak 200 tahun yang lalu atau pada abad ke 17-18. hal tersebut dapat dilihat dari pakem arsitektur pura yang sanagt berbeda dengan bangunan pura di Bali Selatan, baik dari bentuk dan ukiran khas Buleleng-nya yang sanagt kental dnegan nuansa arsitektur kearifan lokal Bali.
Yang kedua adalah penemuan dan keberadaan goa yang ada di belakang atau sebelah Selatan Pura Lebah. Goa yang penuh dengan urugan tanah menurutnya belum dapat dipastikan kapan dibuat. Namun dari pengamatan awal, pihaknya menduga goa tersebut bisa berasal dari zaman revolusi atau zaman klasik, yang dibangun bersamaan dengan Pura Lebah.
“Kita besok (hari ini,red) akan keluarkan dulu tanah yang menutupi goa selama ini, untuk emngetahui dimana ujung dan apa yang ada di dalamnya. Apakah ada tinggalan sejarah berupa relief, atau tidak,” katanya. Suantikan menjelaskan bila dalam penelitian yang akan dilakukan selama tiga hari ke depan tidak ditemukan sau pun tinggalan baik relief maupun pahatan di dinding goa, maka dapat disimpulkan bahwa goa tersebut dibuat pada zaman revolusi. Saat itu masyarakat diyakini membangun goa di dekat pura sebagai tempat perlindungan.
Namun jika dalam penelitian nantinya ditemukan tinggalan berupa relief dan barang lainnya yang menyerupai tempat pemujaan, maka goa itu diyakini dibuat pada zaman klasik yang bersamaan dengan pembangunan pura, pada abad ke 17-18. Yang biasanya difungsikan sebagai tempat semedi.
Untuk sementara dari pengamatan awal, dari batuan di kawasan pura merupakan jenis batu padas. Sedangkan di sekitar goa juga ditemukan jenis batu breksi yang merupakan jenis batuan sedimen hasil kegiata gunung agung. Pihak peneliti juga mengaku akan mencocokkan dulu dengan peta geografis yang telah keluar untuk mengidentifikasi reaksi gunung mana yang dapat menghasilkan baru breksi di kawasan goa misterius.
Sementara itu penelitian dengan pengamatan awal berakhir pada pukul 16.00 Wita. seluruh tim pun kembali dan akan melanjutkan penelitian pada Selasa (29/11) hari ini. Seperti yang diberitakan sebelumnya warga desa Suwug secara tidak sengaja menemukan sebuah goa misterius di kawasan Pura Lebah, Banjar Sabi, Desa Suwug, Kecamatan Sawan Buleleng, saat melakukan pembersihan pada tanggal 27 Oktober lalu.
Atas temuan tersebut warag puns empat melakukan penggalian sepanjang lima meter dan ditemukan persimpangan di goa setinggi 1,8 dengan lebar 1,7 meter tersebut ke arah Tenggara dan Barat Laut. 40 meter kea rah Selatan juga ditemukan sebuah lubang baru yang diduga merupakan mulut goa yang tembus dnegan goa misterius. *k23
Komentar