Panitia Nyepi DKI Jakarta Batasi Umat saat Upacara Tawur Kesanga
JAKARTA, NusaBali
Panitia Pelaksana Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 Provinsi DKI Jakarta menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan upacara Tawur Kesanga di Jaba Sisi Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur pada Tilem Kesanga, Saniscara Pon Gumbreg, Sabtu (13/3) ini.
Mereka membatasi jumlah umat yang mengikuti upacara tersebut. "Karena masih pandemi Covid-19, kami membatasi umat yang ingin mengikuti upacara Tawur Kesanga. Upacara diikuti oleh lima orang perwakilan umat dari lima banjar di DKI Jakarta," ujar Ketua Panitia Pelaksana Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 provinsi DKI Jakarta Ida Bagus Djayapati kepada NusaBali, Jumat (12/3).
Kemudian ditambah dengan Pinandita, Parisadha dari lima kota di wilayah DKI Jakarta dan tingkat provinsi, Ketua Suka Duka Hindu Dharma DKI Jakarta serta panitia. "Maksimal yang datang 80 orang. Umat lainnya bisa berdoa di rumah masing-masing," kata Djayapati.
Nantinya yang datang ke Pura di cek suhu tubuh, wajib menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Kini panitia sedang mempersiapkan perlengkapan untuk upacara Tawur Kesanga. Mereka mendirikan tenda, merapikan meja dan menghias sekitar pura.
Pria dari Desa Pemecutan, Kota Denpasar ini mengatakan, Tawur Kesanga merupakan upacara Bhuta Yadnya. Secara simbolis, ritual penyucian alam semesta yang dilaksanakan sehari sebelum Catur Brata Penyepian atau Hari Raya Nyepi. Upacara Tawur Kesanga juga bermakna sebagai wujud keselarasan antara umat manusia dan alam.
"Secara umum, upacara ini merupakan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas anugerahnya yang diberikan selama hidup di dunia berupa isi alam sehingga kami bisa hidup sehat dan sejahtera," papar Djayapati. Upacara Tawur Kesanga yang berlangsung dipimpin Ida Pedanda Gede Panji Sogata dari griye Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Nantinya diawali dengan mengaturkan puja. Dilanjutkan dengan prosesi Mendak Tirta atau air suci, melaksanakan upacara penyucian, maprayascita ke seluruh bangunan suci dan lingkungan Pura Aditya Jaya. Kemudian sembahyang bersama.
Sementara upacara Melasti, kata Djayapati, umat Hindu di DKI Jakarta telah melaksanakan pada Kamis (11/3) di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara. Jumlah umat pun dibatasi sekitar 80 orang. *k22
Kemudian ditambah dengan Pinandita, Parisadha dari lima kota di wilayah DKI Jakarta dan tingkat provinsi, Ketua Suka Duka Hindu Dharma DKI Jakarta serta panitia. "Maksimal yang datang 80 orang. Umat lainnya bisa berdoa di rumah masing-masing," kata Djayapati.
Nantinya yang datang ke Pura di cek suhu tubuh, wajib menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Kini panitia sedang mempersiapkan perlengkapan untuk upacara Tawur Kesanga. Mereka mendirikan tenda, merapikan meja dan menghias sekitar pura.
Pria dari Desa Pemecutan, Kota Denpasar ini mengatakan, Tawur Kesanga merupakan upacara Bhuta Yadnya. Secara simbolis, ritual penyucian alam semesta yang dilaksanakan sehari sebelum Catur Brata Penyepian atau Hari Raya Nyepi. Upacara Tawur Kesanga juga bermakna sebagai wujud keselarasan antara umat manusia dan alam.
"Secara umum, upacara ini merupakan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta atas anugerahnya yang diberikan selama hidup di dunia berupa isi alam sehingga kami bisa hidup sehat dan sejahtera," papar Djayapati. Upacara Tawur Kesanga yang berlangsung dipimpin Ida Pedanda Gede Panji Sogata dari griye Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Nantinya diawali dengan mengaturkan puja. Dilanjutkan dengan prosesi Mendak Tirta atau air suci, melaksanakan upacara penyucian, maprayascita ke seluruh bangunan suci dan lingkungan Pura Aditya Jaya. Kemudian sembahyang bersama.
Sementara upacara Melasti, kata Djayapati, umat Hindu di DKI Jakarta telah melaksanakan pada Kamis (11/3) di Pura Segara, Cilincing, Jakarta Utara. Jumlah umat pun dibatasi sekitar 80 orang. *k22
Komentar