Perbaikan Jembatan Tukadaya Dipastikan Molor
Mata bor berulang kali patah terbentur landasan beton dan harus mengunggu pengganti yang khusus didatangkan dari Jakarta.
NEGARA, NusaBali
Proyek perbaikan Jembatan Tukadaya di perbatasan Desa Dangin Tukadaya dengan Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, yang ditarget rampung akhir tahun ini dipastikan tidak tercapai. Perbaikan jembatan yang telah jebol sejak Januari 2016 ini diperkirakan baru selesai awal tahun 2017. Penyebabnya ada sejumlah kendala teknis pengerjaan di lapangan.
Masyarakat Jembrana sudah menduga perbaikan jembatan ini molor. Kekhawatiran ini berdasar pengamatan pengerjaan yang masih berkutat dengan proses pengeboran untuk pemasangan pondasi bor pile di sisi timur jembatan. Pengeboran ini tidak kunjung kelar hingga memasuki akhir bulan Nopember. Kendalanya, berulang kali mata bor patah terbentur landasan beton dan mengunggu pengganti yang khusus didatangkan dari Jakarta.
Keterlambatan perbaikan jembatan ini otomatis semakin memperpanjang kekroditan lalulintas. Pemberlakuan sistem buka tutup arus lalulintas dengan menggunakan satu sisi jalur darurat pada jembatan ini semakin sering dilakukan. Setiap dilakukan mobilisasi sejumlah alat berat. Tidak terkecuali ketika dilakukan penggantian mata bor. Pantauan di lapangan, Rabu (30/11), kondisi jalur darurat di kedua sisi jembatan semakin mengkhawatirkan.
Lapisan permukaan aspal landasan jalur darurat semakin bergelombang. Bahkan, beberapa bagian telah mengelupas, termasuk pada bagian ujung sambungan landasannya. Begitu juga tiang pengaman sisi bagian tengah jalur darurat yang tampak telah semakin keropos. Beberapa di antaranya telah rontok akibat terserempet kendaraan.
Pengawas Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) VIII, I Made Darsa saat dikonfirmasi tidak menampik keterlambatan perbaikan jembatan tersebut. Ia yang sempat optimis dengan target perbaikan tepat waktu, kini memprediksikan perbaikan akan selesai pada Januari 2017. “Ini karena masalah pengeboran di sisi timur. Mata bor beberapakali patah terbentur beton setebal 3 meter di bawahnya. Sedangkan yang di barat, tidak ada betonnya, makanya lebih lancar,” ujarnya.
Di samping kendala pengeboran di sisi timur jembatan, menurutnya, pemasangan besi beronjong dengan menggunakan Crane beberapa kali gagal, karena tidak dapat menembus bagian dasarnya. “Dengan kendala ini, mungkin baru selesai hingga akhir Januari 2017. Nanti, kontraktor juga pasti kena denda. Mudah-mudahan, nanti tidak ada kendala lagi,” katanya. * ode
Masyarakat Jembrana sudah menduga perbaikan jembatan ini molor. Kekhawatiran ini berdasar pengamatan pengerjaan yang masih berkutat dengan proses pengeboran untuk pemasangan pondasi bor pile di sisi timur jembatan. Pengeboran ini tidak kunjung kelar hingga memasuki akhir bulan Nopember. Kendalanya, berulang kali mata bor patah terbentur landasan beton dan mengunggu pengganti yang khusus didatangkan dari Jakarta.
Keterlambatan perbaikan jembatan ini otomatis semakin memperpanjang kekroditan lalulintas. Pemberlakuan sistem buka tutup arus lalulintas dengan menggunakan satu sisi jalur darurat pada jembatan ini semakin sering dilakukan. Setiap dilakukan mobilisasi sejumlah alat berat. Tidak terkecuali ketika dilakukan penggantian mata bor. Pantauan di lapangan, Rabu (30/11), kondisi jalur darurat di kedua sisi jembatan semakin mengkhawatirkan.
Lapisan permukaan aspal landasan jalur darurat semakin bergelombang. Bahkan, beberapa bagian telah mengelupas, termasuk pada bagian ujung sambungan landasannya. Begitu juga tiang pengaman sisi bagian tengah jalur darurat yang tampak telah semakin keropos. Beberapa di antaranya telah rontok akibat terserempet kendaraan.
Pengawas Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) VIII, I Made Darsa saat dikonfirmasi tidak menampik keterlambatan perbaikan jembatan tersebut. Ia yang sempat optimis dengan target perbaikan tepat waktu, kini memprediksikan perbaikan akan selesai pada Januari 2017. “Ini karena masalah pengeboran di sisi timur. Mata bor beberapakali patah terbentur beton setebal 3 meter di bawahnya. Sedangkan yang di barat, tidak ada betonnya, makanya lebih lancar,” ujarnya.
Di samping kendala pengeboran di sisi timur jembatan, menurutnya, pemasangan besi beronjong dengan menggunakan Crane beberapa kali gagal, karena tidak dapat menembus bagian dasarnya. “Dengan kendala ini, mungkin baru selesai hingga akhir Januari 2017. Nanti, kontraktor juga pasti kena denda. Mudah-mudahan, nanti tidak ada kendala lagi,” katanya. * ode
1
Komentar