Dua Toko Sembako di Pasar Kereneng Dibobol
Ratusan Slop Rokok Senilai Puluhan Juta Raib
"Kita di sini bayar jasa keamanan. Saya berharap pengelola pasar ikut bertanggungjawab. Pengalaman dari beberapa kejadian pencurian selama ini tidak ada respons positif dari pengelola pasar,"
DENPASAR, NusaBali
Dua toko sembako di Pasar Kereneng Jalan Kamboja, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara dibobol maling, Rabu (10/3) dinihari. Dua toko sembako yang disasar maling tersebut yaitu toko Kamila milik I Wayan Kamiawan, 38 dan toko Sari Yasa milik Ni Ketut Ratep, 70. Dua toko tersebut dibobol maling dengan cara memotong kunci gembok pintu rolling door.
Kedua toko yang berada di lantai I pasar tradisional itu mengalami kerugian mencapai Rp 43 juta. Toko Kamila milik Wayan Kamiawan mengalami kerugian sekitar Rp 28 juta. Sementara toko Sari Yasa milik Ketut Ratep mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta. Barang yang hilang dari kedua toko tersebut hanya rokok. Tidak ada satupun barang lainnya yang disentuh maling.
Ditemui di tokonya, Rabu (10/11) Wayan Kamiawan mengatakan kerugian sekitar Rp 28 juta itu terdiri dari ratusan slop berbagai jenis rokok. Dia mengaku, pada Senin (8/3) dia mengorder 70 slop berbagai jenis rokok seharga Rp 15 juta. Sementara puluhan slop lainnya merupakan rokok sisa sebelumnya. Setelah ditotalkan kerugian diperkirakan Rp 28 juta.
Pria yang sudah 19 tahun berjualan di lantai I pasar tersebut mengaku baru pertama kali mengalami kemalingan. Wayan Kamiawan mengaku selama ini mengaku sangat percaya dengan pengaman di Pasar Kereneng. Karena kepercayaannya itu dia hanya mengunci pintu rolling door tokonya menggunakan gembok berukuran kecil.
Wayan Kamiawan menceritakan peristiwa kemalingan di tokonya di ketahui saat hendak mulai berjualan, Rabu (10/3) pukul 06.00 Wita. Saat tiba di toko dia menemukan pintu rolling door rusak seperti bekas congkel. Tak hanya itu kunci gembok pintu tersebut sudah terpotong.
Melihat pemandangan itu pria asal Banjar Dinas Pesaban Kawan, Kecamatan Rendang, Karangasem ini bergegas masuk ke dalam toko. Dia melihat rak kaca tempat menyimpan berbagai jenis rokok berada di lantai. Rak berukuran panjang 2 meter dan lebar 45 centimeter itu sudah kosong.
"Semua rokok yang saya order, Seni (8/3) seharga Rp 15 juta hilang. Selain itu rokok sisa sebelumnya juga hilang. Intinya semua rokok di dalam rak kaca ini habis. Untungnya tidak ada barang lain yang hilang selain rokok. Total kerugian sekitar Rp 28 juta," tutur Wawan Kamiawan.
Kejadian itu pun dilaporkan kepada pengelola Pasar Kereneng. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pintu di utara yang merupakan akses masuk ke dalam blok pasar terbuka. Gembok pintu yang terbuat dari papan kayu itu terpotong. Diduga kuat maling yang beraksi itu masuk melalui pintu di utara itu karena pintu yang lainnya semua masih bagus.
Selain lapor ke pengelola pasar, Wayan Kamiawan juga melapor ke Polsek Denpasar Timur. Pria yang kini tinggal di Jalan Batu Yang Gang Pipit 12A Nomor 11, Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini berharap kepolisian segera bisa mengungkap kasus tersebut. Selain itu dia juga berharap pihak pengelola pasar bertanggungjawab.
"Kita di sini bayar jasa keamanan. Saya berharap pengelola pasar ikut bertanggungjawab. Bagaimana satpam itu bekerja malam hari ? Pengalaman dari beberapa kejadian pencurian selama ini tidak ada respons positif dari pengelola pasar. Hanya sekadar terima laporan," ungkap Wayan Kamiawan.
Meski mengalami musibah, Wayan Kamiawan berusaha untuk ikhlas. Dia tetap berjualan. "Saya percaya polisi bekerja cepat. Saya harus tetap berjualan karena pekerjaan saya hanya jualan. Kalau saya tutup tidak ada penghasilan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," tandasnya.
