Volume Sampah Upacara Turun Drastis
SINGARAJA, NusaBali
Timbunan sampah sisa upacara Tawur Kesanga Nyepi Tahun Baru Saka 1943/2021 mengalami penurunan signifikan.
Puluhan tenaga harian lepas Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Buleleng lebih santai karena pembersihan sampah usai pelaksanaan tawur kesanga, Sabtu (13/3), selesai sebelum tengah malam.
Kepala Dinas LH Buleleng I Gede Melanderat dikonfirmasi, Senin (15/3), mengatakan penanganan sampah Hari Raya Nyepi memang dilakukan dari Sabtu (13/3) hingga Senin kemarin. Khusus saat tawur kesanga, timbunan sampah upacara di wilayah perkotaan hanya 24 meter kubik. Jumlah itu turun drastis jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 75 meter kubik.
“Penurunan ini karena tidak ada kegiatan ogoh-ogoh, sehingga tidak terlalu banyak sampah yang dibersihkan petugas kami. Yang biasanya penanganan sampah usai tawur kesanga sampai pukul 02.00 dini hari, kemarin hanya sampai pukul 23.00 Wita sudah clear semua yang di daerah perkotaan,” ujar mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng ini.
Sampah sisa upacara yang dibersihkan didominasi oleh sampah organik, sehingga dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos. Dinas LH, menurut Melanderat, menerjunkan 50 orang tenaga harian lepas yang dibagi menjadi tiga kelompok. Selain pembersihan di setiap persimpangan wilayah perkotaan dan depan rumah warga, dua kelompok lainnya ditugaskan di wilayah Sukasada hingga persimpangan Desa Baktiseraga.
Puluhan meter kubik sampah upacara itu langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala menggunakan 2 truk pengangkut sampah. Sedangkan pengumpulan di satu titik ke titik lain menggunakan kendaraan ATV (roda tiga). Sementara itu Dinas LH juga mengklaim tak ada penumpukan sampah di titik-titik tempat pembuangan sampah sementara (TPST) yang ada di Buleleng. “Kalaupun ada, paling yang di daerah pedesaan dan sudah ditangani hari ini (Senin kemarin). Kalau yang hari ini volume sampah yang masuk ke TPA sebanyak 515 meter kubik. Itu 93 meter kubik di antaranya dari sampah di desa-desa dan sisanya di daerah perkotaan yang didominasi sampah rumah tangga,” jelas Melanderat. *k23
Kepala Dinas LH Buleleng I Gede Melanderat dikonfirmasi, Senin (15/3), mengatakan penanganan sampah Hari Raya Nyepi memang dilakukan dari Sabtu (13/3) hingga Senin kemarin. Khusus saat tawur kesanga, timbunan sampah upacara di wilayah perkotaan hanya 24 meter kubik. Jumlah itu turun drastis jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 75 meter kubik.
“Penurunan ini karena tidak ada kegiatan ogoh-ogoh, sehingga tidak terlalu banyak sampah yang dibersihkan petugas kami. Yang biasanya penanganan sampah usai tawur kesanga sampai pukul 02.00 dini hari, kemarin hanya sampai pukul 23.00 Wita sudah clear semua yang di daerah perkotaan,” ujar mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng ini.
Sampah sisa upacara yang dibersihkan didominasi oleh sampah organik, sehingga dapat diolah kembali menjadi pupuk kompos. Dinas LH, menurut Melanderat, menerjunkan 50 orang tenaga harian lepas yang dibagi menjadi tiga kelompok. Selain pembersihan di setiap persimpangan wilayah perkotaan dan depan rumah warga, dua kelompok lainnya ditugaskan di wilayah Sukasada hingga persimpangan Desa Baktiseraga.
Puluhan meter kubik sampah upacara itu langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala menggunakan 2 truk pengangkut sampah. Sedangkan pengumpulan di satu titik ke titik lain menggunakan kendaraan ATV (roda tiga). Sementara itu Dinas LH juga mengklaim tak ada penumpukan sampah di titik-titik tempat pembuangan sampah sementara (TPST) yang ada di Buleleng. “Kalaupun ada, paling yang di daerah pedesaan dan sudah ditangani hari ini (Senin kemarin). Kalau yang hari ini volume sampah yang masuk ke TPA sebanyak 515 meter kubik. Itu 93 meter kubik di antaranya dari sampah di desa-desa dan sisanya di daerah perkotaan yang didominasi sampah rumah tangga,” jelas Melanderat. *k23
Komentar