Komunitas PlastikDetox Ajak Pemilik Usaha Tetap Peduli Lingkungan
DENPASAR, NusaBali.com
Berawal dari sebuah Focus Group Discussion (FGD) event Bali Clean & Green, kampanye PlastikDetox berdiri pada 2012.
PlastikDetox sendiri memiliki visi ‘creating a living model responsible plastic use’ yang berarti menciptakan kehidupan yang bertanggung-jawab akan penggunaan plastik.
Ada Anna Sutanto, Natalie Giusti, Marc-Antoine Dunais, dan Ni Wayan Ani Yulinda sebagai co-founder kampanye ini. “Mereka ingin melanjutkan program yang mereka buat agar tidak berhenti di situ saja,” ungkap Sri Juniantari, Social Media Manager PlastikDetox, Selasa (9/3/2021).
Sembilan tahun silam, masyarakat diakui sudah mulai memiliki kesadaran untuk mulai mengurangi plastik sebagai salah satu bentuk kepedulian akan lingkungan. Para co-founder ini pun menawarkan penggunaan tas belanja dari bahan kain sebagai pengganti tas plastik.
“Saat itu mereka coba tawarkan ke swalayan dan minimarket yang besar, namun ditolak,” jelas Sri. Akhirnya mereka mencoba menawarkan ke toko-toko yang lebih kecil dan juga ke beberapa restoran atau kafe kecil.
Hingga pada akhirnya Gubernur Bali Wayan Koster menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Paka. “Kebijakan ini tentunya menjadi sebuah dukungan tersendiri bagi PlastikDetox agar kami tetap melakukan movement kami,” ungkap Sri.
Saat ini PlastikDetox sudah memiliki 30 anggota yang terdiri dari restoran maupun pelaku usaha kecil lainnya. Sebut saja ada Warung Kecil Group, Bali Buda, ataupun Soul In A Bowl di Sanur. Selain itu, PlastikDetox telah memiliki 100 relawan yang dibagi ke dalam beberapa tim yang telah mengikuti pelatihan khusus tentang program yang dimiliki oleh PlastikDetox itu sendiri.
PlastikDetox memiliki beberapa program bagi para anggotanya maupun tiap relawan. Pertama, merekrut dan mengedukasi pemilik usaha untuk bergabung bersama PlastikDetox mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Selanjutnya, PlastikDetox juga bekerjasama dengan para pemilik usaha ini untuk mempromosikan usaha mereka. Lalu, ada juga training bagi para relawan mengenai peningkatan kesadaran akan kepedulian lingkungan dimulai dari lingkungan sekitar mereka.
“Kami juga mengajarkan para pelaku usaha yang menjadi anggota PlastikDetox cara memilah sampah. Selain itu, kami juga arahkan mereka untuk membawa sampah yang sudah dipilah itu ke rekanan kami jika mereka tidak tahu mau membawa sampah yang sudah dipilah selanjutnya kemana,” jelas Sri.
Saat ini, PlastikDetox juga sedang mengurus legalitas. Kampanye ini memang berdasar atas movement atau kegerakan kepedulian lingkungan. “Kami sedang urus untuk legalnya. Agar lebih mudah bekerja sama ke depannya dengan pihak pemerintahan maupun pihak-pihak lainnya dengan skala yang lebih besar tentunya,” jelas Sri.
Adanya pandemi juga membuat PlastikDetox justru mulai melebarkan sayapnya. Tidak hanya bergerak di Bali, namun kini PlastikDetox sudah mulai meluaskan gerakannya hingga Bandung dan Lampung. “Sekarang kan kita bisa training secara online. Dan yang pasti karena ada orang-orang yang mau terlibat. Saat ini memang baru di Bandung dan Lampung,” tandas Sri.
1
Komentar