Peristiwa serupa terjadi di toko Sari Yasa milik Ketut Ratep. Kejadiannya persis sama. Pintu rolling door gemboknya dipotong. Barang yang hilang juga adalah berbagai jenis rokok. Total kerugian sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Akibat kejadian itu Ketut Ratep trauma dan memilih tutup sementara tokonya seharian, Rabu (10/3).
"Setahu saya setiap kejadian itu dilaporkan ke Kepala Pasar tapi tidak ada konfirmasi apa-apa dari pihak pengelola pasar. Kami mempertanyakan pengamanan di pasar ini. Kita kan bayar Rp 40.000 perhari. Meski demikian kami kembali berjualan seperti biasa dari pukul 04.00 Wita sampai pukul 14.00 Wita," tandasnya.
Sementara itu Plt Kepala Pasar Kereneng, I Nengah Sudiarta mengaku kecolongan dengan kejadian pembobolan dua toko di pasar yang dipimpinnya itu. Dia tidak menyangka pintu di utara itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok.
Nengah Sudiarta mengeluhkan dua hal utama, yakni kekurangan tenaga pengamanan dan kekurangan kamera CCTV. Nengah Sudiarta mengatakan di Pasar Kereneng hanya ada 10 petugas. Sementara kamera CCTV hanya ada di 16 titik. Jumlah tersebut menurut dia masih minim.
"Dari kejadian ini kami berusaha berbenah. Sebenarnya semua bentuk kejahatan sudah diantisipasi. Kami kecolongan. Tidak menyangka pintu itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok," tutur Nengah Sudiarta didampingi Kasub Keamanan, I Made Sukariana di temui di kantornya di lantai III Pasar Kereneng, Kamis (11/3).
Apakah ada ganti rugi ? Nengah Sudiarta mengatakan tidak ada. Pengelola pasar hanya memfasilitasi menghubungi kepolisian seandainya peristiwa tindak pidana. "Kalau ganti rugi diterapkan setiap pedagang saat buka dan tutup harus lapor data barangnya kepada petugas jaga. Jadinya ribet. Kita juga antisipasi jangan sampai pedagang ngaku-ngaku saja ada kehilangan," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi mengatakan laporan kejadian tersebut belum ada laporan dari Polsek Denpasar Timur. "Saya belum terima laporan dari Polsek Denpasar timur. Saya sudah koordinasi namun belum dapat laporan," ungkap Iptu Ketut Sukadi singkat. *pol
Kedua toko yang berada di lantai I pasar tradisional itu mengalami kerugian mencapai Rp 43 juta. Toko Kamila milik Wayan Kamiawan mengalami kerugian sekitar Rp 28 juta. Sementara toko Sari Yasa milik Ketut Ratep mengalami kerugian sekitar Rp 15 juta. Barang yang hilang dari kedua toko tersebut hanya rokok. Tidak ada satupun barang lainnya yang disentuh maling.
Ditemui di tokonya, Rabu (10/11) Wayan Kamiawan mengatakan kerugian sekitar Rp 28 juta itu terdiri dari ratusan slop berbagai jenis rokok. Dia mengaku, pada Senin (8/3) dia mengorder 70 slop berbagai jenis rokok seharga Rp 15 juta. Sementara puluhan slop lainnya merupakan rokok sisa sebelumnya. Setelah ditotalkan kerugian diperkirakan Rp 28 juta.
Pria yang sudah 19 tahun berjualan di lantai I pasar tersebut mengaku baru pertama kali mengalami kemalingan. Wayan Kamiawan mengaku selama ini mengaku sangat percaya dengan pengaman di Pasar Kereneng. Karena kepercayaannya itu dia hanya mengunci pintu rolling door tokonya menggunakan gembok berukuran kecil.
Wayan Kamiawan menceritakan peristiwa kemalingan di tokonya di ketahui saat hendak mulai berjualan, Rabu (10/3) pukul 06.00 Wita. Saat tiba di toko dia menemukan pintu rolling door rusak seperti bekas congkel. Tak hanya itu kunci gembok pintu tersebut sudah terpotong.
Melihat pemandangan itu pria asal Banjar Dinas Pesaban Kawan, Kecamatan Rendang, Karangasem ini bergegas masuk ke dalam toko. Dia melihat rak kaca tempat menyimpan berbagai jenis rokok berada di lantai. Rak berukuran panjang 2 meter dan lebar 45 centimeter itu sudah kosong.
