22 Kamar Kos di Sesetan Hangus Terbakar
DENPASAR, NusaBali
Kebakaran hebat melanda kos-kosan di Jalan Raya Sesetan Gang Paku Sari I Nomor 12 Denpasar Selatan, Jumat (12/3) dinihari sekitar pukul 04.00 Wita.
Meski tak ada laporan korban jiwa maupun terluka, namun 22 kamar kos yang berlokasi di Banjar Lantang Bejuh, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan itu hangus terbakar, dengan kerugian material ditaksir mencapai Rp 2 miliar.
Kos-kosan di gang sempit kawasan Banjar Lantang Bejuh, Kelurahan Sesetan yang ludes terbakar, Jumat dinihari adalah mulik dua orang berbeda, yakni Ahmad Basir dan Hajah Maisarah. Kos-kosan milik Ahmad Basir yang terbakar sebanyak 16 kamar, sementara milik Maisarah sebanyak 6 kamar.
Salah seorang saksi mata, Sutrisno, yang merupakan penghuni salah satu kamar kos milik Ahmad Basir, menyebutkan peristiwa kebakaran diperkirakan terjadi mulai pukul 04.00 Wita. Namun, api baru membesar sekitar pukul 4.30 Wita.
Menurut Sutrisno, salah seorang penghuni kamar kos di sebelahnya mengetahui adanya kebakaran setelah mendengar suara ledakan sebanyak tiga kali. Begitu terdengar bunyi ledakan, hampir semua penghuni kos berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri dengan mendobrak pintu kamar masing-masing.
"Kami baru sadar terjadi kebakaran sekitar pukul 04.30 Wita, saat api sudah membesar di dalam salah satu kamar kosong. Kita semua ramai-ramai dobrak pintu kamar untuk menyelamatkan diri, setelah terdengar bunyi ledakan sebanyak 3 kali," beber Sutrisno saat ditemui NusaBali di lokasi TKP kebakaran, Jumat kemarin.
Sutrisno mengisahkan, kobaran api dengan cepat membesar dan merembet ke kamar kos lainnya. Sedangkan petugas pemadam kebakaran saat itu sulit untuk bisa masuk ke lokasi TKP, karena gang masuk berukuran kecil. “Ketika mobil pemadam berhasil masuk, 16 kamar kos-kosan sudah dilalap api,” papar Sutrisno.
Bahkan, menurut Sutrisni, saat itu api sudah merembet ke 6 kamar kos-kosan yang berdempetan di Jalan Raya Sesetan Gang Pakuk Sari V Nomor 1 Sesetan-Denpasar Selatan, milik keluarga Hajah Maisarah.
"Di sini (rumah milik Ahmad Basir, Red) total ada 27 kamar kos. Yang terbakar 16 kamar. Satu-satunya tidak terbakar adalah kamar saya. Itu karena terpisah di sisi selatan. Sementara di sebelah (rumah milik Maisarah), ada 6 kamar kos yang terbakar. Jadi, total ada 22 kamar kos yang terbakar. Empat (4) kamar yang paling parah, sementara 2 kamar lainnya masih bisa diselamatkan tim pemadam," terang Sutrisno.
Dari 17 kamar kos-kosan milik Ahmad Basir, 9 kamar di antaranya berpenghuni, termasuk yang ditempati keluarga Sutrisno. Semua penghuni kos sudah berkeluarga, dengan total 36 jiwa. "Yang terisi sebanyak 8 kamar. Di sini ada bayi berusia 3 bulan, satu bayi berusia 1,5 tahun, dan satu balita berusia 3 tahun. Sebagian besar orang luar Bali, hanya satu putra Bali asal Buleleng," katanya.
Sementara, Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi, mengatakan masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran kos-kosan di Banjar Lantang Bejuh, Kelurahan Sesetan. Hingga kemarin, belum diketahui pasti apa penyebab kebakaran. Namun, dugaan sementara, kebakaran ini dipicu akibat korsleting listrik pada salah satu kamar kos yang berada di sisi utara.
Menurut Iptu Sukadi, api dipadamkan oleh 7 unit mobil Pemadam Kebakaran dari BPBD Kota Denpasar. Namun, petugas pemadam terkendala karena kesulitan mengakses lokasi kebakaran yang berada di gang kecil. “Hanya mobil ukuran kecil saja yang bisa masuk ke lokasi," kata Iptu Sukadi.
Iptu Sukadi menyebutkan, tidak ada laporan korban jiwa maupun terluka bakar dalam musibah ini. Namun, kerugiann akibat musibah kebakaran ini ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Khusus untuk kerugian penghuni kos, masih dilakukan pendataan.
Sementara itu, pasca kebakaran, para penghuni 22 kamar kos yang ludes pilih mengungsi di salah satu garase mobil milik warga setempat, yang lokasinya tidak jauh dari TKP kebakaran. Mereka pasrah dan mengharapkan uluran tangan dari para donatur.
Salah seorang penguni kos korban kebakaran, Ningsih, mengaku kebingungan, karena semua harta miliknya hangus terbakar. Dia hanya berharap dari uluran tangan para donatur. "Saya bingung Mas, saya pusing. Semua barang terbakar. Kami hanya berharap bantuan," keluh Ningsih sambil menggendong anaknya yang baru berusia 1 tahun, saat melihat barang-barang bekas yang didonasikan kepada korban kebakaran, Jumat kemarin. *pol
1
Komentar