Desa Adat Besakih Gelar Mapepada Wewalungan
AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem menggelar upacara mapepada wewalungan Karya Tawur Tabuh Gentuh di Bencingah Agung Pura Besakih, Sukra Pon Gumbreg, Jumat (12/3).
Mapepada wewalungan dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja dari Geria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Gede Rai Pidada dari Geria Pidada, Banjar Sengguan, Klungkung.
Bendesa Adat Besakih selaku pangrajeg karya, Jro Mangku Widiarta, mengungkapkan mapepada wewalungan dengan hewan kurban seekor kerbau, seekor godel (anak sapi), dua ekor kambing hitam, seekor kijang, seekor unggas, seekor konyong bangbungkem, sejumlah ayam, dan dua ekor penyu. Daging hewan kurban digunakan banten caru. Sebelum mapepada wewalungan, digelar upacara Bumi Sudha dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik Dwaja.
Pedanda Jelantik Dwaja mengatakan, upacara Bumi Sudha untuk menyucikan semesta sebelum menggelar upacara Karya Tawur Tabuh Gentuh. Bumi Sudha ditandai menyucikan sembilan penjuru mata angin atau nawasanga. Prosesi itu merupakan pengecilan mandala upacara dengan ukuran 1 meter kali 1 meter diawali membuat garis di segala arah mata angin. “Bumi Sudha membersihkan semesta, secara simbolis dibuatkan mandala upacara di lokasi upacara Karya Tawur Tabuh Gentuh,” jelas Pedanda Gede Jelantik Dwaja.
Yajamana karya yakni Ida Pedanda Wayahan Tianyar dari Geria Menara, Desa/Kecamatan Sidemen dan Ida Begawan Nata Nawawangsa Pemayun dari Geria Belatungan, Tabanan. Wiku Tapini Ida Pedanda Istri Karang dari Geria Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Istri Anom, dari Geria Kanginan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. *k16
Komentar