"Semua rokok yang saya order, Seni (8/3) seharga Rp 15 juta hilang. Selain itu rokok sisa sebelumnya juga hilang. Intinya semua rokok di dalam rak kaca ini habis. Untungnya tidak ada barang lain yang hilang selain rokok. Total kerugian sekitar Rp 28 juta," tutur Wawan Kamiawan.
Kejadian itu pun dilaporkan kepada pengelola Pasar Kereneng. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pintu di utara yang merupakan akses masuk ke dalam blok pasar terbuka. Gembok pintu yang terbuat dari papan kayu itu terpotong. Diduga kuat maling yang beraksi itu masuk melalui pintu di utara itu karena pintu yang lainnya semua masih bagus.
Selain lapor ke pengelola pasar, Wayan Kamiawan juga melapor ke Polsek Denpasar Timur. Pria yang kini tinggal di Jalan Batu Yang Gang Pipit 12A Nomor 11, Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini berharap kepolisian segera bisa mengungkap kasus tersebut. Selain itu dia juga berharap pihak pengelola pasar bertanggungjawab.
"Kita di sini bayar jasa keamanan. Saya berharap pengelola pasar ikut bertanggungjawab. Bagaimana satpam itu bekerja malam hari ? Pengalaman dari beberapa kejadian pencurian selama ini tidak ada respons positif dari pengelola pasar. Hanya sekadar terima laporan," ungkap Wayan Kamiawan.
Meski mengalami musibah, Wayan Kamiawan berusaha untuk ikhlas. Dia tetap berjualan. "Saya percaya polisi bekerja cepat. Saya harus tetap berjualan karena pekerjaan saya hanya jualan. Kalau saya tutup tidak ada penghasilan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," tandasnya.
Peristiwa serupa terjadi di toko Sari Yasa milik Ketut Ratep. Kejadiannya persis sama. Pintu rolling door gemboknya dipotong. Barang yang hilang juga adalah berbagai jenis rokok. Total kerugian sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Akibat kejadian itu Ketut Ratep trauma dan memilih tutup sementara tokonya seharian, Rabu (10/3).
"Setahu saya setiap kejadian itu dilaporkan ke Kepala Pasar tapi tidak ada konfirmasi apa-apa dari pihak pengelola pasar. Kami mempertanyakan pengamanan di pasar ini. Kita kan bayar Rp 40.000 perhari. Meski demikian kami kembali berjualan seperti biasa dari pukul 04.00 Wita sampai pukul 14.00 Wita," tandasnya.
Sementara itu Plt Kepala Pasar Kereneng, I Nengah Sudiarta mengaku kecolongan dengan kejadian pembobolan dua toko di pasar yang dipimpinnya itu. Dia tidak menyangka pintu di utara itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok.
Nengah Sudiarta mengeluhkan dua hal utama, yakni kekurangan tenaga pengamanan dan kekurangan kamera CCTV. Nengah Sudiarta mengatakan di Pasar Kereneng hanya ada 10 petugas. Sementara kamera CCTV hanya ada di 16 titik. Jumlah tersebut menurut dia masih minim.
"Dari kejadian ini kami berusaha berbenah. Sebenarnya semua bentuk kejahatan sudah diantisipasi. Kami kecolongan. Tidak menyangka pintu itu jadi akses masuknya maling. Apalagi dengan cara potong gembok," tutur Nengah Sudiarta didampingi Kasub Keamanan, I Made Sukariana di temui di kantornya di lantai III Pasar Kereneng, Kamis (11/3).
Apakah ada ganti rugi ? Nengah Sudiarta mengatakan tidak ada. Pengelola pasar hanya memfasilitasi menghubungi kepolisian seandainya peristiwa tindak pidana. "Kalau ganti rugi diterapkan setiap pedagang saat buka dan tutup harus lapor data barangnya kepada petugas jaga. Jadinya ribet. Kita juga antisipasi jangan sampai pedagang ngaku-ngaku saja ada kehilangan," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi mengatakan laporan kejadian tersebut belum ada laporan dari Polsek Denpasar Timur. "Saya belum terima laporan dari Polsek Denpasar timur. Saya sudah koordinasi namun belum dapat laporan," ungkap Iptu Ketut Sukadi singkat. *pol
1
Komentar