Hujan Deras Tebar Kotoran Babi
Hujan deras memicu sebaran kotoran ternak babi milik sejumlah warga, terutama di bagian hulu Desa Pakraman Jasan, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Akibatnya, parit dan irigasi subak setempat yang dulunya jernih, jadi keruh berbau busuk, dan memicu penyakit gatal pada penduduk.
Hal itu diungkapkan Bendesa Desa Pakraman Jasan Wayan Artana dalam ‘Lokakarya Peningkatan Desa Pekraman dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup’ di Balai Budaya Gianyar, Rabu (30/11). ‘’Kalau dulu, warga kami biasa mandi di saluran irigasi. Tapi, sekarang, jangankan mandi, sekadar ngencebang batis (mencelupkan kaki) ke air, sudah tidak berani,’’ jelas Artana, dalam sesi tanya-jawab lokakarya.
Kata dia, air parit di desa itu jadi keruh, bau, dan memicu gatal-gatal karena banyaknya kandang ternak babi milik warga. Kotoran babi dari kandang ternak dihanyutkan ke parit irigasi oleh air hujan deras belakangan ini. ‘’Saya monon pihak terkait untuk menyikapi hal ini,’’ jelasnya.
Lokakarya dipandu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gianyar AA Bagus Ari Brahmanta alias Gung Ari. Ia mengatakan, tak semua masalah lingkungan layak ditujukan kepada BLH. Karena lingkungan menyangkut banyak aspek. Jika lingkungan berbau kotoran ternak babi, maka leading sektor penanganannya ada di Dinas Peternakan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT), dan lainnya. ‘’Secara teknis, pihak terkait pasti punya teknologi untuk mengatasi pencemaran lingkungan karena ternak babi ini,’’ jelas mantan Kadis Pariwisata Gianyar ini.
Gung Ari memaklumi keluhan warga sebagaimana disampaikan Bendesa Jasan. Karena peternakan babi sangat dilematis terutama pada desa-desa yang sedang dan akan mengembangkan desa wisata. ‘’Karena mustahil, ada desa wisata menarik perhatian wisatawan jika di desa itu ada bau kotoran babi,’’ ujarnya.
Kokakarya terlaksana atas kerjasama LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Unud, Pemkab Gianyar dan MMDP (Majelis Madya Desa Pakraman) Kabupaten Gianyar. Lokakarya dihadiri Asisten Administrasi dan Kesra Setda Gianyar Cokorda Gde Agusnawa, unsur BLH Provinsi Bali, anggota Komisi II DPRD Gianyar, Forkopimda, PHDI, MMDP, LPPM Universitas Udayana, SKPD terkait dan para bendesa desa pakraman.
Gung Ari menjelaskan, kegiatan ini untuk menguatkan sinergitas antara Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkualitas berwawasan lingkungan sehat. Acara ini diisi penyerahan piagam penghargaan kepada desa pakraman pemenang Lomba Desa Sadar Lingkungan Kabupaten Gianyar 2016. Juara I Desa Pakraman Mas, Juara II Penyabangan, Juara II Sidan, dan Harapan 1 – 4, Desa Pakraman Lembeng, Sebali, Petemon dan Blangsinga.
Lokakarya menghadirkan narasumber Drh AA Gde Alit Asmara dari MMDP Kabupaten Gianyar dengan materi “Peranan Desa Pekraman dalam Pelestarian Lingkungan Melalui Konsep Tri Hita Karana”, Dr Ir Ketut Sardiana MSi dari Yayasan Bali Shanti dengan materi “Tanaman yang sesuai dengan kebutuhan Desa Pekraman”, dan Prof Dr Wayan P Windia dari LPPM UNUD dengan materi “Mewujudkan Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan Desa Pekraman di Kabupaten Gianyar”. Lokakarya juga menampilkan demonstrasi dan pameran dari Dewan Pimpinan Daerah Wanita Tani Indonesia Provinsi Bali berupa tanaman taru pramana dan hasil kerajinan dari daur ulang sampah. * lsa
Akibatnya, parit dan irigasi subak setempat yang dulunya jernih, jadi keruh berbau busuk, dan memicu penyakit gatal pada penduduk.
