ASITA Desak Bali Pakai Tes GeNose
Jadi Syarat Perjalanan PPDN yang Masuk ke Bali
Atas desakan pelaku pariwisata dan DPD RI terkait GeNose, Wagub Cok Ace mengatakan akan dikaji dan dikoordinasikan dengan stakeholder.
DENPASAR, NusaBali
DPD Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) 1971 Provinsi Bali mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memberlakukan aturan yang lebih simpel dan murah bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) di tengah Pandemi Covid-19 saat ini. Salah satunya syarat masuk Bali yang menggunakan tes antigen bisa disiasati dengan tes GeNose. Selain harganya relatif murah juga lebih efektif dan cepat.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace dengan Komite III DPD RI dan komponen pariwisata Bali di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (22/3) pukul 10.00 Wita.
Hadir langsung Wakil Gubernur Bali Cok Ace didampingi Koordinator Rombongan Komite III DPD RI Anak Agung Gde Agung, Kadis Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa dan stakeholder terkait. Ketua ASITA 1971 Provinsi Bali, Putu Winastra mengatakan syarat antigen berbasis PCR untuk PPDN supaya bisa diganti dengan yang lebih murah, yakni dengan Tes GeNose. Kalau tes swab berbasis PCR bisa antara Rp 750.000 sampai Rp 900.000 untuk tes GeNose hanya Rp 30.000.
"Syarat perjalanan kami harapkan bisa dipermudah. Dengan GeNose saja seharga Rp 30.000 bisa. Lebih murah, dan saya yakin orang akan terdorong datang ke Bali," ujar pria asal Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli ini.
Putu Winastra juga meminta kepada DPD RI dan Pemprov Bali agar vaksinasi juga dipercepat penuntasannya untuk pekerja pariwisata di Bali. ASITA Bali saat ini anggota berjumlah 3.000 orang. "Ya kami berharap pemerintah pusat memberikan bantuan vaksin untuk Bali lebih banyak lagi. Karena target 70 persen vaksinasi di Bali diharapkan tuntas Juni 2021. Sehingga dengan demikian pariwisata Bali cepat bisa dibuka," tegas Winastra.
Syarat ketat bagi pelaku perjalanan yang masuk Bali dan mahal juga diungkapkan Anggota DPD RI Dapil Maluku, Mirati Dewaningsih. Menurut Mirati tes GeNose sebaiknya diberlakukan untuk PPDN yang masuk Bali. "Agar masyarakat tidak terlalu terbebani masalah biaya. Ya GeNose saja. Jangan dimahalin dengan syarat. Ini penting untuk gairahkan ekonomi masyarakat Bali. Karena pariwisata akan kembali bangkit," ujar Mirati Dewaningsih.
Atas desakan pelaku wisata dan DPD RI itu, Wagub Cok Ace mengatakan semuanya akan dikaji dulu. "Usulan masuk Bali dengan Tes GeNose ini ya aspirasi namanya. Kami akan koordinasi dengan stakeholder dulu. Kalau memang nanti dari kajian cukup dengan Tes GeNose ya bisa saja. Kita tentu melihat situasi dan perkembangan Pandemi Covid-19 di Bali," ujar Cok Ace didampingi Anak Agung Gde Agung usai pertemuan kemarin.
Cok Ace menegaskan bahwa pariwisata Bali tetap harus pulih dan didorong bangkit. Namun tetap harus memperhatikan kondisi Pandemi Covid-19 yang belum melandai. "Pertimbangan kesehatan masyarakat harus diperhatikan juga. Tetapi kita tidak boleh lengah," tegas tokoh asal Puri Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Sementara ketika ditanya soal masyarakat yang sudah divaksin tidak perlu menggunakan syarat test antigen berbasis PCR menurut Cok Ace belum bisa diberlakukan. "Kalau dia sudah divaksin pun tetap harus dilakukan tes antigen. Kalau dia negatif silahkan jalan. Kalau positif maka harus ikuti aturan," ujar Ketua PHRI Bali ini. *nat
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace dengan Komite III DPD RI dan komponen pariwisata Bali di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (22/3) pukul 10.00 Wita.
Hadir langsung Wakil Gubernur Bali Cok Ace didampingi Koordinator Rombongan Komite III DPD RI Anak Agung Gde Agung, Kadis Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa dan stakeholder terkait. Ketua ASITA 1971 Provinsi Bali, Putu Winastra mengatakan syarat antigen berbasis PCR untuk PPDN supaya bisa diganti dengan yang lebih murah, yakni dengan Tes GeNose. Kalau tes swab berbasis PCR bisa antara Rp 750.000 sampai Rp 900.000 untuk tes GeNose hanya Rp 30.000.
"Syarat perjalanan kami harapkan bisa dipermudah. Dengan GeNose saja seharga Rp 30.000 bisa. Lebih murah, dan saya yakin orang akan terdorong datang ke Bali," ujar pria asal Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli ini.
Putu Winastra juga meminta kepada DPD RI dan Pemprov Bali agar vaksinasi juga dipercepat penuntasannya untuk pekerja pariwisata di Bali. ASITA Bali saat ini anggota berjumlah 3.000 orang. "Ya kami berharap pemerintah pusat memberikan bantuan vaksin untuk Bali lebih banyak lagi. Karena target 70 persen vaksinasi di Bali diharapkan tuntas Juni 2021. Sehingga dengan demikian pariwisata Bali cepat bisa dibuka," tegas Winastra.
Syarat ketat bagi pelaku perjalanan yang masuk Bali dan mahal juga diungkapkan Anggota DPD RI Dapil Maluku, Mirati Dewaningsih. Menurut Mirati tes GeNose sebaiknya diberlakukan untuk PPDN yang masuk Bali. "Agar masyarakat tidak terlalu terbebani masalah biaya. Ya GeNose saja. Jangan dimahalin dengan syarat. Ini penting untuk gairahkan ekonomi masyarakat Bali. Karena pariwisata akan kembali bangkit," ujar Mirati Dewaningsih.
Atas desakan pelaku wisata dan DPD RI itu, Wagub Cok Ace mengatakan semuanya akan dikaji dulu. "Usulan masuk Bali dengan Tes GeNose ini ya aspirasi namanya. Kami akan koordinasi dengan stakeholder dulu. Kalau memang nanti dari kajian cukup dengan Tes GeNose ya bisa saja. Kita tentu melihat situasi dan perkembangan Pandemi Covid-19 di Bali," ujar Cok Ace didampingi Anak Agung Gde Agung usai pertemuan kemarin.
Cok Ace menegaskan bahwa pariwisata Bali tetap harus pulih dan didorong bangkit. Namun tetap harus memperhatikan kondisi Pandemi Covid-19 yang belum melandai. "Pertimbangan kesehatan masyarakat harus diperhatikan juga. Tetapi kita tidak boleh lengah," tegas tokoh asal Puri Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Sementara ketika ditanya soal masyarakat yang sudah divaksin tidak perlu menggunakan syarat test antigen berbasis PCR menurut Cok Ace belum bisa diberlakukan. "Kalau dia sudah divaksin pun tetap harus dilakukan tes antigen. Kalau dia negatif silahkan jalan. Kalau positif maka harus ikuti aturan," ujar Ketua PHRI Bali ini. *nat
Komentar