Hal itu diungkapkan Bendesa Desa Pakraman Jasan Wayan Artana dalam ‘Lokakarya Peningkatan Desa Pekraman dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup’ di Balai Budaya Gianyar, Rabu (30/11). ‘’Kalau dulu, warga kami biasa mandi di saluran irigasi. Tapi, sekarang, jangankan mandi, sekadar ngencebang batis (mencelupkan kaki) ke air, sudah tidak berani,’’ jelas Artana, dalam sesi tanya-jawab lokakarya.
Kata dia, air parit di desa itu jadi keruh, bau, dan memicu gatal-gatal karena banyaknya kandang ternak babi milik warga. Kotoran babi dari kandang ternak dihanyutkan ke parit irigasi oleh air hujan deras belakangan ini. ‘’Saya monon pihak terkait untuk menyikapi hal ini,’’ jelasnya.
Lokakarya dipandu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gianyar AA Bagus Ari Brahmanta alias Gung Ari. Ia mengatakan, tak semua masalah lingkungan layak ditujukan kepada BLH. Karena lingkungan menyangkut banyak aspek. Jika lingkungan berbau kotoran ternak babi, maka leading sektor penanganannya ada di Dinas Peternakan, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT), dan lainnya. ‘’Secara teknis, pihak terkait pasti punya teknologi untuk mengatasi pencemaran lingkungan karena ternak babi ini,’’ jelas mantan Kadis Pariwisata Gianyar ini.
Gung Ari memaklumi keluhan warga sebagaimana disampaikan Bendesa Jasan. Karena peternakan babi sangat dilematis terutama pada desa-desa yang sedang dan akan mengembangkan desa wisata. ‘’Karena mustahil, ada desa wisata menarik perhatian wisatawan jika di desa itu ada bau kotoran babi,’’ ujarnya.
Kokakarya terlaksana atas kerjasama LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Unud, Pemkab Gianyar dan MMDP (Majelis Madya Desa Pakraman) Kabupaten Gianyar. Lokakarya dihadiri Asisten Administrasi dan Kesra Setda Gianyar Cokorda Gde Agusnawa, unsur BLH Provinsi Bali, anggota Komisi II DPRD Gianyar, Forkopimda, PHDI, MMDP, LPPM Universitas Udayana, SKPD terkait dan para bendesa desa pakraman.
Gung Ari menjelaskan, kegiatan ini untuk menguatkan sinergitas antara Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan berkualitas berwawasan lingkungan sehat. Acara ini diisi penyerahan piagam penghargaan kepada desa pakraman pemenang Lomba Desa Sadar Lingkungan Kabupaten Gianyar 2016. Juara I Desa Pakraman Mas, Juara II Penyabangan, Juara II Sidan, dan Harapan 1 – 4, Desa Pakraman Lembeng, Sebali, Petemon dan Blangsinga.
Lokakarya menghadirkan narasumber Drh AA Gde Alit Asmara dari MMDP Kabupaten Gianyar dengan materi “Peranan Desa Pekraman dalam Pelestarian Lingkungan Melalui Konsep Tri Hita Karana”, Dr Ir Ketut Sardiana MSi dari Yayasan Bali Shanti dengan materi “Tanaman yang sesuai dengan kebutuhan Desa Pekraman”, dan Prof Dr Wayan P Windia dari LPPM UNUD dengan materi “Mewujudkan Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan Desa Pekraman di Kabupaten Gianyar”. Lokakarya juga menampilkan demonstrasi dan pameran dari Dewan Pimpinan Daerah Wanita Tani Indonesia Provinsi Bali berupa tanaman taru pramana dan hasil kerajinan dari daur ulang sampah. * lsa
Komentar